Setelah menghabiskan waktu di bar dengan setengah sadar taehyung pulang ke apartemen. Ia terus merancau meminta maaf. Mata taehyung memerah, penampilan taehyung sangat berbanding balik dengan penampilan sehari-harinya. Taehyung masuk ke dalam apartemen.
"Jangan tinggalin gw, Jung. Maaf, maaf. Jangan tinggalin gw, Jung. Arghhhhh-"
Prangggg!
taehyung membanting semua pajangan yang ada di ruang tamu. Bahkan toples beling yang berisi makanan di depan tv tak luput dari amukan taehyung.
"Gak gak gak. Jungkook pasti maafin gw. Dia cuma marah sama gw kayak biasa. hahaha bener. Ia di cuma marah sebentar. Hahahah" Taehyung tertawa dengan keras dengan pandangan kosong.
"Sialan! Arghhh"
Prangggg!
Tv sebesar 110 inci itu hancur lebur setelah di jatuhkan oleh taehyung.
"Arghhh semua gara-gara Lo Kim Taehoon. Semua karena Lo!" Taehyung meremas kepalanya yang terasa mumat.
Bukbukbuk
Taehyung berulang kali membenturkan kepalanya pada dinding dengan keras. Taehyung melihat beling-beling yang berserakan. Taehyung mengambil sekeping beling bekas vas bunga yang lumayan besar. telapak tangan taehyung luka cukup dalam karena taehyung menggenggam pecahan beling itu dengan kencang. Taehyung mengabaikan rasa sakit itu. Taehyung terus menggoreskan beling itu pada pergelangan tangannya.
"Hahaha Jungkook gak akan pergi dari Lo Tae. Gak akan." Air mata yang luruh membuat penampilan taehyung semakin mengenaskan. Taehyung meremas rambutnya. Membuat tetesan darah mengalir membasahi lantai dan dirinya sendiri.
Taehyung dengan tertatih-tatih. Bangkit menuju kamar pribadinya. Membuka laci, dengan tangan bergetar. taehyung Mengambil obat penenang yang setiap malam selalu menemaninya. Nafas yang tidak terkendali dan tangan yang bergetar hebat membuat obat itu jatuh berserakan.
Taehyung mengambil beberapa butir obat penenang. Meminum obat penenang itu tanpa bantuan air. Taehyung melihat foto yang menampilkan dua anak kecil memiliki perbedaan umur saling merangkul. Yang satu menampilkan wajah datar dengan senyum tipis dan yang satunya memiliki senyum ceria.
Taehyung meraih figur foto itu. Melemparkannya ke sudut ruangan.
Prangggg!
Figur foto itu hancur berantakan dengan kepingan-kepingan kaca yang berhamburan mengisi sudut kamar taehyung.
"Kenapa gw yang harus nanggung semua perbuatan Lo. Anjing!"
Setelahnya taehyung terbaring di lantai. Secara perlahan-lahan memasuki alam bawah sadarnya. Mengabaikan rasa sakit di hati yang lebih dominan dibanding luka fisik yang ia timbulkan.
°°°°°°°°
Jungkook sampai di depan apartemen taehyung. Taehyung tidak dapat di hubungi padahal ia ada meeting dengan perusahaan Lim.
Toktoktok
"Taehyung!" Teriak Jungkook memanggil taehyung di dalam.
Toktoktok
"Tae, keluar Tae." Jungkook terus menggedor pintu kamar apartemen taehyung. Tapi taehyung tak kunjung membukakan pintu.
"Taee. Kita ada pertemuan dengan perusahaan Lim 30 menit lagi.Lo menghambat pekerjaan gw sialan." Keluh jungkook.
Toktoktok
Jungkook mendesah malas. Mau tidak mau ia harus masuk ke dalam. Jungkook memasukan password apartemen taehyung.
Jungkook menutup mulutnya dengan tangan. Syok melihat keadaan apartemen taehyung yang seperti habis di bobol oleh maling. Tapi, mana mungkin apartemen di kawasan elit bisa di bobol maling.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Best Friend My Love
Fanfictionjeon jungkook si tukang marah. Kim taehyung si tukang onar. sifat keduanya saling melengkapi satu sama lain menciptakan rasa nyaman sehingga pertemanan mereka berlanjut hingga saat ini mereka beranjak dewasa. namun bagaimana jadinya jika salah satu...