𝐱𝐯𝐢. 𝐚𝐠𝐚𝐢𝐧𝐬𝐭 𝐚𝐥𝐥 𝐨𝐝𝐝𝐬.࿐📹

406 68 181
                                    

𝐇 𝐀 𝐓 𝐄
𝐓𝐇𝐄 𝐖𝐀𝐘
𝐘𝐎𝐔 𝐋𝐎𝐕𝐄 𝐌𝐄.
🤦🏻‍♂️🤙🏻❤️🤛🏻🤦🏻‍♀️

「 𝐚𝐠𝐚𝐢𝐧𝐬𝐭 𝐚𝐥𝐥 𝐨𝐝𝐝𝐬. 」

Beberapa riuh bersama tepukan tangan menyambut setelah Headline Time yang Renee bawa berhasil ditutup secara sempurna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa riuh bersama tepukan tangan menyambut setelah Headline Time yang Renee bawa berhasil ditutup secara sempurna. Hari itu tiba juga, hari di mana ia kembali menginjakkan kaki di studio yang telah membesarkan namanya. Dan, hari di mana ... kekosongan dalam hati kecil itu menguap. Tanpa di minta.

Senyuman Renee mengembang pada kru–kru yang turut memberinya semangat. Membalas gestur serupa pada orang–orang yang kembali bangga atas pencapaiannya. Tapi, daripada itu semua ... tetap saja hanya satu figur yang ia nanti kemunculannya.

Namun, tak ada.

Ketukan sepatu hak tinggi Renee melamban kala hendak menuju pintu keluar, bersamaan dengan kemunculan satu tubuh dari sudut studio yang agak gelap. "Alex...." Hampir tak berkedip. Oh, itu dia.

Pria berambut ikal itu menyeringai bangga. "Congrats, Hartley. Liputan pertama yang selalu menakjubkan. Kau sangat layak berdiri di sana."

"Kau ... di sini ... sejak tadi?" tatap Renee tak kira–kira setelah jarak mereka telah berhadapan. Mendapati balasan paras kikuk itu, ia berdengus lucu. "Thanks. Kau tidak liputan?"

Alex membenahi kecil seragamnya, lalu melirik jam tangan. "Setengah jam lagi. Masih sempat," tuturnya santai. "Kau sudah makan? Aku membawa sesuatu. Sial—aku lupa, kau 'kan selalu membawa bekal!"

Lekas, Renee menggeleng setelah mendapati bungkusan di genggaman Alex. "Cool! Aku juga kebetulan lupa menyiapkan bekal. Hm."

"Makan bersama?"

Renee mengangguk. Malu–malu. "Di ruang gantiku saja."

Sigap, Alex berdesis buru–buru. "Jangan! Di tempat terbuka sepertinya menyenangkan. Mungkin di ...," lirikan pura–pura gugup itu ia berikan ke sekitar, lalu ujung bibir Renee ia beri kecupan kilat. Tersenyum. "... ikuti saja aku."

Bagai keledai dungu, Renee hanya mampu terbengong di pijakan. Mengabaikan beberapa tatapan demi tatapan rekan–rekan yang turut tersenyum ke arah mereka. "Sialan ...," desisnya saat Alex telah lebih dulu berlari–lari kecil ke luar dari studio. Sungguh, pipinya telah mendidih kali ini. Dan ... Renee sudah kalah telak dalam berkali–kali skor; menarik–ulur si pemuda Stein.

𝐇 𝐀 𝐓 𝐄
𝐓𝐇𝐄 𝐖𝐀𝐘
𝐘𝐎𝐔 𝐋𝐎𝐕𝐄 𝐌𝐄.
🤦🏻‍♂️🤙🏻❤️🤛🏻🤦🏻‍♀️

Di bawah pondasi bentangan langit biru, rooftop itu sering digunakan oleh pegawai–pegawai untuk menikmati jam makan siang. Di sana lah mereka mengisi salah satu dudukan. "Kenapa?" kerjap Renee ingin tahu. Sesaat setelah meletakkan bungkusan makanan, tatapan Alex bertumpu gelisah pada ponsel di tangan.

hate the way you love me. [vrene] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang