7. Pakis Bulan

742 111 10
                                    

Fajar belum menyingsing dan Jimin sudah di depan pintu masuk desa dengan membawa tas jinjing. Seokjin membangunkannya bahkan sebelum ayam berkokok. Setelah makan malam dia meminta tabib choi untuk secara resmi menjadi murid nya.

"Lama! Kau terlalu lama memutuskan sampai keriput ku bertambah! Dasar wolf muda! Besok bangun sebelum fajar dan kumpulkan tanaman obat!" Itu jawaban tabib chi dengan suara melengking dan beberapa pukulan di pundak.

Dan itulah alasan dia bangun bahkan mendahului matahari.

Mengecek perlengkapan dari bekal, tempat minum dan beberapa gulungan perkamen berisi informasi tentang herbal juga beberapa perkamen kosong untuk dia isi. "Appa membawakan ku banyak daging, padahal aku hanya keluar sampai sore saja kenapa mempersiapkan ku seakan aku ingin pergi berminggu-minggu?" 

"Jimin!!"

Menyampirkan tas di pundak, baru saja Jimin ingin melangkah keluar dari pintu desa namanya dipanggil oleh seseorang yang tidak biasa. Lelaki dengan tubuh tidak lebih tinggi darinya dan salah satu dari jajaran elit rouge sang ayah. Taemin.

"Iya? kenapa Taemin?"

Lelaki itu tidak langsung menjawab, wajahnya terlihat gusar dengan gelagat mencurigakan untuk Jimin, "aku dengar kau sedang berlatih menjadi tabib ya?" pertanyaan itu terdengar seperti basa-basi yang canggung. Jimin tidak begitu dekat dengan Taemin, hanya beberapa kali melihatnya saat tim rouge ayahnya kembali.

"Iya." jawabnya singkat karena tidak tahu harus menanggapi apa.

"K-kalau gitu, uhmm... selamat berjuang. Uhm ini," Taemin mengulurkan sebuah batu oval berwarna biru muda yang diikat di sebuah tali panjang dan membentuk seperti kalung. Mata Jimin membola, ini bukan sesuatu yang dia pikirkan kan? 

"Aku menemukannya beberapa hari yang lalu saat berburu. Batu cantik ini ada di dalam sungai dan bercahaya aku yakin batu  ini bermandikan cahaya rembulan dan mendapatkan berkat dari Selena. Dan aku harap ini bisa menjagamu saat di luar desa nanti."

Jimin menatap kalung itu, termangu karena teringat kata-kata Jina yang bilang kalau Taemin ingin meng-courtingnya. Dia pikir itu hanya candaan tapi setelah melihat kalung dengan batu biru yang berkilauan itu di hadapan matanya dia bingung harus menjawab apa.

Diberikan hadiah dari seseorang adalah idaman banyak orang. Tanda kalau wolf itu memendam rasa dan tertarik pada mereka. Bentuk hadiah bervariasi dari hasil buruan yang sulit hingga ke cinderamata yang dibuat sendiri. Ranger Hoseok mempersembahkan beruang yang dia buru sendiri kepada Jina. Beruang yang sanggup memberi makan seluruh anggota pack sampai seminggu. Sedangkan hadiah ayah kepada appanya masih menjadi misteri. Setiap ditanya Seokjin hanya akan mengalihkan pembicaraan dengan pipi bersemu. Seperti itu makna hadiah di pack nya dan melihat itu terjadi padanya membuat Jimin tak tahu harus menjawab apa karena dia sama sekali tidak tertarik dengan Taemin untuk menerima hadiah itu.

"Terima kasih, tapi aku...," pikir Jimin, cara untuk menolak nya, "Aku tidak memakai aksesoris..,"

Jimin bisa melihat gurat kecewa di wajah Taemin, tangannya yang semula terulur perlahan turun. Matanya bergerak gelisah dan tangannya menggaruk tengkuk walaupun tidak gatal, "O-oh benar.. haha iya kau tidak memakai aksesoris aku... lupa. Haha."

Ah Jimin merasa bersalah sekarang, tapi ini lebih baik dibandingkan Jimin terima dan memberi sebuah harapan palsu pada Alpha muda itu. "Iya, hahaha aksesoris membuat ku tidak nyaman haha, terima kasih atas kalungnya aku sangat senang tapi memang aksesoris bukanlah kebiasaan ku kau bisa memberikan nya pada Eunha atau orang lain! Mereka lebih cocok! Baiklah uhm kalau gitu aku pergi ya." Jimin mengeratkan tali tas nya lalu pergi tanpa menengok kebelakang. Tidak sampai hati menatap Taemin yang hanya tercenung ditempat menatap kalung yang dia dapatkan susah payah dengan kecewa.

Belong To You | ABO [YoonMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang