06. AJUN

2.9K 345 37
                                    

Hai, jangan lupa buat ninggalin jejak kalian yaa🙏🏻😭
.
.
.

~Happy reading~

••••••

Brak

"Ckk, liat-liat dong kalo jalan!"

"Maaf, saya bener-bener gak sengaja. Saya bakal ganti rugiーminuman kamu juga biar saya ganti dengan yang baru."

"Gak usah, gak perlu." Jujur aja, Ajun udah gak mood banget buat sekedar minum doang. "Lagi buru-buru kan? Lanjut aja, gak usah repot-repot buat ganti rugi segala."

Pria itu menggeleng, ia mengeluarkan beberapa lembar uang dengan pecahan seratus ribuan untuk selanjutnya diberikan kepada Ajun secara cuma-cuma. "Tolong diterima, saya gak mau lepas tanggung jawab gitu aja."

Ajun menghela napasnya. "Ya udah, gue terima. Thanks ya."

Ajun tersenyum dan dibalas dengan senyuman serupa oleh pria dihadapannya itu. Setelah selesai dengan drama tabrakan itu, Ajun datang menghampiri Glenka dengan eskpresi yang suram.

"Jun, kenapa lama banget sih? Mana pesenan gue?" Cecar Glenka setibanya melihat kedatangan Ajun.

"Sabar, Glen." Ajun duduk tepat di samping Glenka, ia menenggelamkan wajahnya di atas meja. "Gue minta maaf, tadi ada orang yang nabrak gue dan buat minuman lo tumpah." Ajun melirik Glenka sekilas.

Setelah mendengar penjelasan itu, Glenka pun mengangguk paham, ia mengerti dengan apa yang dirasakan oleh Ajun saat iniーAjun itu tipikal orang yang gampang banget badmood apalagi kalo lagi cape kaya sekarang.

"Baju lo basah, ganti dulu gih, nanti masuk angin lagi."

Ajun menggeleng kecil. "Gue gak bawa baju lagi. Biarin gini aja, lagian yang basah juga cuma dikit kok."

"Dikit dari mana? Ganti baju sana, pake hoodie gue aja nih." Glenka memberikan hoodie yang sempat dipakainya kepada Ajun.

Ajun diam dan tidak memberikan tanggapan apapun.

"Jun, cepetan pake. Gue tungguin di sini." Suruh Glenka membuat Ajun mengangguk nurut.

"Lo nunggu di mobil aja, biar kita bisa langsung cabut dari sini." Ucap Ajun seraya memberikan sebuah dompet dan kunci mobil miliknya.

"Ya udah, tapi jangan lama-lama ya, Jun?"

Ajun ngangguk. "Lo juga jangan kemana-mana sampe gue dateng." Perintahnya membuat Glenka mengacungkan kedua jempolnya.

"Aman, tenang aja."

"Glenka, ngapain kamu di sini?"

Belum sempat Glenka membuka pintu mobil, suara bariton itu telah lebih dulu berhasil membuat Glenka menolehkan kepalanya ke belakang. "Loh? Pak dokter?"

"Ckk, udah berapa kali saya bilang jangan panggil saya dengan embel-embel dokter." Yoshi berdecak kesal.

"Ya maap."

Yoshi menghela napas sebelum akhirnya ia kembali membuka suara. "Jawab pertanyaan saya, ngapain kamu di sini? Ini mobil siapa?" Yoshi memicingkan matanya ketika melihat mobil mercy hitam yang terparkir rapi tepat di belakang Glenka.

"Sama temen, ini juga mobil punya dia." Jawab Glenka dengan malas. "Kamu sendiri ngapain di sini?" Tanya Glenka dengan tatapan menyelidik.

"Saya ke sini mau ngecek kondisi cafe."

"Ngecek kondisi cafe?" Glenka mengerutkan keningnya, bingung. "Jadi ini cafe punya kamu?"

Yoshi mengangguk

NIKAH MUDA-YOSHINORITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang