19. TENTANG DHIREN

464 48 11
                                    

Absen “DHIRENDRA” 💙💙💙💙💙

Happy reading gais!💖💖💖

****

19. TENTANG DHIREN

Pukul sebelas lebih tiga puluh delapan menit malam, Dhiren keluar dari kamar untuk mengambil air minum di dapur karena persediaan di kamarnya habis. Setelah minum, Dhiren kembali ke kamarnya untuk istirahat, tak lupa membawa tumbler besar berisi air yang tadi ia isi. Tetapi, samar-samar ia mendengar suara pintu depan diketuk seseorang.

Dhiren meneguk ludahnya susah payah. Tiba-tiba bulu kuduknya merinding. Apakah sebentar lagi ia akan mengalami kejadian horor seperti di film-film? Dhiren menggelengkan kepala sambil bergidik lalu mempercepat langkahnya masuk ke dalam kamar kemudian segera menutup tubuhnya dengan selimut dan memejamkan mata.

Namun, usahanya untuk kembali tidur gagal karena sekarang jendela kamarnya diketuk seseorang. Dengan posisi yang masih terbaring di atas kasur, Dhiren semakin memejamkan mata dan melantunkan ayat kursi untuk mengusir makhluk halus yang berniat menganggunya. Tetapi, bukannya menghilang, suara ketukan itu semakin kencang.

“Ren....”

Mata Dhiren terbuka lima ratus watt mendengar suara parau itu. Buru-buru Dhiren bangkit dari kasur dan membuka gorden kamarnya. Rumahnya yang tidak bertingkat ini menampilkan seorang cowok berpakaian berantakan dan berdiri sempoyongan. Dhiren segera membuka jendela kamar yang panjang, menarik orang itu agar masuk ke dalam kamarnya.

Dhiren menahan napas saat tengah membantu orang itu berjalan, ia mencium bau alkohol menyeruak di indera penciumannya. Setelah orang itu terbaring di atas kasurnya, Dhiren kembali menutup jendela kamar dan gorden lalu mengunci pintu kamar. Beruntung jarak kamarnya dan kamar Arga sedikit jauh, jadi suara mereka tidak akan terdengar sampai kamar Arga.

Kepala Dhiren menggeleng ketika melihat orang itu meracau tak jelas. Dhiren mengambil kaos miliknya di lemari lalu melepas kemeja yang menempel di tubuh orang itu, kemudian menggantinya dengan kaos miliknya agar terlihat lebih rapi. Dhiren menutup mulut orang itu yang hendak mendekat ke wajahnya. Dhiren tak tahan dengan bau alkohol di mulut orang itu.

Dhiren membuka laci nakas lalu mengeluarkan sesuatu yang selama ini membantunya saat sedang stres. Obat tidur. Ia mengambil dua butir obat tidur lalu dimasukkan secara paksa ke dalam mulut orang itu kemudian memberikan air sebagai bantuan menelan obat itu.

“Ren... lo... gue... sayang... Rennn....”

Dhiren menghembuskan napas lega karena orang itu sudah tertidur tak sadarkan diri setelah beberapa menit meracau.

Dhiren melepas sepatu dan kaos kaki yang melekat di kaki orang itu, kemudian meletakkan di rak sepatu bercampur dengan sepatunya. Dhiren ikut merebahkan diri di samping orang yang sudah terlelap tidur setelah meracau tidak jelas.

Dhiren menoleh ke samping, menatap orang itu dengan ekspresi yang tidak bisa digambarkan.

“Sinting,” ucap Dhiren sebelum akhirnya ikut tertidur di sebelah orang itu.

****

“Dhiren!!”

“Iya, Yah?!” sahut Dhiren dari dalam kamar.

DHIRENDRA (LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang