17. Petrichor di Hutan Pinus

704 126 23
                                    

Tags : size difference , bulk Yoongi , big buff Alpha Yoongi, Thrist Jimin(and narator), HELB

Langkah Jimin semakin cepat saat melewati gerbang. Menembus pepohonan rimbun dan melewati semak lebat. Lari nya kian cepat setiap pohon besar ia lewati, lari nya kian cepat setiap kepalanya mengingat perkataan Taemin kembali. Segitu lemahnya kah Jimin di pack nya?? Jimin juga tak ingin seperti ini, jika dia boleh memilih dia lebih ingin menjadi Alpha dengan tangan besar dan kuat. Bisa menyerang, menerjang dan menerkam mangsa. Bukan salah Jimin sepenuhnya jika tubuhnya kecil.

Menggigit bibir dan tak berhenti berlari, Jimin berteriak kencang, "TAEMIN BODOH!!!!!"

—-

Nafasnya habis saat dia sesampainya di hutan selatan. Dada naik turun dengan nafas tersengal, lututnya juga lemas dan kakinya bergetar. Sial ini pasti karena dia meneriaki nama Taemin sepanjang jalan dan menendangi pohon agar amarahnya menghilang. Amarahnya benar menghilang tapi energi nya juga cepat terkuras. Namun Jimin sama sekali tidak menyesal, dia cukup puas!

"Tua... hah... Rogue... hah... maaf... hah... terlambat... hah..." dengan nafas masih putus-putus dan jalan terseok-seok, Jimin melewati semak yang sudah dia hafal di luar kepala. Mengira dia akan disambut oleh serigala hitam besar, Jimin justru di sambut oleh tempat kosong yang lenggang.

Jimin tercenung, pundak nya jatuh bersamaan dengan dirinya juga terduduk. Perasaan kalut menyergap dirinya saat memandangi bekas api unggun yang sudah padam apinya. Matanya memindai setiap sisi dan hanya menemukan tempat minum tergeletak di dekat perapian yang sudah mendingin. Dilihat dari api unggun, sepertinya tuan rogue sudah bangkit sejak pagi-pagi sekali. Mata Jimin berkaca-kaca, dadanya sesak.

Tuan Rogue pergi tanpa mengucapkan apapun pada Jimin. Bahkan selamat tinggal pun tak ada.

Jimin tertunduk lesu dengan air mata membendung. Ah, mungkin dirinya memang tidak berguna sampai serigala yang dia rawat pergi tanpa mengucapkan sepatah kata. Mungkin dirinya memang tidak pantas menjadi tabib. Mungk–

"Hei, kau lama sekali, air sudah habis dan aku haus sekali. Aku juga lapar, aku menunggu mu sampai matahari terbit tapi masih belum datang??"

Jimin mendongak dan matanya bertemu pandang pada sepasang mata emas seorang pria yang kulitnya sepucat susu dengan rambut panjang awut-awutan yang sehitam langit malam. Bibir tipis melengkung cemberut dengan dua alis tegas diatas mata juga rahang tajam yang membuat Jimin menahan nafas sesaat.

Mulut Jimin terbuka tanpa ada suara yang keluar, kedua matanya memindai wajah lelaki itu dengan seksama. Namun pada akhirnya atensi nya selalu kembali pada mata emas itu, Jimin deja vu. Dia kembali tersihir pada dua iris emas yang menatapnya begitu intens hingga tubuhnya membeku.

"Kau kenapa? Hei?" Pria itu lagi-lagi bertanya, suaranya rendah, terkesan seperti sedang menggeram dan memberikan getaran aneh di dada. Setiap dia berucap, padangan Jimin turun pada bibir dan jakun yang bergerak sampai Jimin tak sadar menelan ludah.

"Halo? Apple Pie?"

Mata Jimin membola, setelah berusaha keras menemukan suaranya Jimin akhirnya berucap, "K-kau... SIAPA?!?!?"

Kedua alis milik lelaki itu berkerut, nyaris bertaut. Kemudian dia berjongkok agar pandangan mereka setara. "Kau... bodoh ya?"

Wajah Jimin memerah kesal, "A-pa maksudmu!?! Aku tidak bodoh!!!" Hidung Jimin menangkap aroma pinus dan tanah basah menguar dari lelaki itu. Tidak salah lagi, seorang Alpha dan Jimin tahu siapa alpha di depan nya.

Mendengus dengan sudut bibir naik, Jantung Jimin nyaris lupa berdegup saat melihat senyum miring pria itu dengan jarak yang terlampau dekat dan nyari tak aman untuk jantung kecilnya. "Aku serigala hitam yang ku bantu, masa begitu aja tidak tahu???"

Belong To You | ABO [YoonMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang