𝐱𝐢𝐢. 𝐦𝐨𝐨𝐝𝐲 𝐦𝐚𝐝𝐧𝐞𝐬𝐬.࿐📹

349 67 148
                                    

𝐇 𝐀 𝐓 𝐄
𝐓𝐇𝐄 𝐖𝐀𝐘
𝐘𝐎𝐔 𝐋𝐎𝐕𝐄 𝐌𝐄.
🤦🏻‍♂️🤙🏻❤️🤛🏻🤦🏻‍♀️

「 𝐦𝐨𝐨𝐝𝐲 𝐦𝐚𝐝𝐧𝐞𝐬𝐬. 」

Keterkejutan pada wajah itu tak dapat terelakkan, tatkala mendapati satu punggung yang tak asing terduduk begitu saja di atas ranjangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keterkejutan pada wajah itu tak dapat terelakkan, tatkala mendapati satu punggung yang tak asing terduduk begitu saja di atas ranjangnya. "Kau ... kenapa bisa...." Tak ada sahutan, Alex berinisiatif mengambil kunci duplikat yang terletak di dekat Evelyn. "Kau ... mencurinya?" desaknya diikuti rahang menggertak.

"Alex, cepat menikahlah denganku! Aku sangat takut!"

Rengekan putus asa itu tak begitu ia tanggapi, fokusnya lebih tersapu pada lintingan rokok dan botol vodka di masing–masing genggaman Evelyn. "Kau gila...." Lekas direbutnya dua benda itu guna meletakkan ke sembarang tempat. "Jika kau ingin mati, bunuhlah dirimu sendiri! Jangan membawa nyawa di perutmu! Dia tak bersalah!"

Tangisan Evelyn pecah, sesekali menjambaki panik surai sendiri. "Ayahku akan tiba beberapa waktu lagi! Tolong, mengakulah jika ini adalah anak kita, Alex! Ku mohon!"

"Eve, kau gila ...," gelengnya. Tak habis pikir. Jelas, ia tak akan sudi mengakui sesuatu yang tak pernah ia lakukan.

"Ku mohon, Alex. Ayahku tak akan marah jika itu semua menyangkut tentangmu, jika tidak ... dia sendiri yang akan menghilangkan nyawa ini dari perutku!"

Sesegukan itu terus bergaung tanpa henti. Memecah hening dengan Alex yang masih terdiam tanpa gerik. Bagaimana pun juga, janin itu tak bersalah. Kendati, Ayah biologisnya tak sudi memberi pertanggung jawaban. "Berhentilah menangis! Akan ku bantu memikirkan jalan keluarnya."

"Ku mohon, Alex ... tolong aku...."

Tangisan itu lagi–lagi membuat Alex berhela dalam–dalam. Sumpah, salah satu kelemahan yang tak bisa ia hindarkan adalah tangisan perempuan. Menarik rambut atas sebagai pelampiasan kesal, dihampirinya kasur demi membawa tubuh Evelyn yang terus bergetar sesak ke dalam pelukan hangat.

Hingga, sekon berselang kedua tangan Evelyn melingkar pada punggung itu. Teramat erat. Disusul tangisan yang perlahan meredam, terbenam dalam dada bidang Alex. Sunyi pun mendera ruangan beberapa waktu.

Kemudian....

"Eve ...," tatap Alex datar. Menahan erat masing–masing bahu Evelyn yang hendak memajukan wajah. Hampir saja mempersatukan bibir mereka. "... ku mohon, jangan berharap lebih."

𝐇 𝐀 𝐓 𝐄
𝐓𝐇𝐄 𝐖𝐀𝐘
𝐘𝐎𝐔 𝐋𝐎𝐕𝐄 𝐌𝐄.
🤦🏻‍♂️🤙🏻❤️🤛🏻🤦🏻‍♀️

Ruang tamu yang didominasi oleh interior kayu itu menjadi pertemuan atas pemilik dua pasang mata. Saling berhadapan, sesekali abu dari lintingan nikotin terketuk pada asbak. Hanya sesekali suara yang terdengar, menandakan konversasi yang terjadi beberapa waktu silam benar–benar tak lagi bisa diletakkan dalam opsi kebercandaan.

hate the way you love me. [vrene] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang