Ardynara 17

9 1 0
                                    

"Kay, udah di tungguin tuh sama Andre." Teriak Mamah Indah dari dapur.

Ya, Andre setiap pagi selalu menjemput Kaynara, seperti supir pribadinya. Meski Kaynara menolak, Andre tetap memaksa untuk mengantar Kaynara. Bahkan Mamah Indahpun menyetujuinya.

"Iya mah, bentar." Jawab Kaynara yang sedang menuruni anak tangga.

Andre sudah duduk di sofa dengan segelas teh di hadapannya, matanya berubah menjadi lebih berbinar saat Kaynara sudah terlihat. Andre langsung berdiri, dan menunjukkan antusiasnya.

"Nggak usah repot-repot jemput gue tiap hari ndre, kan lo juga mau berangkat kerja." Tegur Kaynara saat melihat Andre di sofa.

"Kan kalian searah, jadi nggak papa dong, yakan nak Andre" Sela Mamah Indah.

Andre mengangguk, menyetujui apa yang dikatakan Mamah Indah saat itu. Kaynara tetap kalah, jika Mamahnya sudah membela Andre.

Kaynara dan Andre bersiap untuk berangkat menuju rumah sakit terlebih dahulu, setelah itu Andre akan melanjutkan perjalanannya ke tempat mengajarnya.

"Ya udah, aku berangkat." Pamit Kaynara sembari bersalaman dengan Mamah Indah.

Disusul Andre yang ikut berpamitan dengan Mamah Indah. Tatapan yang bahagia terlihat dari mata Mamah Indah saat menatap punggung keduanya.

Pintu terbuka, Andre memperlakukan Kaynara layaknya ratu, yang dipersilahkan memasuki kendaraannya.

"Gue bisa buka sendiri Ndre."

Tanpa ada balasan dari Andre, Dia hanya melemparkan senyumannya kepada Kaynara.

Keduanya sudah berada di dalam mobil yang sama, Andre selalu membuka pembicaraan di antara mereka berdua. Kaynara tidak canggung, namun hanya tidak nyaman saat Andre selalu menjemputnya seperti itu.

"Kay, kamu nanti pulang jam berapa?." Tanya Andre.

"Belum tahu, lo nggak usah jemput gue, takutnya kemaleman." Jawab Kaynara dengan menatap kendaraan yang berlalu lalang di depannya.

"Kalo kemaleman, Aku khawatir Kamu kenapa-kenapa Kay." Andre mengarahkan tatapannya ke Kaynara.

"Gue nggak papa, Gue kan udah gede, jadi Gue bisa jaga diri Gue sendiri."

Andre hanya mendengarkan tanpa menyanggahnya, namun wajahnya menggambarkan ketidak setujuan dengan perkataan Kaynara.

Tiba-tiba, Kaynara memandang jam tangan yang Ia kenakan. Ya, itu adalah jam tangan pemberian Deka saat ulang tahun Kaynara. Kaynara mengusap halus jam tangannya, lalu, sudut bibirnya terangkat.

Sesorang di sebelahnya menyadari hal itu. "Kamu suka banget ya sama jam tangan itu? sepertinya setiap hari kamu selalu make itu?."

"Iya, ini jam favorit Gue, Gue sayang banget sama sesorang yang beri jam tangan ini ke gue." Senyum Kaynara terlihat sangat tulus.

"Pasti yang ngasih Tante Indah ya? Kamu kelihatan sayang banget sama Mamah kamu." Tebak Andre.

Kaynara hanya menyeringai, tanpa menjawab perkataan Andre.

Tatapan Kaynara beralih ke luar kaca mobil yang Dia naiki, sendu. "Lo apa kabar Ka.?" Ucap Kaynara dalam hati. Entah kenapa, perasaan rindu sosok Deka tiba-tiba muncul di hati Kaynara.

Sudah hampir satu bulan, sejak kejadian di kefe saat itu, Deka dan Kaynara tidak pernah bertemu, bahkan tidak pernah menghubungi satu sama lain.

Kaynara sangat sibuk dengan pekerjaannya, dan Deka juga sangat sibuk akhir-akhir ini. Keduanya bahkan sangat sulit hanya sekedar istirahat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 01, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ARDYNARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang