bagian 16 - Jadi yang kedua

2.1K 132 6
                                    

Setelah makan dan minum obat taehyung menghabiskan waktunya dengan memeluk Jungkook. Menghirup aroma yang sangat di rindukannya.

"Tae." Jungkook mengelus punggung tangan taehyung. Mendongak menatap taehyung.

"Sampai kapan Lo mau bungkam?" Taehyung memberikan Jungkook tatapan menyesal.

"Maaf." Jungkook mendesah kesal.

"Gw gak butuh lo minta maaf, Tae. Gw cuma mau Lo berbagi beban Lo sama gw." Taehyung sedikit menunduk. Menenggelamkan wajahnya pada leher Jungkook. Mengecupnya sesekali.

"Lupain gw, Jung. Kita gak akan bisa bersatu" Pinta taehyung dengan lirih.

"gw sih mau lupain Lo. Bahkan gw lagi pdkt sama Yeonjun- awshh" Jungkook meringis karena taehyung menggigit tengkuknya.

"Gw cemburu liat Lo sama Yeonjun." Tutur taehyung dengan murung.

"Terus gw harus gimana? Lo minta gw lupain Lo. Ya udah gw turutin. Jangan bersikap seolah-olah Lo korban dan gw penjahat, Tae." Sarkastik Jungkook.

"Maaf." Jungkook memutar matanya. Bosan mendengar taehyung yang terus menggumamkan kata maaf.

Cupp! Jungkook mengecup kening taehyung lumayan lama. Taehyung memejamkan mata menikmati kecupan yang Jungkook berikan.

"Gw coba mengerti situasi yang Lo hadapi. Gw kasih Lo waktu sampai Lo siap jelasin semuanya ke gw. Lo punya banyak waktu untuk itu." Jelas Jungkook.
Taehyung mensejajarkan tubuh mereka. Dengan posisi lumayan intim. Taehyung dan Jungkook saling bertatapan.

"Kita gak akan pernah bisa bersatu, Jung. Tuhan akan menentang sesuatu yang tidak pada jalannya. Semua akan berakhir sia-sia." Taehyung menyatukan kening mereka.

"Hah? Lo ngomong apa? Tiba-tiba budeg kuping gw." Tanya Jungkook menggagalkan telinga. Taehyung menggigit ujung hidung Jungkook.

"Berhenti disini ya, kook. Gw gak mau nyakitin Lo lebih dari ini." Jungkook melingkarkan tangan pada leher taehyung.

"Tuhan bakal menyatukan kita berdua, Tae. Tuhan gak sejahat itu untuk memisahkan dua orang yang saling mencintai." Sahut Jungkook memberikan tatapan menenangkan.

Plukk! Taehyung menyentil dahi Jungkook. Taehyung tersenyum

"Keras kepala." Taehyung membaringkan tubuhnya di sebelah Jungkook. Keduanya sama-sama menatap langit-langit kamar.

"Lo inget gak, Tae?" Garis muncul diantara alis taehyung.

"Banyak hal yang udah kita lewatin bersama, Tae. Kita sama-sama dari bayi, sampai dewasa pun kita masih barengan. Gw selalu minta sama Tuhan untuk menyatukan kita berdua. Dan gw yakin Tuhan bakal mengabulkan permintaan gw" Sudut mata Jungkook tergenang air. Taehyung mendengarkan ucapan Jungkook dengan seksama. Ia juga beharap hal yang sama dengan Jungkook.

"Lo akan sakit kalo Lo gak nurutin apa kata gw, kook. Berhenti sampai di sini. Lupain gw kook"
Taehyung dengan suara bergetar terus meminta Jungkook untuk menyerah.

"Gw selalu ada buat Lo, tae. Gw selalu buat lo bahagia. Gw selalu nurutin apa yang Lo minta." Jungkook mengepalkan tangan. Rahangnya mengeras.

"Tapi-" Jungkook menjeda ucapannya.

"T-tapi untuk kali ini gw gak akan nurutin apa kata Lo. Gw gak akan pernah ngelepasin Lo, Tae." Tekad Jungkook. Jungkook menyeringai. Jungkook menjatuhkan tubuhnya di atas tubuh taehyung. Menumpu beban pada tangan kirinya.

"Gw gak akan lepasin Lo, tae." Jungkook menatap taehyung dengan sorotan tajam.

"Gw g-gak akan lepasin lo-hiks." Jungkook mencengkram ujung kaos taehyung. Tangis yang Jungkook tahan sedari tadi luruh begitu saja. Taehyung mengecup kedua mata Jungkook. Mengelus lembut pipi Jungkook. Jungkook memejamkan mata.

My Best Friend My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang