~Happy reading~
••••••
Sudah satu minggu ini Glenka tidak pulang ke rumahnya dengan Yoshi. Terlalu sakit rasanya hanya untuk sekedar bertemu dengan laki-laki yang sudah hampir setahun menjadi suaminya itu. Shanti── bundanya Ajun lah yang memintanya untuk tinggal sementara waktu di salah satu rumah miliknya yang sebenarnya sengaja dibangun untuk nantinya akan ditempati oleh Ajun ketika ia sudah menikah nanti.
Keluarga Glenka sendiri pun tidak ada yang tahu, bahkan Mino ataupun Kristal pun tidak tahu jika anak perempuan satu-satunya mereka itu tinggal di rumah milik tetangganya itu.
Jarak rumah Ajun yang sekarang ditempati Glenka itu memang tidak jauh dari perumahan Grand Waiji, namun tempatnya cukup privat dan tidak sembarang orang bisa masuk ke dalam komplek perumahan itu.
Untuk Yoshi sendiri, dokter muda itu juga tidak henti-hentinya selalu mencoba untuk menghubungi Glenka melalui sambungan telepon ataupun pesan chat. Glenka tidak tahu itu, ia tidak pernah mengecek kembali handphonenya usai kejadian di bioskop minggu kemarin.
"Hahha, perut lo makin besar ya? Berapa bulan kalo boleh tau?" Tanya Ajun, menyimpan ponselnya dan beralih untuk memperhatikan perut Glenka yang memang sudah terlihat besar itu.
"Delapan bulan."
"Loh? Kalo gitu bulan depan udah lahiran dong?"
Glenka mengangguk seraya mengelus perutnya yang sudah besar itu. "Gue bingung, Jun. Masa gue lahiran gak ditemenin sama suami gue? Kasian anak gue, belum lahir aja hubungan orangtuanya udah gak jelas kaya gini." Ucapnya, kemudian menghela napasnya dalam-dalam.
Ajun tertegun. Bisa gak sih gue aja yang jadi suami lo?
"Emm, gue pegang perut lo boleh?" Ucap Ajun, sungkan.
Glenka mengangguk, mempersilakan Ajun untuk memegang perutnya.
Tentu Ajun langsung sumringah saat Glenka mengizinkannya. Ia langsung turun dari kasur, menghampiri Glenka dan berjongkok di depan kaki Glenka yang tengah duduk di sofa itu. "Hai calon orang hebat. Ini om Ajun, sahabatnya mama kamu.... Sehat-sehat ya, nak? Jangan buat mama kesusahan di dalem sana. See you next time, sayang. Om tunggu kamu di sini." Ucapnya sembari mengelus lembut perut Glenka.
Ajun terdiam, matanya membulat karena terkejut. "Eh? Lucu banget, dia langsung nendang-nendang." Ucapnya, sangat excited.
Glenka mengangguk, terkekeh kecil melihat Ajun yang baru pertama kali merasakan hal seperti ini dalam hidupnya. "Sumpah, ini pertama kalinya gue ngerasain bayi nendang-nendang di dalem perut. Gue boleh nguping gak?"
Lagi-lagi Glenka hanya bisa mengangguk, mempersilakan Ajun untuk menempelkan telinganya tepat di perut besar itu.
"Bunyinya kaya orang kelaparan ya? Tapi kaya ada yang nendang-nendang gitu dari dalem. Bayi lo aktif banget sih, mau jadi pemain bola kayanya." Celetuknya.
"Anaknya cewek, Jun. Masa iya mau jadi pemain bola?"
"Oh? Cewek ya? Tapi jadi pemain bola putri gak ada salahnya tau. Keren, gue suka."
"Enggak ah, nanti lo malah naksir sama anak gue lagi."
"Sembarangan, mending gue sama emaknya aja kali, Glen." Balas Ajun, spontan.
KAMU SEDANG MEMBACA
NIKAH MUDA-YOSHINORI
Fanfic"Saya akan tanggung jawab." Gimana jadinya kalo mahasiswi yang tadinya mau KKN malah kepaksa harus menikah dengan seorang dokter yang sedang bertugas di kampung yang sama. Penasaran kan? Makanya ayo mampir dulu siapa tau suka sama alur ceritanya.