bab 9

369 58 16
                                    






Dua hari yang lalu jihyo bertanya apakah Nayeon tahu dimana apartemen terdekat yang mungkin kosong. Lima detik kemudian, Nayeon menelpon pemilik apartemen dan ada satu-satunya gedung yang belum disewa dan diisi perabot, kapan jihyo ingin pindah? Dan sekaranglah saatnya.
Dibagian belakang mobil ada dua koper, beberapa kardus berisi bermacam-macam perkakas dapur yang dipakai neneknya untuk jihyo bawa, dan Bam, yang sedang duduk sambil menggigit bola tenis di mulutnya.
"Hai anjing tampan!". Sapa jihyo. "Kau suka bola mu?"
Bam sangat senang dan mengibaskan ekor. Sang pemilik apartemen kurang begitu suka jika ada anjing, tapi tak bisa menyangkal bahwa anjing itu tampan, sopan dan ya secara teknis merupakan anjing kuat.

Jihyo mengangkat sebuah kardus dari kursi belakang dan berjalan menuju gedung apartemen, bam membuntuti. Tempatnya sangat dekat dengan alun-alun dan tepat di sebrang sunrise bakery. Selain itu, ada toko coklat baru yang sangat indah. Tapi sebelumnya dia akan menyamankan diri, memasang sprei baru di ranjang, membuat kopi, membongkar pakaian. Joy dan chanyeol akan singgah juga, dia ingin memastikan jika apartemen baru itu cukup bersih dan nyaman.
Sesaat jihyo membayangkan jika sang Ibu membantunya dalam pindahan ini. Dia sangat merindukan masa-masa dimana mereka selalu membersihkan rumah pada akhir pekan dan bercanda dengan kasih sayang dan kelembutannya.
Dan semua itu mungkin terjadi, jihyo mengingatkan diri, kalau bukan gara-gara dirinya.

"Ayo bam!". Ajak jihyo sambil membuka pintu. Dia menaiki tangga lebar kelantai tiga. Apartemennya nomor 3A, menghadap sunrise bakery, syukurlah dia akan terbangun ditemani aroma roti.
Pintu apartemen 3C terbuka, dan munculah jeon Jungkook yang berseragam. Kening pria itu berkerut "sedang apa kau disini?" tanyanya.
Bam melompat kearah kepala polisi menyebalkan itu, tidak peduli pria itu sedang menatap jihyo seperti piton yang mengawasi sang tikus.
"Jungkook, kejutan yang menyenangkan. Kita bertetangga ya?". Jihyo menjaga agar nada bicaranya tetap ceria dan riang, tapi rona merah naik ke dadanya. Mau bagaimana lagi, pilihan tempat tinggal terbatas. Nayeon sialan.
"Kau pindah kesini?". Tanya jungkook.
"Kok kau bisa tahu? Mengherankan. Tahu dari mana? Ini, tolong pegang". Jihyo tidak menunggu jawaban, langsung mendorong kardus kearah jungkook.
"Kau pindah kesini?"
"Kau seperti cenanyang saja. Mendebarkan, sungguh. Jangan memberengut terus, bisa-bisa nanti kau perlu suntik botox".

Jihyo sekarang sudah membuka pintu apartemen dan mengambil kardus kembali. "Sampai bertemu lagi, tetangga".
Dia masuk ke apartemen lumayan besar, meletakkan kardus, dan melihat keluar lewat lubang intip. Jungkook sudah pergi.
Jadi jeon jungkook si kepala polisi itu tinggal di 3C. Tidak masalah, ini negara bebas, mereka mungkin tidak akan bertemu dan itu oke-oke saja.
Jihyo tidak yakin bagaimana perasaannya. Bam mengendus-endus sudut ruangan. Anjing itu benar juga,ini tempat baru mereka setidaknya selama beberapa waktu. Pemiliknya memberi izin menyewa perbulan.
Dan apartemen itu indah. Lantainya dari papan birch asli berukuran besar, sangat berkilat. Dapurnya dilengkapi meja granit dan meja ditengah ruangan, juga rak anggur yang ditanam ke dinding. Ada ruang kerja mungil tempat dia bisa meletakkan komputer dan menyelesaikan pekerjaan nya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Love choice (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang