Aku berjalan memasuki rumahku, rumah ku sepi lagi. Pasti Ayah, Bunda dan Arhan sedang pergi reuni keluarga. Aku berjalan kearah kamar ku berniat untuk mandi.
Aku masuk ke kamarku dan langsung menutup pintu kamarku, aku membanting tubuhku yang lelah di atas kasur.
"Kenapa badanku sakit semua ya Allah" batin ku, nyeri di sekejur tubuhku semakin menjadi, aku bergerak kearah nakas untuk mencari tempat obat.
"Ah sialan, obat pereda nyeri ku habis. Apa yang harus ku lakukan sekarang?" Rutukku pada diriku sendiri.
Perlahan badanku melemas dan pandangan ku mulai mengabur.
BRUKK!
•••••
Aku samar samar mendengar suara Adzan berkumandang di masjid dekat rumah ku. Aku membuka mataku perlahan, kepalaku masih sakit dan badanku masih terasa nyeri.
Aku berjalan kearah kamar mandi untuk membersihkan badanku, jam sudah menunjukkan pukul 18:35
•••••
Hari demi hari telah berlalu, sekarang Aku sudah menyelesaikan ujian Akhir semester. Aku hanya menatap nanar nilai yang nyaris sempurna diatas mejaku. Aku selalu mendapat nilai rapor tertinggi di kelasku, angkanya selalu melebihi angka 90 tetapi tak ada satu pun yang mengucapkan selamat kepadaku.
"Nilai kalian sudah bapak bagikan, jadi saya harap besok kalian dapat membawa orang tua kalian untuk mengambil rapor kalian" kata Pak Bambang, wali kelasku.
Aku hanya tersenyum pedih. Mengajak Ayah dan Bunda, untuk mengambil raporku sama aja aku seperti memaksa untuk menggenggam serpihan beling. Aku bernapas berat. Aku sudah naik ke kelas XII dan Kak Elkan akan mengejar cita-citanya. Dan? Siapa kini yang akan melindungiku?
2 bulan telah berlalu, dan kini aku sudah terbiasa dengan sikap posesif kak Elkan yang semakin menjadi-menjadi.
"Asnawi, Bagaimana dengan nilaimu?" Tanya kak Elkan yang sudah menungguku didepan kelas.
Aku menatap Kak Elkan yang tersenyum di depanku. Hal manis yang selalu Kak Elkan lakukan jika aku belum keluar dari dalam kelas.
"Bagus" jawabku sambil menyerahkan nilaimu di selembar kertas.
"Pintar" Kak Elkan mengusap rambutku.
"Kak?" Panggilku
"Ya?" Jawab Kak Elkan
"Aku gak mau pulang kerumah, aku mau sama Kakak aja"
"Kenapa?" Tanya Kak Elkan
"Pokoknya aku mau sama kakak aja"
"Ya udah, apa sih yang nggak buat kamu" ucap Kak Elkan sambil menarik tanganku menuju parkiran sekolah.
Seketika aku menunduk malu menyembunyikan rona merah di wajahku.
"Jangan pernah menyembunyikan rona merah itu lagi, aku sangat menyukainya" ucap Kak Elkan memegang daguku dan menyuruhku untuk menatapnya.
"Ka-kak suka?" Tanyaku tergugup
"Ya tentu saja" ucapnya tersenyum manis sambil membuka pintu mobil
"Asnawi?" Panggil Kak Elkan
"Iya Kak?"
"Aku rasa kamu makin hari makin manis"
"Dan ingat, aku cuma mengatakan kata kata ini kepadamu saja"
Aku memutar lagu Angel Baby milik Troye Sivan, Aku sangat menikmati lagu ini, mataku pun ikut terpejam untuk menghayatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rapuh [Timnas Bromance]
Fiksi Penggemar[FOLLOW SEBELUM MEMBACA:)] Tidak ada yang lebih indah dari hidup bersama keluarga yang lengkap. Berbeda dengan Asnawi, keluarganya justru menjadi luka terburuk dalam hidupnya. Dia dijauhi oleh keluarganya karna di tuduh sebagai penyebab kematian Kak...