Love choice (End)

prolog

Pada suatu hari yang cerah di bulan Maret, di hadapan semua orang yang berkumpul, mengenakan gaun pernikahan mewah yang menampilkan wajah cantik dan kemolekan tubuhnya, terlihat seperti seorang putri dan memegang buket mawar pink yang sempurna, Park jihyo ditinggalkan di Altar.
Jelas semua orang mengira itu tak akan terjadi.
Disanalah kami semua, duduk si sebuah gereja besar, tersenyum, berpakaian rapi, tak ada bangku kosong, orang-orang berdiri sampai tiga deret di bagian belakang gereja. Gadis-gadis pengiring mempelai wanita berpakaian pink, dan keponakan jihyo, yang berumur dua belas tahun, kelihatan sangat cantik. Pendamping mempelai pria mengenakan pakaian seragam formal dan kakak laki-laki jihyo, Chanyeol jadi penerima tamu. Indah!

Hari pernikahan kedua anak ini, jihyo dan Taehyung, yang telah berpacaran sejak masa high school, dipastikan akan menjadi salah satu hari paling membahagiakan. Bagaimanapun keluarga Park adalah salah satu pengusaha anggur terbesar di kota ini, tipe orang-orang terhormat. Dan Taehyung, dia bisa jadi seorang model. Ya, sungguh dia sehebat itu. Tapi dia justru kembali ke kampung halaman setelah jadi dokter. Dia ingin bekerja di kota ini, menetap bersama jihyo yang cantik dan membangun keluarga.

Perkenalan mereka sangat romantis, saat mereka kelas tiga high school, jihyo tiba-tiba jatuh pingsan. Taehyung, yang baru saja pindah ke kota ini, menyikut ke kiri dan ke kanan agar bisa sampai ke samping jihyo, menggendong gadis itu dalam lengan berotot. Taehyung yang tinggi dan berkulit kecoklatan membopong jihyo melewati koridor-koridor. Dia membawanya ke ruang perawat. Disana dia tetap menemani jihyo sampai ayah gadis itu datang menjemput. Itu konon cinta pada pandangan pertama.

Mereka semakin dekat, datang ke pesta prom berpasangan, jihyo dengan rambut kecoklatan panjang bergelombang, kulit putih bersanding dengan gaun biru pekat.

Sedangkan Taehyung sangat tampan, bagai pahatan sosok dewa setinggi 179 sentimeter, rambut hitam dan mata gelapnya membuat Taehyung tampak seperti bangsawan romawi.

Kami semua bisa membayangkan jika taehyung berpacaran dengan model atau bahkan seorang idol, mengingat kekayaan keluarganya, kemampuan olahraga dan ketampanannya, tapi kau tahu bagaimana akhir cerita semacam itu. Si gadis dilupakan, si pemuda melanjutkan hidup. Kami pasti maklum.

Tapi tidak, kami salah. Orang tua Taehyung sering mengeluh tentang besarnya cinta putranya itu kepada jihyo. Taehyung rela memberikan apa saja yang dia punya untuk kekasihnya.

Lihat betapa berbaktinya putra kami! betapa setianya! Betapa besar cintanya kepada sang kekasih!

Bila pulang saat libur semester, jihyo dan Taehyung menghabiskan waktu bersama melintasi kota sambil bergandengan tangan, selalu tersenyum. Taehyung sangat romantis saat bersama jihyo, sikap perhatian bahkan posesifnya membuat jihyo jatuh cinta seolah jihyo menemukan emas, dan syukurlah semua itu ada pada Taehyung.

Meskipun masih muda, Taehyung seorang dokter hebat, dan setiap wanita disini sepertinya mendadak terserang penyakit jika pria itu melakukan praktik, dia mau lama-lama mendengarkan, menyunggingkan senyum, mencari perhatian pada dokter tampan itu.

Tiga bulan setelah Taehyung selesai PTT, pada suatu hari yang indah, Taehyung berlutut pada satu kaki dan menghadiahi jihyo cincin pertunangan berlian tiga karat. Kami mendengar segalanya, oh pasti, dan perencanaan pun dimulai. Kedua sahabat jihyo akan menjadi pengiring mempelai wanita. Jeongyeon yang dewasa menjadi pengiring utama. Pengiring utama Taehyung adalah si bocah jeon jika dia bisa pulang dari Busan, dan bukankah akan menyenangkan melihat pahlawan perang dengan tanda jasa berdiri disebelah sahabat lamanya sesama mantan pemain football? Pasti akan sangat romantis, sangat indah...sungguh, membayangkannya saja sudah membuat kami semua tersenyum.

Jadi bayangkan keterkejutan kami ketika kedua pemuda itu berdiri di altar gereja, dan ternyata Kim Taehyung mengakui bahwa dirinya seorang model gay.