𝐯𝐢𝐢𝐢. 𝐬𝐞𝐫𝐨𝐭𝐨𝐧𝐢𝐧.࿐📹

354 72 92
                                    

𝐇 𝐀 𝐓 𝐄
𝐓𝐇𝐄  𝐖𝐀𝐘
𝐘𝐎𝐔 𝐋𝐎𝐕𝐄 𝐌𝐄.
🤦🏻‍♂️🤙🏻❤️🤛🏻🤦🏻‍♀️

「 𝐬𝐞𝐫𝐨𝐭𝐨𝐧𝐢𝐧. 」

Bukankah semalam ucapannya sudah teramat jelas bahwa ia benar–benar menolak Alex? Lantas, kenapa pria satu ini seakan menuli dan tak pernah mengindahkan itu semua?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bukankah semalam ucapannya sudah teramat jelas bahwa ia benar–benar menolak Alex? Lantas, kenapa pria satu ini seakan menuli dan tak pernah mengindahkan itu semua?

Sembari genggaman mereka yang masih bertautan, tubuh Renee tak memberi respon apapun. Membuang wajah ke arah lain. Merasakan darah yang berdesir hebat akibat pertemuan antar epidermis yang kini bersentuhan. Merasakan telapak hangat yang sesekali kerap meremat erat jemarinya. Merasakan kekacauan denyut jantung yang berangsur lenyap tiap kali kulit mereka bersinggungan.

Hingga...

Bagai tersengat listrik, tubuh Renee refleks terperanjat kecil dalam sikap acuh tak acuh. Mendapati punggung tangannya diberi kecupan oleh Alex pada detik–detik terbaik. Lewat ekor mata, Renee mendapati bahwa siluet itu masih larut pada layar laptop. Ya Tuhan, kegilaan baru jenis apa lagi ini....

Selesai mengarahkan kursor pada opsi kirim dengan jemari kirinya, Alex berhela lega. Seolah tak terjadi hal apapun. "Akhirnya, selesai juga."

Menemukan celah, Renee melepaskan genggaman sepihak. Mengambil deru gugup sebelum berujar ketus, "Bagus. Cepat keluar. Aku mengantuk."

Tertegun, Alex berhela kemudian. Samar. "Hm. Istirahatlah."

Serempak, keduanya beranjak menuju pintu. Saling membisu. Seolah terjebak dalam labirin benak yang belum menemukan ujung. Sebelum benar–benar angkat kaki dari sana, Alex memberi perhatian pada plester di dahi tersebut. "Makanlah selagi hangat."

Renee mengangguk kaku. Memberi akses bagi sang tamu untuk keluar dari kamar, barulah ia mengunci pintu. Bersandar punggung di balik sana, sesekali menggerutu dungu. Aneh ... aneh! Ia tertegun memegangi tangan, kemudian meraba degup jantung yang tak lagi karuan seperti tadi. Bahkan, ia seakan melupa atas segala obat yang selama ini ampuh mengatasi rasa sakit. Semua teralihkan begitu saja atas sentuhan pria bernama Alexander Stein. Malam ini.

Kemudian, detak demi detak kembali berpacu tak karuan ketika ingatan tentang permukaan bibir Alex menyentuh punggung tangannya terpanggil begitu saja. Tidak! Ini semua hanya efek dari perutnya yang kosong. Ini semua tak boleh dibiarkan!

"Aneh...." Langkah Renee bergerak gontai, membawa bungkusan makanan itu menuju dudukan. Merogoh isinya, turut ia temukan sebotol minuman coklat yang masih hangat dengan tempelan kertas post–it. Isinya;

𝐼'𝑙𝑙 𝑏𝑒 𝑦𝑜𝑢𝑟 𝑠𝑒𝑟𝑜𝑡𝑜𝑛𝑖𝑛. —𝐴.

"Gila...." Coba saja lakukan, atau kau akan menyerah dengan sendirinya. Pula, dari mana Alex tahu ia menginginkan coklat panas sedari tadi? Tebakan yang mengerikan. Hendak diremukkannya kertas post–it barusan, tapi tak jadi. Entah mengapa. Lebih memilih menempelkannya ke dahi sendiri, sebelum benar–benar mengisi perut.

hate the way you love me. [vrene] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang