00. Happier : Kilas Balik

2.1K 186 7
                                    

Dua garis itu menjadi sebuah bukti bahwa ia tak akan sendirian lagi. Dalam keheningan malam ia terpaksa bangun, memastikan tentang kebenaran benih-benih cinta yang memabukan yang ia terima beberapa bulan lalu. Dia sudah memastikan bahwa peristiwa itu tak akan terjadi, mengingat ada alat yang dipastikan bisa melindungi kebocoran itu. Nahas, dua garis pada sebuah alat telah mengklaim kebenarannya.

Sepasang matanya memerah, tidak beberapa lama ia menunduk menyesali semua yang pernah ia lakukan ketika tidak memiliki jadwal dengan para anggotanya. Bahunya bergerak naik turun, dia tidak pernah menyangka akan sampai sejauh ini. Karir grupnya sedang naik, dan apakah dia harus memilih?

"Jessica!"

"Jessica, buka pintunya."

"Jessica, apa kau di dalam?"

Buru-buru ia mengangkat pandangannya, menyeka air mata yang membasahi kedua pipi. Tidak, bukan saatnya ia menangis di tempat ini. Dia tinggal bersama delapan gadis lainnya, Jessica Jung menjadi salah satu anggota dalam grup ternama, yaitu SNSD.

"Kenapa?" tanya Jessica setelah menyelesaikan segalanya.

Gadis itu menghela napas lega. "Aku pikir kau menghilang, kau meninggalkan kamar tanpa sebuah tanda."

Jessica tersenyum sedetik. "Maaf, aku sedikit mual tadi."

Tiffany Hwang ialah teman satu kamar Jessica, mereka berdua berada di satu ruang yang sama dengan Sang leader, yaitu Kim Taeyeon. Ada tiga kamar, dan dibagi dalam satu kamar terdapat tiga anggota.

"Di mana Taeyeon?"

"Dia masih tidur, dan begitu melihatmu tidak di ranjang membuatku sedikit cemas. Apa masih mual?"

Jessica menggeleng. "Tidak, sekarang lebih baik."

"Omong-omong, besok kita akan latihan menari untuk comeback bulan depan," kata Tiffany. "Jangan sakit, Jessica yya."

"Jangan khawatir, aku hanya mual sedikit," kata Jessica dengan kekehan.

Tiffany menghembuskan napas pendek, ia melihat ke depan dengan lurus.

"Aku selalu berharap kita akan tetap bersembilan," gumam Tiffany.

"Ya?" Jessica terhenyak mendengarnya.

"Kenapa? Aku hanya sudah nyaman dengan posisi ini, sembilan untuk selamanya, bagaimana?"

"I-iya, tentu saja!" Jessica bersusah payah mempertahankan senyumannya. "Ya, sembilan untuk selamanya."

Sebelah tangan Jessica reflek meraih perut datarnya, ia mengusap itu dengan raut wajah gelisah. Sekarang dia tahu apa pilihannya, dia tahu harus seperti apa dirinya di masa mendatang.

"Maaf," gumam Jessica pada perut datarnya itu.

Keduanya masuk ke dalam kamar, di ranjang empuk itu Taeyeon tidur dengan posisi terlentang.

"Bukankah dia seperti mayat hidup?" bisik Tiffany. "Apakah kita perlu mengabadikannya?"

Jessica sedang berada dalam lamunan lagi, sehingga dengan segera ia mengangguk sebagai jawaban atas bisikan Tiffany. Tanpa ragu Tiffany mengambil ponselnya, menyalakan kamera untuk memotret rekan satu kamarnya itu.

"Hentikan!" teriak Taeyeon dengan mata tertutupnya.

Taeyeon yang mengigau, Tiffany yang hampir jantungan karena terkejut. Dia pasti akan dimarahi habis-habisan jika ketahuan mengambil foto diam-diam seperti ini.

"Cepat," bisik Jessica.

"Tunggu sebentar!" balas Tiffany yang masih mengatur napas atas keterkejutannya.

HappierTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang