bab 10

464 63 15
                                    













Jihyo tidak berkata-kata lagi, selain memuji jungkook untuk pasta shrimp bacon buatannya yang enak. Hujan es dan angin bertambah kencang, dan meskipun bg beberapa waktu lalu itu membuatnya agak gelisah, sekarang terasa..aman.
"Kau mau menonton tv?". Tanya jungkook sambil mengangkat piring jihyo.
"Tentu. Bagaimana kalau menonton film? Netflik datang hari ini".
"Ada apa saja?"
"Fim zombie. Mestinya sangat penuh darah"
Jungkook menatap jihyo dengan kaget.
"Apa?" tanya jihyo. "Tidak mungkin semuanya film komedi romantis".
"Kedengarannya bagus" kata pria itu sambil merapikan dapur.
"Kau bisa jadi pengurus rumah tangga yang hebat". Jihyo berkomentar sambil menghempaskan tubuhnya di sofa bersama selimutnya.
"Termasuk pengasuh dan koki, maksudmu?"
"Tepat". Jihyo tersenyum lagi, sementara jungkook duduk di kursi sebrang nya, merasa agak kikuk, paling tidak awalnya.
Tapi ternyata jihyo lebih suka mengomentari film.
"Lihatlah, gadis itu hanya berpura-pura mati, aku rasa dia akan menggigit polisi tampan itu. Dan oh ayolah, dia sembunyi dibawah ranjang, bersembunyi disana pasti mudah ditemukan"
Dan sementara derai hujan es menggertak-gertak jendela, lalu akhirnya berubah menjadi hujan biasa. Mau tak mau jungkook berpikir bahwa ini salah satu malam terbaik yang dia rasakan setelah sekian lama.

**

Ketika jihyo terbangun keesokan paginya, bukan cuma Bam yang ada di kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika jihyo terbangun keesokan paginya, bukan cuma Bam yang ada di kamarnya.
Jeon Jungkook, kepala polisi dan pengasuh jempolan, duduk di kursi sebelah ranjangnya. Jungkook menepati janji kepada ayahnya, meskipun jihyo menolak dan sedikit merengek, pria itu tetap menyeret kursi kedalam sini dan menjaga, selalu jadi prajurit andal.
Prajurit yang lelah juga. Jungkook tertidur, kepalanya mendongak di kursi, lengan terlipat.

 Jungkook tertidur, kepalanya mendongak di kursi, lengan terlipat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan lengan itu luar biasa. Jihyo merasakan gairah saat menatap lengan itu. Bagian bawah tatto menunjukan tempat otot tebal melekuk. Rambut hitamnya sedikit kusut.
Astaga. Jeon Jungkook benar-benar sangat..menggairahkan, bisa-bisanya dia menghindar sekian lama! Pria itu lezat.

Bahkan dalam tidur, wajah jungkook agak merengut. Lalu bibirnya..yah oke, bibir itu bagus, sedikit tipis dan terbuka.
Jihyo menatap bam yang mengamatinya dari sisi ranjang sebelah sana. "tetap disitu" bisik jihyo, kemudian menyelinap keluar daru selimut. Dia masuk kekamar mandi dan mulai mengamati bayangannya di cermin, mengernyit sedikit. Rambut berantakan, gurat di sepanjang satu pipi gara-gara sarung bantal. Dia menarik rambut dan mengikatnya seperti ekor kuda, lalu mencuci muka dan menggosok gigi. Selesai. dia sudah terlihat segar sekarang. Oh, sweternya yang besar hampir menenggelamkan celana pendek nya, sungguh manis. Tapi percuma, bagaimanapun ini jungkook, mustahil pria itu bakal berpikiran porno.
Namun entah kenapa, semalam anehnya terasa...asyik.
"Benar jihyo". Dia bergumam pada bayangannya dicermin.
"Bagaimana kalau kau buat pingsan mu lebih sering kambuh, itu sangat menyenangkan".

Love choice (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang