chapter 11

4.5K 305 25
                                    

tiga bulan sudah berlalu. setelah mengakui perasaannya masing-masing, hubungan keduanya menjadi semakin dekat. haechan pun sudah terbiasa dengan sikap mark yang selalu menempel padanya. bahkan sekarang haechan juga sudah lumayan dekat dengan jaemin, tapi jika dengan jeno ia masih merasa sedikit canggung.

"bagaimana paman, apa bayiku tumbuh dengan sehat?" tanya haechan pada seorang dokter yang tengah memeriksa kandungannya.

"sangat sehat. kau lihat saja bahkan pergerakannya sangat aktif." jawab dokter yang ber name tag moon taeil.

hari ini haechan memiliki jadwal untuk memeriksa kandungannya. dan dokter yang sedang memeriksa kandungannya itu adalah dokter taeil. suami dari moon doyoung sekaligus sahabat orang tua haechan.

senyuman manis terbit dari bibir haechan, matanya tertuju pada layar monitor yang menampilkan sang buah hati tengah bergerak dengan lincahnya didalam perutnya itu.

"ekhem, apa kami boleh tahu jenis kelaminnya?" tanya mark yang sedari tadi ikut menemani haechan.

taeil tersenyum simpul lalu menganggukkan kepala.

"tentu saja bisa." ucapnya lalu menggerakkan transducer tersebut pada sisi bawah perut haechan.

"kalian bisa lihat dibagian sana?"

mark dan haechan memperlihatkan layar monitor tersebut dengan seksama.

"jenis kelaminnya perempuan." ucap taeil.

haechan kembali tersenyum. namun beda halnya dengan mark, ekspresinya tiba-tiba berubah menjadi murung. haechan yang menyadari hal tersebut langsung saja menyentuh rahang tegas milik sang suami.

"hyung kau baik-baik saja?" tanyanya was-was.

mark menoleh kearah haechan lalu tersenyum kecil. "hm aku baik-baik saja."

jujur saja mark merasa sedikit kecewa karena anak pertamanya bukanlah anak laki-laki. bukannya ia tak mau mempunyai anak perempuan, hanya saja ia sudah memiliki rencana untuk mewariskan perusahaannya pada putra pertamanya jika dirinya sudah tua kelak. namun keinginannya untuk mempunyai anak pertama laki-laki harus gagal.

"tapi bisa saja jenis kelaminnya berubah." ucap taeil yang langsung membuat mark dan haechan mengernyit bingung.

"maksud paman?" tanya haechan.

"biasanya jenis kelaminnya akan terlihat sangat jelas jika umur kandungannya sudah berusia tujuh atau delapan bulan. karena kandungan mu masih berusia lima bulan, jadi kemungkinannya jenis kelamin anakmu belum tentu perempuan. bisa jadi saja jenis kelaminnya berubah menjadi laki-laki jika usia kandungan mu sudah delapan bulan." jelas taeil.

"benarkah?" mark menatap penuh harap pada taeil.

"biasanya memang seperti itu. kenapa, sepertinya kau tidak ingin mempunyai anak perempuan?" canda taeil.

mendengar perkataan taeil, haechan langsung melirik tajam kearah mark seolah mengatakan 'apa benar kau tidak mau mempunyai anak perempuan'.

mark yang ditatap seperti itu langsung saja gelagapan. lihatlah, bahkan sekarang bukan lagi haechan yang takut dengan mark, melainkan mark sendiri yang takut dengan sang istri.

"b-bukan seperti itu... memang aku menginginkan anak laki-laki, agar dia bisa menjaga adik-adiknya jika dia sudah dewasa. tapi jika mendapatkan anak perempuan aku tidak akan keberatan, lagipula kita masih bisa membuatnya lagi, bukankah begitu?" ucapnya yang langsung dihadiahi cubitan maut dari sang istri.

"bahkan anakmu yang ini saja belum lahir dan kau dengan entengnya kau berkata seperti itu?" haechan mendelik kesal.

"aku hanya bercanda sayang" ucap mark sambil mengusap-usap perutnya yang terasa perih akibat cubitan istrinya tersebut.

RESPONSIBLE [markhyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang