22. Tak Akan Mati dan Takkan Dibiarkan Mati

740 116 10
                                    

Mereka sudah berada di tepi sungai dengan bercak darah yang tertinggal dan dada sesak karena kehabisan nafas. Serigala hitam, Yoongi, menaruh serigala putih, Jimin yang sedari tadi dia bawa lari ke tanah. "BODOH!!! APA YANG KAU LAKUKAN?! KAU MAU MATI?! KENAPA KAU MELAKUKAN ITU!!!!!"

"Aku tidak ingin kau mati!!! Tidakkah kau mengerti itu?!" Serigala putih yang tubuhnya lebih mungil iu balas menyalak, tidak ingin disalahkan kendati dia tahu apa yang dia lakukan gegabah. "Kau sendiri apa yang kau lakukan!? Menyerang gila-gilaan seperti hilang kesadaran! Lihat tubuhmu!! Kau menerima luka lebih banyak dari aku!!"

"SADARKAH KALAU KAU LEBIH PENTING DARI DIRIKU?!" Nafas masih terengah, serigala hitam itu membalas walaupun energinya sudah terkuras habis dan empat kakinya nyaris tak mampu menopang lagi, "Kau masih punya rumah Jimin! Jika aku mati pun tidak ada yang peduli, beda dengan dirimu. Kau masih punya keluarga yang mengkhawatirkanmu dan menunggumu pulang! Jika terjadi hal seperti itu lagi, jika Motu kembali menyerang lagi, lupakan aku dan selamatkan dirimu sendiri!"

"AKU PEDULI PADAMU!!!" Sepasang tangan hangat menyentuh wajah berbulu hitam, dua kelereng abu-abu menatapnya lekat berkaca-kaca dan bibir penuh bergetar menahan tangis. Jimin telah berubah ke dalam wujud manusianya dan merengkuh Yoongi ke dalam pelukannya, "aku tidak membiarkanmu mati."

Yoongi terpekur dan nyaris menahan nafas saat merasakan hangat dari tangan Jimin yang seakan menjalar ke sekujur tubuh. Rasa hangat itu menariknya kembali ke dalam cahaya saat tadi sempat diselimuti kegelapan dan hilang akal sejenak. "Itu hanya egomu," ucap serigala itu pelan setelah seluruh adrenalin menguap dan rasa sakit dari luka mulai menyerang satu persatu.

Omega itu justru memeluk leher Yoongi, memeluknya dan membawa serigala hitam itu mendekat lebih erat. Yoongi terdiam saat merasakan tubuh Jimin gemetar halus dan aroma kecut menguar dari tubuh itu, "itu bukan ego. Aku... aku tidak akan membiarkanmu mati.. tidak akan... aku tidak ingin kau mati... Jangan seperti itu lagi, jangan... jangan buang nyawamu seperti itu lagi..."

Yoongi hanya diam, membiarkan omega itu memeluknya hingga dia tanpa sadar sudah berada di wujud manusianya dengan kepala bersandar di pundak sempit Jimin. Tubuhnya diserang rasa sakit dan kelelahan luar biasa setelah berlari seharian. Syukur lukanya tidak separah sebelumnya tapi bukan berarti tidak sakit sama sekali.

Tubuh yang lebih besar mulai rileks di pelukan yang lebih muda. Nafas berhembus perlahan saat jantung tak lagi berpacu. "Bodoh, buat apa peduli pada rogue?"

"Aku tidak peduli kau rogue apa bukan, aku tidak akan membiarkanmu mati... tidak, tidak akan," Jimin berucap pelan, nyaris seperti bisikan dan terdengar seperti sedang ketakutan.

Yoongi mendengus kecil dengan sudut bibir terangkat membentuk sebuah senyum tipis. Muzka, sepertinya dia akan menyusul nanti, maaf.

—-

"Ouch! Ouchh!! Sakit!! Bisa lebih lembut?!"

"Ini sudah pelan! Kau saja yang berisik!!" Jimin balik menghardik seraya angan sibuk membalut luka.

Yoongi kembali meringis saat kain kasar dan obat menekan luka lengan. Sesekali dia melirik omega di sebelahnya. "Tubuhmu tak apa?"

"Apa maksudmu dengan tubuhku??"

"Kau dilempar oleh Motu ke pohon. Tubuhmu mungil dan lemah pasti terluka! Kemari aku mau lihat!!"

Jimin terdiam kemudian bersedekap dengan wajah cemas nyaris panik, "lemah?! Aku tidak lemah ya!! Dan apa-apaan itu! Kau mesum yaa!!"

"Aku tidak mesum aku ingin cek!!"

"Tidak perlu ihhh! Kau bukan tabib!!!"

"Aku bukan tabib tapi aku mengerti pengobatan luka sederhana!! BISA NURUT SEDIKIT TIDAK SIH??"

Belong To You | ABO [YoonMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang