~Happy reading~
•••••
Pening dan mual sudah dirasakan Glenka sejak tadi malam. Wanita cantik itu terus saja memuntahkan makanan yang baru saja masuk ke dalam perutnya, membuat Yoshi bingung sekaligus khawatir dengan kondisi sang istri.
Bahkan pemuda Kanemoto itu sampai mengambil cuti untuk menemani Glenka di rumah. Seharian Yoshi tidak berani berjauhan dengan wanita cantik itu. Apalagi Glenka hanya akan tertidur setelah Yoshi memberikan sentuhan halus pada bagian pucuk kepalanya.
Pemuda berdarah Jepang itu diam, menatapi wanitanya dengan tatapan khawatir. "Sebentar, saya ambil stetoskop dulu."
Glenka mengangguk lemas.
Setelah mendapat persetujuan, Yoshi beranjak untuk mengambil kantong first aid kit yang selalu ia bawa kemana-mana. Disana terdapat banyak obat-obatan dan peralatan medis yang berguna untuk memberikan pertolongan dan perawatan sementara sebelum nantinya akan mendapat pertolongan lanjutan.
Yoshi keluar dari kamar dengan sangat tergesa-gesa. Mengambil kunci mobil dari laci, ia berlari kecil menuju garasi. Ditekan tombol unlock, membuat pintu mobil itu terbuka dengan sendirinya. Dokter muda itu pun segera mengambil kantong first aid kit yang ia simpan di jok belakang khusus penumpang. Ditutup kembali pintu mobil, Yoshi pun kembali berlari kecil menuju kamar utama.
Klek
"Ayo, saya periksa dulu." Katanya sembari mengeluarkan stetoskop dari dalam kantong.
Pemuda Kanemoto itu duduk di tepi ranjang, kemudian mengelus lembut surai wanitanya. "Masih mual?"
Glenka mengangguk lemas.
Yoshi, dokter muda itu pun mulai memeriksa bagian dada wanita cantik itu dengan stetoskop miliknya. Meskipun tangannya berada pada bagian dada milik sang istri, namun pandangan matanya tetap tertuju pada mata sayu milik istrinya itu.
"Sebentar, saya periksa dulu bagian perut kamu." Katanya sembari menempelkan bagian inti stetoskop ke bagian perut Glenka dengan sangat hati-hati.
Yoshi tersenyum tipis dengan tatapan teduhnya. "Kamu tunggu di sini, saya mau menemui Bi Sumi." Ia beranjak, namun pergelangan tangannya segera ditahan oleh Glenka.
Yoshi menoleh, ia menatap Glenka sembari mengangkat kedua alisnya. "Jangan lama-lama." Lirih wanita cantik itu.
Yoshi tersenyum, ia mengangguk kecil seraya mengelus tangan Glenka yang tadi sempat menahan pergerakannya. "Gak akan lama kok."
Benar saja, tidak sampai lima menit Yoshi sudah kembali ke kemar dengan membawa semangkuk bubur dan segelas air hangat. "Bi Sumi buatin kamu bubur, tolong dimakan ya?"
Glenka mengangguk mengiyakan meskipun dirinya sendiri tidak yakin.
Yoshi terkekeh gemas sembari duduk di tepi ranjang. Dokter muda yang memiliki paras tampan itu membantu wanitanya untuk duduk dan menyandarkan kepalanya pada bantal yang sudah ia siapkan. "Makan ya, saya suapin."
Suapan pertama pun masuk ke dalam mulut Glenka. Wanita cantik itu tetap mengunyah suapan pertama tadi meskipun sedang tidak selera. "Pak dokter...."
Yoshi mengangkat kedua alisnya. "Kenapa.... Kenapa sayang?"
Glenka diam, jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya saat Yoshi mengatakan 'sayang'. Ditambah lagi ini kali pertamanya Glenka melihat Yoshi berperilaku selembut ini.
"Kenapa? Mau apa?" Tanyanya lembut.
Glenka tersenyum, kemudian menggeleng kecil sembari memalingkan wajahnya saat Yoshi hendak memberinya suapan untuk ketiga kalinya. "Udah makannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
NIKAH MUDA-YOSHINORI
Fanfic"Saya akan tanggung jawab." Gimana jadinya kalo mahasiswi yang tadinya mau KKN malah kepaksa harus menikah dengan seorang dokter yang sedang bertugas di kampung yang sama. Penasaran kan? Makanya ayo mampir dulu siapa tau suka sama alur ceritanya.