"Tadi malem pulang bareng siapa Kay?." Tanya Mamah Indah menyambut Kaynara yang berjalan menuruni tangga, dengan menempelkan tanngannya di mulut yang sedang menguap.
"Sama Deka mah."
Kaynara mengambil sarapan dengan wajah yang masih ngantuk, sepertinya nyawa Kaynara belum sepenuhnya terkumpul.
"Kok nggak disuruh mampir dulu Dekanya?."
"Nggak mau Dianya, dah kemaleman soalnya"
Tanpa ada jawaban, Mamah Indah hanya menanggapi dengan anggukan saja.
"Mah, abis ini aku mau interview di rumah sakit medika" Ijin Kaynara yang masih mengunyah sarapannya.
"Iya, hati-hati di jalan"
Ibu dan putrinya itu saat ini menyelesaikan sarapannya dengan tenang.
Sehabis sarapan, Kaynara bersiap-siap untuk ke rumah sakit tempat Dia akan interviw nanti, dengan pakaian yang rapi, kini Kaynara siap untuk berangkat ke Rumah Sakit.
Kaynara menaiki mobilnya yang berwarna hitam mengkilat, membuat Kyanara terlihat semakin keren.
Kini mobil yang di naiki Kaynara sudah melaju dengan kecepatan sedang, di dalam mobil Kaynara memutar musik yang membuat Dia merasa tenang.
Ini bukan interview pertama Kaynara, Dia sudah berkali-kali di tolak oleh banyak Rumah Sakit, jadi Kaynara tidak merasa gugup sams sekali.
Mungkin kali ini adalah Rumah Sakit ke 9 yang pernah Kaynara datangi untuk interview. Walaupun kemampuan dan nilai Kaynara sangat bagus, namun persaingan pada zaman sekarang sangatlah ketat, apa lagi di bidang kesehatan, yang semua orang ingin berada di dalamnya.
Kaynara berharap kali ini Dia bisa di terima, dan menjadi intervew terakhir untuk Kaynara. Perjuangan Kaynara bisa sampai saat ini sudah sangat keras dan melelahkan, namun Kaynara adalah seseorang yang tidak mudah menyerah, sebelum sesuatu yang Dia inginkan bisa terwujud,
Kayanar sudah tiba di tempat Dia akan di interview, Dia memasuki ruangan, dan terdapat seseorang yang sudah siap menunggu kedatangan Kaynara.
Berbagai pertanyaan mulai di lontarkan untuk Kaynara, dengan jawaban yang tegas dan memuaskan, semua terjawab oleh Kaynara dengan mudah.
Seseorang yang ada di depan Kaynara menjulurkan tangannya, "Selamat Kaynara, anda telah bergabung dengan rumah sakit kita."
Senyum Kaynara merekah, dan tanganya menjabat lawan bicaranya, akhirnya setelah berkali-kali gagal, kali ini Kaynara resmi menjadi dokter magang di Rumah Sakit Medika.
Ponsel Kaynara berdering, tepat setelah Kaynara keluar darai ruangan interview. "Gue ketrimaa...ke kafe sekarang, gue yang bayarin."
Terdengar suara para sahabatnya yang ikut bahagia dibalik ponsel Kaynara. Kaynara segera menutup telefonnya, dan bergegas menuju kafe untuk bertemu dengan sahabatnya. Mereka akan bersenang-senang merayakan keberhasilan Kaynara.
Dalam perjalanan menuju kafe, Kaynara menelfon Mamahnya untuk memberi tahu bahwa Dia sudah resmi menjadi dokter magang di Rumah Sakit Medika. Pada saat bersamaan, Kaynara terfikirkan oleh seseorang untuk Dia hubungi selanjutnya.
Ardeka. Setiap saat, Deka selalu berada di dalam fikiran Kaynara, bahkan saat di manapun dan kapanpun. Mungkin hanya Deka yang saat ini menempati hati Kaynara. Saat hendak menekan tombol telfon berwarna hijau, ponsel Kaynara berdering lebih dulu, nama Deka terpampang jelas di layar ponsel Kaynara. Mungkin hanya kebetulan? atau memag meeka mempunyai ikatan batin yang sangat kuat?.
Tanpa menunggu lama, Kaynara dengan cepat mengangkat telfon dari Deka. "Halo?." entah kenapa raut wajah Kaynara lebih bersemangat dari sebelumnya.
"Lo sekangen itu ya sama Gue? cepet banget ngangkatnya?." Terdengar tawa jahil Deka dari balik ponsel Kaynara.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARDYNARA
Teen Fiction"Kay, hidup sama aku mau?" "Mauuk" "Tapi aku nggk mau buat kamu sedih" "Aku siap kok buat ngubah kisah kita jadi bahagia" . Kadang gue berfikir, apa gue terlalu egois untuk bisa dapetin elo, padahal gue udah nggak bisa berbuat banyak. . "Kay, nanti...