Taehyung menggenggam tangan Jungkook. Hatinya sakit melihat Jungkook terbaring lemah seperti ini. Taehyung mengusap punggung tangan Jungkook. Taehyung mengadahkan kepala. Menghalau air mata yang ingin menetes. Taehyung menghela nafas berat.
"Kenapa Lo ceroboh terus kook? Gw gak kayak dulu, yang selalu ada buat Lo, yang selalu mastiin Lo bakal baik-baik aja. Ada tanggung jawab besar yang harus gw pikul. Tolong jangan buat gw khawatir terus. Hati gw gak bisa tenang, Kook." Taehyung mengusap perban di kepala Jungkook. Jungkook membalas genggaman taehyung. Taehyung terjengkit kaget.
"Jungkook! Lo udah sadar." Pekik taehyung. Taehyung segera menekan tombol di samping brankar Jungkook.
"Haus, Tae." Lirih Jungkook. Taehyung mengambilkan air dimeja. Membantu Jungkook minum. Dokter bergegas masuk ke dalam ruangan Jungkook. Dokter memeriksa keadaan Jungkook.
"Apa tuan Jungkook merasakan sesuatu?" Tanya dokter. Jungkook mengangguk.
"Kepala saya sakit, dok. Kaki saya juga terasa nyeri." Keluh Jungkook. Dokter mengangguk.
"Bagaimana, dok? Apa Jungkook baik-baik saja?"
"Itu wajar, karena kepala anda terbentur sehingga mengalami luka. Dan anda tidak perlu khawatir tuan. Kaki anda baik-baik saja hanya sedikit terkilir. Kemungkinan 1 atau 2 Minggu sudah sembuh" Dokter tersenyum. Taehyung bernafas lega Jungkook baik-baik saja.
"Kalau begitu saya pergi dulu karena saya harus memeriksa pasien lain, permisi." Dokter pergi meninggalkan ruangan Jungkook.
"Untung Luka Lo gak ada yang serius. Coba kalo Lo kenapa-kenapa gimana?" Omel taehyung. Jungkook mendengus. Sudah kepalanya sedang sakit, taehyung malah mengomel. Kepalanya jadi bertambah sakit.
"Berisik, Tae. Kepala gw sakit dengernya." Keluh Jungkook. Taehyung bergerak menaiki brankar Jungkook. Menggeser posisi tidur Jungkook.
"Eh eh Lo mau ngapain?" Tanya Jungkook.
"Mau tidur. Gak liat udah jam berapa ini? Ngantuk gw." Taehyung memeluk Jungkook. Memejamkan matanya.
"Tidur si tidur. Jangan tidur disini juga anjir. Sempit." Jungkook dengan sisa tenaga mendorong taehyung. Taehyung tidak bergeming.
"Diem deh, kook. Gw ngantuk banget. Kasur masih lega begini Lo kata sempit."
"Sofa ada, tidur di sofa Sono. Sempit Tae." Rengek Jungkook. Taehyung tidak mendengarkan keluhan Jungkook. Jungkook hanya bisa pasrah saja malam ini menjadi bantal guling taehyung. Padahal tubuhnya terasa nyeri. Taehyung tidak ada akhlak memang.
Jungkook tidak bisa tidur. Padahal Jungkook sudah memaksa matanya untuk terpejam. Tapi tetap tidak bisa. Jadi Jungkook hanya memperhatikan taehyung yang tidur sambil memeluknya. Ahh, rasanya Jungkook ingin seperti ini terus.
"Tae, gw harap di masa depan Tuhan kasih gw keajaiban untuk bisa bersama Lo."
°°°°°°°
Pukul 08.00 Keluarga Jeon datang bersama dengan keluarga Kim. Keluarga Kim terkejut mendengar kabar Jungkook kecelakaan. Setelah mendengar kalau Jungkook kecelakaan mereka ingin segera Kerumah sakit. Hanya saja, mereka mendengarkan saran taehyung untuk datang esok pagi. Jadilah keluarga Kim janjian dengan keluarga jeon untuk ke rumah sakit bersama.
"Dasar anak nakal." Sora memukuli lengan Jungkook.
"Arghhh appo appo." Ringis Jungkook. Sora menjewer telinga Jungkook.
"Sudah eomma ingatkan untuk hati-hati tidak dengar. Anak nakal arghhh. anak nakal. "
"Arghhh eomma ampun. Sakit." Jungkook mencoba menangkis pukulan sora.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Best Friend My Love
Fanfictionjeon jungkook si tukang marah. Kim taehyung si tukang onar. sifat keduanya saling melengkapi satu sama lain menciptakan rasa nyaman sehingga pertemanan mereka berlanjut hingga saat ini mereka beranjak dewasa. namun bagaimana jadinya jika salah satu...