2. Pack

1K 122 2
                                    

Aula pertemuan selalu penuh disaat seperti ini. Aula yang biasanya dipakai hanya pada saat jamuan penting akan digunakan oleh yang lain untuk menenun, menjahit dan hal lain. Jimin selalu membantu mereka setiap pagi hingga siang, menjahit setiap helaian kain untuk menjadikannya pakaian siap pakai yang akan dibagikan ke setiap orang.

Jimin terbiasa melakukan ini sejak belia, dia dan Taehyung diajarkan menjahit tapi hanya Jimin saja yang bisa duduk diam berjam-jam sambil berurusan dengan jarum dan benang. sedangkan kembarannya lebih suka belajar berburu atau menjelajah hutan. Keterampilan Jimin bahkan dipuji satu desa nya karena selalu berhasil menghadirkan ide baru di pakaian sederhana Pack Kim.

“Astaga, pola nya cantik sekali Jimin. Ajarkan aku!!” Salah satu wanita melirik pekerjaan Jimin. Sebuah pola bordir berbentuk salju berjejer rapi di ujung kain.

“Ah, boleh kemari akan kuajari, Eunha.” Jimin bergeser sedikit, agar omega itu bisa duduk berdampingan dan melihatnya bekerja. “Pertama kau harus membuat segi enam, pastikan rapih lalu mulai membuat tangan-tangan saljunya, seperti membuat kelopak bunga tapi kita memulai dari tengah. Seperti ini lihat?”

Wajah gadis itu mengembang bersamaan dengan senyum, “Woah! Kau hebat sekali! Baik aku akan mencobanya.” Eunha mengambil kain yang sedang dikerjakannya. Alis menekuk serius setiap jarum masuk dan keluar. Jimin memperhatikan tangan lentik itu bekerja.

“Bagus seperti itu, lanjutkan terus ya. Kau bisa mencoba pola salju lain.”

“Baik! Kau hebat sekali, kau akan menjadi pembuat baju paling hebat setelah upacara coming of age mu!!”

Tangan Jimin berhenti menjahit, perhatiannya kembali ke gadis seumuran disebelahnya. “Eh??”

“Kok eh? iyakan kau akan menjadi penjahit? kau punya bakat!! Hasil jahitan mu rapi dan banyak alpha yang menginginkan pakaian yang kau buat tahu.”

Mendengar hal itu, Jimin hanya menunduk melihat bordiran salju yang sudah setengah jadi. “Tapi aku masih belum tahu akan memilih apa.”

“Kalau begitu jadi penjahit Jimin!! Ayo! Bersama ku mari kita buat pakaian cantik dan indaaah!!”

Jimin tidak menjawab, dia hanya menjawab dengan senyum.

Matahari sudah diatas kepala jam makan siang akhirnya tiba, semua orang mulai masuk ke dapur untuk makan bersama di sana. Saat jimin masuk dia sudah disambut dengan aroma gurih semur dan juga roti yang masih hangat dari panggangan.

Pada saat seperti ini aula makan akan penuh dan berisik namun tetap tertib. Tradisi lain dari pack kim adalah makan bersama di ruang makan bersama anggota pack yang lain. Hanya boleh dibawa ke gubuk jika seseorang sakit. Hal ini membuat setiap anggota pack lebih dekat dan kompak. Peraturan yang dibuat oleh sang Appa, si juru masak ternama.

“Jimin! Jiminnn!!” Taehyung melompat dan segera merangkul saudara kembarnya. Kontras dengan Jimin yang rapi, Taehyung sudah kelihatan lusuh padahal matahari masih di atas ubun-ubun. “Ayo makan bersama!”

“Memang kapan kita tidak makan tidak bersama Tae?? Cuci tangan dan wajah mu atau appa melempari kita dengan piring kayu,” Jimin menyikut saudaranya dan berjalan lebih dulu ke arah dapur, tempat makanan disiapkan dan dibagikan.

“Ini dia! Si kembar Kim!! eh kok hanya kau Jimin? saudara mu??” Bibi Yeon bertanya dengan sendok sayur di tangan, bibi yang mempunyai aroma khas susu dan juga rempah.

“Sedang cuci tanga–”

“Taetae di sini bibiiii!!” Taehyung seketika sudah ada di sampingnya dengan wajah dan tangan bersih juga senyum unjuk gigi.

“Seperti itu, semangat! Sebulan lagi kalian akan merayakan coming of age kan?? bagaimana? sudah tahu ingin jadi apa???”

Ah lagi-lagi pertanyaaan ini.

Belong To You | ABO [YoonMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang