14. Sebelum Fajar

758 113 4
                                    

Mata Jimin terbuka lebar di kegelapan. Butuh waktu agar sepasang mata abu-abu itu terbiasa dengan suasana minim cahaya sampai akhirnya dia bisa melihat tubuh Taehyung yang masih terpejam di atas kasur. Suara dengkuran halus terdengar, menggantikan dengungan yang lambat laun mulai mereda. Bintang masih gemerlap di atas langit dan bulan juga masih tinggi, Jimin menebak kalau masih ada banyak waktu sebelum matahari terbit.

Tidur Jimin tidak nyenyak. Sama sekali tidak.

Setiap dua jam dia terbangun, entah karena suara mendengung atau karena mimpi buruk. Syukur suara dengung itu sudah mereda sekarang tapi mimpi buruk itu masih menghantui dirinya. Mimpi dimana saat dia kembali ke hutan selatan dan menemukan tubuh rouge hitam itu sudah tidak bernyawa. Mimpi itu adalah sebab dia bangun sekarang, jam 3 dini hari dengan dada berdegup kencang, peluh di kening kendati udara dingin yang berhembus dari celah jendela. Rasanya masih mengganjal dan Jimin akhirnya memutuskan kalau dia tidak akan menunggu fajar untuk keluar untuk kembali ke hutan.

Kakinya menapak lantai kayu yang berderit, mata fokus memperhatikan sang adik yang masih terpejam sambil memeluk bantal. Setelah yakin, Taehyung terlalu sibuk di alam mimpi, Jimin bergegas mengambil tas jinjing. Memasukan selimut bulu ke dalam tas hingga tas itu gemuk serta sebuah tempat minum terbuat dari kulit yang sudah dia isi susu semalam, juga beberapa dendeng dan daging asap yang selalu tersedia untuk kudapan di kamar. Memakai baju hangat dan di double dengan jubah untuk menghalau udara dingin.

Jimin membuka pintu perlahan lalu berjinjit menuruni tangga kayu sambil mengintip apakah kedua orang tuanya masih tidur.

Namun kasur bulu di bawah dekat perapian kosong. Perapian yang selalu menyala sampai pagi juga telah padam. Kedua orang tuanya sepertinya sudah pergi atau memang tidak kembali semalaman? Ayah dan Taehyung kembali bersama dan mereka makan di aula makan bersama Jimin dan Seokjin. Jimin sempat meminta diajarkan cara membuat susu jahe sebelum akhirnya pulang bersama Taehyung. Kedua orang tuanya juga ikut bersama, sempat berbincang ringan di perapian di bawah sebelum akhirnya mengucapkan selamat malam lalu tidur di ranjang.

Hanya ada satu kamar yang mereka miliki kendati rumah mereka adalah rumah terbesar dan dihuni oleh pack alpha itu sendiri. Kamar itu pun digunakan si kembar bersama sedangkan kedua orang tuanya tidur di bawah dengan ranjang beralaskan bulu beruang dengan selimut bulu. bersama sebuah perapian yang biasanya bertengger teko di sana lalu pintu yang menghadap ke kamar mandi yang jarang mereka gunakan saat musim dingin.

Kedua orang tuanya akan tidur di sana dengan perapian menyala berbalut selimut bulu tebal tapi ruangan bawah sekarang kosong. Dengan rasa lega Jimin menuruni tangga kayu tapi hampir terlonjak saat pintu depan terbuka dan menampakan Namjoon dengan tubuh dibalut baju tebal sambil memegang sebuah jaring berisi ikan segar.

"Chimmy kenapa kau sudah bangun? Tunggu kau mau kemana rapi begitu?? fajar masih lama, kenapa kau sudah bersiap pergi?? hei??" Jimin masih membeku di tempat dengan jantung berdetak tak karuan tapi ayahnya sudah menerjangnya dengan rentetan pertanyaan tanpa koma dengan wajah cemas bukan kepalang seakan Jimin ingin kabur dari rumah.

Membenarkan posisi tas, mata abu-abu itu melirik sekitar ruangan tanpa mau bertemu pandang dengan sang ayah, "aku, aku ... aku mau cari tanaman herbal seperti biasa hehehe. Disuruh Nenek Choi!!"

Kening sang ayah berkerut dua lapis, "fajar masih lama untuk apa Nenek Choi menyuruhmu berangkat saat bulan masih tinggi?? Chimmy tatap ayahmu saat bicara." kalimat terakhir terucap tegas hingga dada Jimin hampir copot karenanya. Namun semakin disuruh, omega muda itu semakin tak berani menatap mata abu-abu itu secara langsung

"Aku, aku disuruh cari tanaman yang... yang hanya muncul sebelum matahari terbit ayah!!"

Satu alis Namjoon naik, "apa itu?"

Belong To You | ABO [YoonMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang