bab 17

363 59 18
                                    

"Hai"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hai".
Itu jihyo. Dia menatap mereka berdua, lalu mengulurkan tangan. "Park jihyo".
"Hai". Jieun menjabat tangan itu. "Tunggu sebentar, Park Jihyo? Astaga!Mantan Taehyung kan?".
"Benar". Jihyo menatap jungkook, pipinya memerah. Meskipun ekspresinya tenang.
"Jihyo". Ucap jungkook. "Ini mantan istriku, Jieun. Jieun, jihyo ini..." Dia menatap jihyo, berharap wanita itu akan menambahkan kata yang tepat.
"Tetangga". Sambar jihyo.
Dasar wanita. Kita tidak pernah tahu apa niat mereka.
"Astaga". Terdengar suara lain. "Jieun?".
"Taehyung!" Jieun melompat dan memeluk taehyung erat-erat, seolah mereka sobat lama. "Senang sekali bertemu denganmu!".

Jungkook dengan senang melihat taehyung tidak membalas pelukan itu, hanya memandang jungkook sementara Jieun mengoceh dan nyengir.
Suatu malam setelah Jieun kembali mendaftar untuk dinas militer, taehyung mengundang jungkook kerumah, mereka minum dan mabuk bersama. Saat itu jungkook bisa jadi orang normal, tidak bersikap seperti polisi, tentara, kakak atau kepala rumahtangga, hanya lelaki malang yang ditinggal istri.

Jungkook menangkap tangan jihyo dan menarik wanita itu ke kursi di sebelahnya. "Tinggallah". perintahnya.
"Aku bukan anjingmu". Tukas jihyo.
"Kumohon tinggallah".
Jihyo meremas tangan jungkook. "Apapun yang kau inginkan, tetangga".
Jungkook menyipitkan mata. Sekarang bukan saatnya memberikan jawaban lancang. Jihyo merona, dan entah mengapa itu membuat dadanya sakit.
"Awas Chief". Ucap jihyo.
Sebelum menyadari tindakannya. Jungkook memajukan tubuh dan memberi jihyo ciuman kilat di bibir pink yang lembut.
Dan itu membuat Jieun berhenti bicara.
"Oh!" ucap wanita itu. "Kalian berdua...berpacaran. Aku baru...wow". Dia duduk, begitu juga taehyung, seolah mereka sedang melakukan kencan ganda. "Jadi, coba ku perjelas. Jungkook kau berkencan dengan jihyo, yang dulu bertunangan dengan sahabat gay-mu".
"Ya". Jawab jungkook cepat.

Jieun mengangguk antusias. "Apakah aku satu-satunya yang menganggap itu aneh?".
"Menurutku cocok-cocok saja". Tukas taehyung.
Jieun menyeringai, senyum sempurna tidak cukup untuk menyembunyikan niat busuknya. "Wah, situasinya jadi kikuk. Jihyo, kau tahu kan karena aku kesini untuk berusaha membujuk suamiku agar kembali".
Jihyo mengangguk maklum. "Wah, memang kikuk. Tapi maksudmu mantan suami kan?".
Satu kosong untuk jihyo. Dia tersenyum manis lalu menatap jungkook, dan kembali menatap Jieun. "Aku jadi ingat, akan kami biarkan kalian bicara. Taehyung dan aku mau makan malam".
"Wah, kalian berdua masih berteman baik? Manis sekali!". Dusta besar.
Jihyo tersenyum kalem. "Ya, kami menarik. Senang sekali bertemu denganmu".
"Sama". Ucap Jieun ketus.
Jihyo keluar dari bilik menatap jungkook. "Sampai nanti".
"Oke". Jawab jungkook berharap wanita itu tinggal.
Setelah mengatakan itu, bala bantuan pun pergi. Taehyung meremas bahu jungkook saat beranjak pergi, sebagai isyarat dukungan.
"Jadi, sampai dimana kita tadi?". Tanya Jieun.
"Tidak sampai kemana-mana". Jawab jungkook. "Kau memberitahuku bahwa kita harus rujuk, dan aku baru akan menjawab itu tidak akan terjadi".
"Yah, tahu tidak jagoan". Ucap Jieun, mengunyah makanan dengan daya tarik seks yang sangat besar dan ketenangan terlatih. "Gadis kecilmu benar, ada banyak hal yang harus kita bicarakan. Beri aku beberapa jam dari waktumu yang berharga. Aku kesini untuk berakhir pekan, setidaknya. Menginap di black swan".
Dia menaikkan alis dan tersenyum pada jungkook disela-sela kunyahannya.
Black swan adalah tempat dimana mereka menghabiskan malam pengantin.
"Baik, mari kita selesaikan".

Love choice (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang