21. PISAH RANJANG?

1.7K 225 35
                                    

~Happy reading~

••••••

"Kamu yakin sayang mau tinggal sendiri? Kenapa kamu gak tinggal di sini aja? Kamu lagi hamil besar loh, Revan juga masih kecil. Nanti kalo kamu kewalahan gimana?"

Glenka diam sejenak, mencoba memikirkan kembali ucapan Shanti yang memang ada benarnya itu. Tapi pendiriannya tetap kuat, Glenka harus pergi dari rumah Ajun, ini demi kebaikan bersama. Glenka tidak mau jika nantinya Ajun akan disalahkan atas kejadian ini.

"Glenka yakin, Bun. Glenka mau nyari kosan aja, atau apartemen mungkin? Tapi kayanya bakal nyari kosan aja deh, biar gampang kalo mau minta anter waktu lahiran nanti. Lebih murah juga, soalnya Glenka butuh biaya yang cukup besar buat lahiran." Balas Glenka, masih teguh pada pendiriannya.

"Baju-baju kamu gimana? Masih di rumah suami kamu kan?"

Glenka mengangguk.

"Gak mau diambil aja? Nanti biar Ajun yang nemenin. Iya kan, Jun?" Ucap Shanti pada Ajun.

Ajun mengangguk mengiyakan.

"Gak usah, Bun. Nanti malah ketauan lagi." Tolak Glenka.

"Gini aja, lo punya nomornya Bi Sumi kan?" Tanya Ajun.

Glenka mengangguk.

"Oke, sekarang tanyain, suami lo ada di rumah gak? Kalo gak ada, mending kita cepetan ke sana. Packing semua barang-barang lo yang ada di sana. Kalo lo gak mau sama gue, mending lo ke sananya sama bunda aja." Saran Ajun dengan nada bicara yang mendadak dingin, tidak seperti biasanya.

Shanti mengangguk setuju. "Iya, sayang. Ajun bener, coba telpon dulu asisten rumah tangga kamu." Tambahnya.

Glenka terdiam, terkejut sekaligus bingung. Astaga, hp gue dimana ya?

"Kenapa, sayang? Kok tiba-tiba panik kaya gitu?" Tanya Shanti, bingung dengan perubahan ekspresi wajah dan sikap yang ditunjukkan Glenka saat ini.

"A-anu bun, aku lupa nyimpen hp."

Ajun bersikap dada seraya menggelengkan kepalanya. Sifat cerobohnya gak ilang-ilang ternyata.

"Ck, ada-ada aja. Ya udah, sekarang kita ke rumah lo. Gue sama bunda bakal nganterin lo." Final Ajun. "Nanti bunda masuk ke dalem, bantuin Glenka packing. Aku di mobil aja, diem sama Revan sekalian mantau situasi." Lanjut Ajun pada Shanti.

Shanti mengangguk setuju. "Oke, bunda siap-siap dulu ya?"

Ajun mengangguk. "Iya, Bun. Ajun juga mau manasin dulu mesin mobil."

"Oke." Balas Shanti, kemudian terburu-buru memasuki kamarnya.

Kini hanya tinggal mereka bertiga yang tersisa di ruang keluarga. Ajun, Glenka, dan Revan yang tengah tertidur pulas di gendongan Ajun.

Glenka masih diam, melirik Ajun dengan tatapan sendu.

Ajun membalas tatapan itu, kemudian bangkit dari sofa dan berlalu pergi meninggalkan Glenka sendirian di ruang keluarga.

"Jun, lo bener-bener ngejauhin gue ternyata....." Lirihnya, memandangi punggung Ajun yang kian menjauh dari pandangannya.

Gue harap, keputusan ini bisa jadi jalan yang terbaik buat kita berdua. Dan sampai kapanpun, lo tetep punya tempat khusus di hati gue, Jun....

NIKAH MUDA-YOSHINORITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang