Tear Me Apart

2.3K 141 6
                                    


"Apakah Ayahku mengatakan suatu hal yang membuatmu terganggu?" Tanya Yeonjun yang menyadari perubahan sikap Kai. Kai beberapa kali tersentak kaget saat Yeonjun menyentuhnya, Ia pun seperti menghindari skinships dengan Yeonjun.

"Ah, Tidak. Sepertinya aku hanya tidak terbiasa dengan pesta ini." Ucap Kai beralasan. Ia pun sebenarnya tidak ingin terlalu memikirkan ucapan Ayah Yeonjun padanya. Tubuhnya seolah bergerak menghindar dengan sendirinya setiap kali Yeonjun menyentuhnya.

"Kau seperti menghindari sentuhanku." Ucap Yeonjun tidak membiarkan Kai lolos begitu saja.

"Kau tau kan kalau aku tidak suka memamerkan kemesraan di depan umum." Ucap Kai menatap Yeonjun.

Kai berbeda dengan Yeonjun yang tidak peduli dengan apa perkataan orang lain tentang dirinya, Ia tidak malu - malu untuk memeluk atau pun bergelayut manja di lengan kekasihnya itu saat di depan umum. Saat di sekolah menengah atas dulu pun tidak ada orang yang tidak tau tentang hubungannya dengan Kai. Ia ingin menunjukan pada orang lain bahwa Kai adalah miliknya. Kai cukup pendiam di sekolahnya dan tidak menyukai kehidupannya menjadi sorotan namun cukup banyak murid lain di sekolahnya dulu yang diam - diam menyukainya. Mereka tentu saja tidak berani untuk bersaing dengan Yeonjun. Kai mendapatkan banyak hadiah saat hari valentine di dalam loker sekolahnya dan itu membuat Yeonjun kesal. Ia sudah memasang label bahwa Kai adalah miliknya namun masih saja ada orang yang berani memberikan Kai coklat saat valentine, mereka secara sembunyi - sembunyi menyimpannya di loker.

Kecemburuan Yeonjun sering kali menimbulkan pertengkaraan pada hubungan mereka. Pada awalnya Kai menganggap sifat cemburu Yeonjun itu menggemaskan. Namun lama - kelamaan Kai sering kali merasa jengah juga karena sifat cemburu buta Yeonjun yang sering kali mencemburui hal - hal kecil.

"Aku mengajakmu ke pesta ini karena ingin menunjukan hubungan kita pada yang lain. Tapi Kau bersikap seolah malu menunjukan hubunganmu denganku."

"Bukan begitu, Hyung. Aku hanya tidak terbiasa dengan hal ini. Ini pertama kalinya aku bertemu dengan keluargamu, hal itu membuatku canggung." Kai tidak ingin memperpanjang masalah dan menimbulkan drama yang akan jadi tontonan orang - orang disana. Yeonjun seolah tidak peduli dan tidak menurunkan nada bicaranya, jika saat itu tidak ada suara musik yang mengalun maka orang yang duduk di dekat mereka dapat mendengar apa yang Yeonjun ucapkan.

Kai melirik pada Ayah Yeonjun yang duduk tidak jauh dari kursi mereka bersama rekanan bisnisnya. Ayah Yeonjun nampaknya tidak menyadari akan apa yang dilakukan Yeonjun. Kai harus segera menenangkan kekasihnya itu yang emosinya bisa meledak kapan saja.

"Maafkan Aku, Hyung." Ucap Kai, menggenggam satu tangan Yeonjun yang berada di pahanya dan mengusapnya perlahan. Apa yang dilakukan Kai tidak akan terlihat oleh orang lain karena ada sebuah meja yang terletak di depan mereka.

Kai seringkali merasa lelah karena selalu Ia yang harus meminta maaf setiap kali mereka bertengkar meskipun Kai tidak melakukan kesalahan. Hari itu Kai mengatakannya untuk menenangkan Yeonjun.

"Jangan pernah menghindari sentuhanku, Kai. Kau adalah milikku." Ucap Yeonjun.

"Iya, Aku milikmu, Hyung."

"Aku ingin menciummu." Kedua mata Kai membulat kaget mendengar ucapan Yeonjun. Ia berpikir bahwa tidak mungkin kan jika pacarnya itu ingin Ia menciumnya saat itu juga.

"Tidak disini, Hyung."

"Kenapa?"

"Karena jika aku menciummu sekarang aku tidak yakin dapat berhenti dan menahan diriku untuk tidak melakukan hal lain. Bagaimana jika kita pergi ke kamar sekarang dan menikmati malam berdua saja?" Kai menyesal telah mengucapkan kata - kata yang terdengar menggelikan itu. Ia harus segera mencari alasan agar Yeonjun tidak meminta Kai untuk menciumnya saat itu. Kai tau betul akan sikap Yeonjun yang jika Ia menginginkan sesuatu maka Ia harus mendapatkannya saat itu juga. Jika Kai menolak maka amarah pacarnya itu pasti akan meledak dan pertengkaran mereka akan menjadi tajuk utama esok hari.

Mine ~Kaijun/yeonkai~ 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang