33. MENYESAL

1.1K 148 74
                                    

~Happy reading~

••••••

Terhitung sudah tiga jam pria koala itu berkutat dengan iPad silver miliknya. Ajun terlalu fokus merancang desain arsitektur yang diperintahkan oleh atasannya sore tadi. Sangat mendadak memang, tapi Ajun tetaplah Ajun. Pria itu selalu berambisi untuk menyelesaikan pekerjaannya secepat mungkin.

Meskipun sudah memasuki jam makan malam, sepertinya Ajun tidak ada niatan sedikit pun untuk menghentikan pekerjaannya itu. Ia sangat menghargai waktu dan uang. Beruntung sekali wanita yang mampu membuat Ajun mengesampingkan moto hidupnya itu.

"Jun, makan dulu. Kerjanya dilanjut nanti."

Ajun tersenyum, menolehkan kepalanya seraya menyimpan Ipad-nya di atas sofa. "Kamu makan duluan gih, aku masih harus nyelesain dulu kerjaan ini."

"Gak laper emang? Aku suapin ya?"

Ajun menggeleng. "Engga, sayang.... Kamu makan duluan aja, jangan nungguin aku." Ucapnya seraya tersenyum.

"Tadi siang juga kamu bilangnya gitu, tapi nyatanya kamu gak makan. Mending sekarang aku suapin aja ya?"

Seketika Ajun terkekeh setelah mendengar itu. "Mending kamu suapin Gyura aja, aku bisa makan sendiri kok."

"Gyura udah makan, ayahnya yang belum."

Ajun mengangguk pasrah, berdiri dari tempat duduknya untuk menghampiri sosok wanitanya.

"Nah, gitu dong. Makan dulu, baru nanti kerja lagi. Cari cuan yang banyak buat aku sama Gyura."

"Gyura sayang, sini sama ayah aja. Jangan sama buna mulu, nanti ketularan suka uang." Balas Ajun seraya mengambil alih bayi mungil itu.

"Ck ck ck, bapak Ajun ini kadang suka gak ngaca ya."

"Bercanda sayang.... Udah yuk? Katanya mau suapin aku?" Ucap Ajun, terkekeh kecil seraya mengusap lembut pucuk kepala wanita yang berdiri dihadapannya itu.

"Gak jadi deh, lagian kamu juga bisa makan sendiri." Balasnya, meninggalkan Ajun yang tengah menggendong anak mereka.

Lagi-lagi Ajun hanya bisa tersenyum pasrah menatap kepergian wanitanya. "Untung sayang...."

"Cantiknya ayah, jangan contoh kelakuan buna ya?" Ucapnya pada bayi mungil yang tengah berada di gendongannya itu.

Membawa langkahnya keluar dari ruang kerja miliknya, pria bertubuh jenjang itu pergi untuk menyusul langkah kaki wanitanya yang sudah lebih dulu berada di meja makan. "Cantiknya buna, ayo sini sama buna dulu."

Bayi mungil itu menggeleng dan langsung menenggelamkan wajahnya di dada bidang milik Ajun. "Sini sayang sama buna dulu. Biarin ayah makan dulu."

Lagi-lagi bayi mungil itu menenggelamkan wajahnya di dada bidang milik Ajun sebagai bentuk penolakan bahwa ia enggan untuk berpindah dari gendongan ayahnya. "Biarin aja, anaknya juga gak mau bun." Ucap Ajun seraya menepuk popok bayi mungil itu.

"Emang kamu gapapa? Nanti kalo makannya susah gimana?"

Ajun menggeleng santai. "Gapapa, kan ada kamu. Suapin ya?" Balas Ajun.

NIKAH MUDA-YOSHINORITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang