chapter 3

6.6K 445 6
                                    

satu bulan kemudian

haechan kini sedang berbaring di kasurnya. tubuhnya lemas, ia baru saja memuntahkan isi perutnya yang bahkan belum terisi makanan sedikitpun. usia kandungan haechan kini sudah memasuki bulan ke dua dan akhir-akhir ini ia selalu mengalami morning sick hampir setiap pagi.

ceklek.

haechan menoleh kearah pintu kamarnya yang dibuka oleh seseorang, ternyata itu ibunya.

Ten berjalan memasuki kamar haechan dengan membawa nampan yang berisi semangkuk bubur dan segelas air putih, ten meletakkan nampan nya di meja nakas samping tempat tidur haechan kemudian ten duduk disamping tempat tidur haechan lalu mengusap kening haechan yang sedikit berkeringat.

"mual lagi?" tanya ten lembut.

haechan hanya mengangguk.

ten hanya tersenyum maklum "kalau begitu sekarang kau harus mengisi perutmu, eomma sudah membuatkan bubur untukmu"

haechan menggeleng sebagai jawaban. ia mendekat kearah Ten lalu memeluk pinggang ten menyembunyikan wajahnya diperut sang ibu.

"tidak mau, perutku pasti akan menolak makanan yang kumakan dan akan berakhir dengan memuntahkannya lagi." keluh haechan.

"tapi setidaknya kau harus mengisi perutmu, kasian baby akan kelaparan didalam sana jika kau tidak memakan apapun" bujuk ten sembari mengarahkan telunjuknya ke perut haechan.

mendengar bujukan dari ten akhirnya haechan mau memakan buburnya.

namun pada suapan kelima haechan kembali merasakan mual. dengan cepat ia menutup mulutnya lalu berlari menuju kamar mandi memuntahkan isi perutnya kedalam wastafel.

ten menyusul haechan kedalam kamar mandi ia mendekat kearah haechan lalu memijat tengkuknya.

merasa lebih baik lalu haechan berkumur untuk membersihkan sisa muntah yang ada disudut bibirnya.

"wajahmu pucat sekali lebih baik kau kembali kekasur dan istirahat." ujar ten lalu memapah haechan untuk kembali kedalam kamar.

haechan kembali berbaring di tempat tidurnya. rasa mualnya sudah hilang namun sekarang kepalanya terasa sangat pusing, ia memijat pelipisnya pelan.

"kau merasakan sesuatu?" tanya ten khawatir.

"kepalaku hanya pusing" jawab haechan

"minumlah dulu lalu setelah ini kau boleh kembali ber istirahat." ujar ten lalu menyodorkan segelas air putih pada haechan.

haechan hanya meneguk setengahnya lalu kembali berbaring.

"jika kau membutuhkan sesuatu, beritahu eomma atau para maid" ujar ten sembari membereskan bekas sarapan haechan.

Ten hendak pergi meninggalkan kamar haechan namun ia kembali berbalik saat haechan memanggilnya.

"eomma aku menginginkan buah semangka" ujar haechan dengan bibirnya yang mengerucut.

Ten mengerutkan keningnya "semangka? bukankah kau tidak menyukai buah itu" tanya ten bingung.

haechan terdiam sejenak memikirkan apa yang baru saja ten ucapan. benar apa kata ten, dirinya tidak menyukai buah semangka tapi ntah kenapa tiba-tiba ia sangat menginginkan buah itu.

"aku juga tidak tau, ayolah eomma aku sangat menginginkan buah semangka" rengek haechan.

ten hanya tertawa pelan melihat kelakuan haechan, sepertinya ten mengerti jika anaknya ini sedang mengidam.

"baiklah tunggu sebentar eomma akan menyuruh maid untuk membelikan buah semangka ke supermarket."

mendengar jawaban ten, haechan langsung menggelengkan kepalanya.

RESPONSIBLE [markhyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang