💔
Bahagia? Apa itu bahagia?Aku terbangun dari tidurku karena mendengar lantunan Adzan telah berkumandang di masjid yang tak jauh dari rumahku. Aku meregangkan seluruh badanku yang terasa sangat sakit, aku menyingkir bonekaku dan selimut lalu berjalan kearah kamar mandi untuk membersihkan diri dan berwudhu.
Selesai sholat subuh aku meraih ponsel dan mengecek apa kah ada notif dari Sagara. Pesanku dari semalam tak kunjung ia balas, "Apa Sagara marah padaku? Karena aku tak membalas pesannya bahkan tak mengangkat panggilannya?" Pikir ku.
Aku berinisiatif untuk mengirimkan Sagara pesan
-Sagara-
Sagara?
Jadi joggingnya?
Aku tunggu kamu di taman komplek yah?
Send
Aku mematikan ponselku dan mengganti baju menggunakan kaos hitam dan celana training. Aku memperhatikan diriku di cermin. "Huft, bismillah hari yang indah" ucap ku.
Aku bergegas menuju taman dengan berlari lari kecil. Komplek yang begitu sepi tak ada satu pun orang di luaran. Pintu pintu rumah masih tertutup dan lampu teras yang masih menyala. Hanya suara kicauan burung yang terdengar menemaniku menuju taman komplek.
10 menit berlalu, akhirnya aku tiba disana. Aku kembali menghubungi Sagara, namun dia tak kunjung menjawab panggilanku. Jangankan untuk membalas panggilan ku, dia bahkan sama sekali tidak membalas pesanku. Aku kecewa dengan Sagara, kenapa dia bisa semarah ini padaku.
Aku duduk di kursi taman, badanku lelah. Aku kedinginan. Aku menunggu matahari sedikit terlihat untuk kembali kerumah, barangkali Sagara akan datang.
2 jam berlalu, aku masih di tempat yang sama. Namun, tidak terlihat tanda tanda Sagara akan datang. Aku bergegas berdiri dan kembali pulang kerumah.
Sesampainya aku dirumah, aku melihat Ayah bunda sedang bercanda bersama Arhan. Aku tidak menyapa mereka dan langsung berjalan ke arah kamarku.
Aku mendengar Arhan mengatakan sesuatu
"Wah makasih banget bunda" ucap Arhan
"Iya sayang sama-sama" kudengar bunda mengucapkan itu
"Kamu mau kado apa dari Ayah nak?" Tanya ayah pada Arhan.
"Aku mau mobil boleh gak yah?" Tanya Arhan
"Apa sih yang nggak buat anak kesayangan Ayah" ucap ayah
Jujur aku sangat iri pada Arhan, Ayah dan Bunda selalu menuruti kemauan Arhan. Bahkan mereka tak pernah mengucapkan selamat ulang tahun kepadaku apalagi memberikanku kado. Aku masuk kedalam kamar mandi, mengguyur diriku di bawah guyuran shower. Aku menangis, hatiku sakit karna mereka semua, ingin rasanya aku mati sekarang.
Setelah puas menangis di guyuran shower aku menganti pakaianku. Ponselku tiba tiba berdering
"Sagara?" Aku segera mengangkat panggilan dari Sagara
-Halo Saga?
-Ini Bunda Nak (menangis)
-Bu- bunda? Bunda kok nangis? Saga mana?
KAMU SEDANG MEMBACA
Rapuh [Timnas Bromance]
Fanfiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA:)] Tidak ada yang lebih indah dari hidup bersama keluarga yang lengkap. Berbeda dengan Asnawi, keluarganya justru menjadi luka terburuk dalam hidupnya. Dia dijauhi oleh keluarganya karna di tuduh sebagai penyebab kematian Kak...