𝐱𝐢𝐯. 𝐟𝐨𝐨𝐥 𝐟𝐨𝐫 𝐥𝐨𝐯𝐞.࿐📹

676 68 122
                                    

𝐇 𝐀 𝐓 𝐄
𝐓𝐇𝐄 𝐖𝐀𝐘
𝐘𝐎𝐔 𝐋𝐎𝐕𝐄 𝐌𝐄.
🤦🏻‍♂️🤙🏻❤️🤛🏻🤦🏻‍♀️

「 𝐟𝐨𝐨𝐥 𝐟𝐨𝐫 𝐥𝐨𝐯𝐞. 」

Dini hari, Renee masih larut dalam kabut benak yang menyesakkan dada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dini hari, Renee masih larut dalam kabut benak yang menyesakkan dada. Menjadi cengeng bukanlah tipikal dirinya. Tapi, entah mengapa bulir demi bulir menjadi tak terelakkan tiapkali pertengkaran beberapa jam lalu terpanggil begitu saja.

Jadi, ini yang Alex inginkan?

Sesak kian menyapa diafragma kala ia menyibukkan diri pada laci nakas. Berusaha mengumpulkan benda-benda yang Alex berikan sebagai hadiah penyemangat. "Bajingan." Makian itu tanpa henti terlontar, melampiaskan amarah bercampur kecewa yang mendera. Hingga tiba ujung jemarinya menyentuh benda kecil yang sempat sulit ia gapai di sudut laci nakas, Renee pun tertegun.

'Kompilasi seluruh liputanmu selama di Headline Time. Bertahun–tahun. Aku berani bertaruh, tak ada secuil pun episode yang tertinggal.'

'Mungkin ini bisa membantu. Sementara. Sampai aku menemukan cara lain untuk televisi ini. Asalkan kau mau bekerja sama denganku.'

'Ya ... katakan saja padanya jika Renee Hartley masih menjadi pembawa berita Headline Time. Lalu, putar file ini.'

'Renee, dia hanya ingin melihat wajahmu sebagai pembawa berita. Lagi pula, dia Alzheimer. Itu tak akan ia sadari dengan mudah.'

Flashdisk dalam genggaman ia tatapi sekian detik. Bahkan, rangkaian kalimat itu masih terekam dengan baik dalam ingatan Renee. Alex baik—itu adalah tuturan dari orang–orang sekitar yang seringkali ia dengar. Tapi, kebaikan pemuda Stein itu mungkin hanya sementara disandingkan untuknya.

Bukan untuk selamanya.

Renee berkilah pada macbook, mengecek isi flashdisk yang belum pernah ia tonton sendirian. Kelihatan ampuh pada David yang sampai–sampai mengeluh muak dan melupakan sosok Renee Hartley di layar kaca. Memilih menyibukkan diri pada teman–teman seusianya.

Alex benar, di dalamnya terdapat banyak sekali liputan. Ratusan, malah. Dimulai dari liputan pertama dirinya yang terlihat bergestur kaku di depan kamera hingga liputan terakhir sebelum ia beralih menjadi reporter peternakan. Sial, bagaimana bisa si penipu Stein mengumpulkan semua rongsokan ini?

Seharusnya Renee beristirahat cukup, mengingat pagi ini ia sudah berjanji akan membawa David ke Taman Kota. Tapi, kompilasi video itu telah membuat tisu demi tisu bertebaran di atas meja. Bersama dengan hidung memerah serta mata yang telah membengkak. Terjaga dengan kondisi kacau hingga jam analog menunjukkan angka lima.

Baru saja hendak menutup liputan terakhirnya, satu sambungan video tiba–tiba menjeda gerak. Pada pantulan layar, pemuda berambut ikal dengan hoodie hitam terduduk di atas kasur. Merekam diri sendiri atas sesuatu yang mungkin akan terucap lewat bibir, sembari mengelus seekor kucing coklat di pangkuan.

hate the way you love me. [vrene] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang