26. Rumah

624 127 20
                                    

Seminggu, hampir seminggu omega apel itu tidak kembali dan Yoongi kembali melanjutkan kesehariannya sebagai serigala buangan. Selama seminggu itu dia berhasil membuat tempat berlindung sederhana dari kayu dekat sungai, di luar hutan jauh dari Motu. Memang terlihat seperti tenda beralaskan kulit rusa yang diburu dengan atap terbuat dari daun kering. Tak apa setidaknya ini cukup sebagai tempat berlindung dan menghalau dingin.

Biasanya Yoongi lebih memilih untuk menetap di dalam hutan dibandingkan dekat sungai apalagi saat musim dingin, udaranya akan begitu beku saat malam tapi keadaan hutan masih tak bisa Yoongi tebak. Beruang tua itu masih berkeliaran padahal salju sudah mulai turun tapi hutan masih belum tampak hening dan Yoongi enggan mengambil resiko bertemu dengan Motu kembali.

Hari yang dilalui rogue itu tenang dan damai, sampai membuat Yoongi sedikit terkejut karena harinya begitu tenang dan lancar. Tubuhnya sudah cukup sehat untuk berburu babi hutan atau rusa, persediaan makanan untuk sebulan pun sudah dia siapkan. Air? Yoongi tinggal di samping sungai! Memang dingin tapi dia tidak perlu khawatir lagi soal air bersih bahkan jika dia tidak bisa berburu, ikan selalu tersedia untuk dia tangkap. Walaupun itu hal terakhir yang Yoongi lakukan karena sungai begitu dingin dan beku.

Harinya tenang, terlalu tenang sampai Yoongi nyaris bosan. Harusnya ada seseorang yang cerewet dan bawel bersamanya karena sudah berjanji untuk menemani sampai salju terakhir tapi orang itu tak kunjung datang! Bukan berarti Yoongi merindukan omega apel itu–oh tentu saja tidak! Hanya saja Yoongi bosan! Sangat bosan!

"Hah, mungkin memang ini akhirnya? Dia juga terluka kemarin, tapi apakah lukanya sembuh? Atau jangan-jangan makin memburuk??" Yoongi beranjak bangun dari tempat nya saat pikiran omega kecil itu kecil itu tengah kesakitan karena menyelamatkannya. "T-tidak, dia calon tabib dan disana pasti ada tabib pasti omega itu dirawat dengan baik, keluarganya pasti sedih dan khawatir..." Lelaki itu termangu menatap api unggun di depannya.

Keluarga...

Ah pasti mereka juga melarang Jimin untuk keluar lagi. Jika itu Yoongi dia pasti akan mengurung omega bawel dan nakal itu di gubuknya. Ya, pasti. Di sini berbahaya, terlalu banyak bahaya dan tidak cocok untuk seorang wolf muda seperti Jimin.

"Lebih baik seperti ini," ucapnya pada diri sendiri, sebelum merebahkan diri diatas bulu rusa yang hangat.

Malam itu terasa dingin kendati api unggun berada dekat dengan Yoongi. Malam itu terasa hening kendati suara hutan berdesir di belakang Yoongi. Salju mulai turun, Yoongi membuat catatan mental untuk membuat selimut sebelum mati membeku. Dan saat mata hendak terpejam, Rogue itu mendengar suara langkah berkejaran yang kian mendekat.

Yoongi kembali bangkit dan berdiri dalam sekejap. Matanya menatap ke kejauhan dengan dada berdegup penuh rasa antisipasi. Siapa yang datang? Apakah itu Jimin? Tidak, ini nyaris tengah malam dengan salju turun lebat, tidak mungkin omega itu datang–

Tidak..

Yoongi nyaris tidak percaya apa yang dia lihat saat suara langkah kian dekat dan aroma apel mulai tercium di udara. Kali ini terasa kecut dan masam, tanpa aba-aba hati Yoongi terasa ngilu saat merasakan kalau omega itu datang tidak dalam keadaan baik-baik saja.

Hanya pakaian hangat tipis berwarna putih senada dengan salju. Pipi merah sembab dan mata abu-abu bengkak yang berlinang air mata. Hidungnya ikut merah dan bibir tebal yang biasanya terlihat merona segar itu terlihat pucat semua karena udara dingin yang menusuk.

"Tuan... Hiks... Tuan Rogue.... Hiks.." suaranya terdengar lirih dengan isakan tangis yang membuat hati Yoongi ngilu.

Tanpa aba-aba, rogue itu segera bangkit dan mendekati omega itu setengah berlari. Tubuh tinggi bidang berbalutkan baju hitam itu begitu kontras dengan tubuh Jimin yang berbalut pakaian putih. Bahkan pundak omega itu terlihat lebih sempit dan mungil dari biasanya. Jantung Yoongi bertalu cepat memikirkan apa yang terjadi hingga membuat omega yang mempunyai senyum sehangat matahari musim semi itu menangis. "Hei! Heiii! Ada apa? Kau kenapa? Katakan padaku sekarang! Apa Motu? Motu tidak menyerang desa mu kan?? Ringo!!" Tangan besar mencengkram pundak sempit Jimin hingga mengguncang tubuh itu. Begitu terkejut Yoongi saat kedua tangan Jimin melingkar pinggang dan omega itu merengkuh tubuhnya dalam pelukan erat.

Belong To You | ABO [YoonMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang