"Mommy!!!"
Krystal bergerak menutup pintu ruangan, dengan raut wajah panik dia benar-benar berusaha bergerak cepat untuk tak membiarkan siapa pun masuk ke dalam ruang tunggu ini.
Bocah kecil itu berakhir dengan memeluk kaki jenjang ibunya, mengejutkan seluruh anggota yang tengah bersantai setelah menyelesaikan pertunjukan mereka.
"Hallo, Auntie~" sapa Sinb kepada seluruh rekan ibunya. "Mom, Sinb datang ke sini karena Sinb membawakan ini untuk Mommy."
Jessica melirik sebatang cokelat yang disodorkan oleh Sinb, ia lantas mengambilnya dan melepaskan kedua tangan putrinya yang berada di kaki tersebut. Ia berjongkok, sorotnya menajam sehingga Sinb kontan terdiam cemas.
"Kenapa kau ke sini?" tanya Jessica bernada bisikan. "Ini bukan tempatmu, kau tahu?"
Sinb menunduk. "Sinb hanya ingin memberikan hadiah, Mom."
"Kau bisa memberikannya di rumah, bukan di tempat seperti ini," kata Jessica pelan namun disertai penekanan. "Jangan menyebutku Mommy ketika berada di tempat ramai, mengerti?"
"Tapi, kenapa?" tanya Sinb bingung.
Jessica kembali beranjak, ia mengusap-usap pucuk kepala Sinb dan memberikan senyuman terbaiknya karena kini sedang diperhatikan oleh anggotanya.
"Terima kasih, ya," ungkap Jessica.
"Sinb yya," panggil Yuri. "Kemarilah~"
"Ayo kemari, Nak!" sahut Taeyeon dengan antusias.
Sinb mendongak untuk meminta jawaban dari ibunya, setelah Sang ibu mengangguk barulah ia tersenyum dan berlari menghampiri delapan bibinya itu. Jessica berjalan menuju ke tempat adiknya berdiri.
"Kenapa kau membawanya kemari?" tanya Jessica.
"Dia hampir saja diculik," jawab Krystal. "Ada yang menginginkan organ dalamnya di luar sana, jika aku tidak berniat menjemputnya, aku tidak tahu apa yang akan terjadi padanya."
Jessica menatap Krystal tajam. "Apapun itu, jangan bawa dia kemari, Krystal. Dia bisa membuat karirku berada dalam bahaya, begitu pun dengan anggota lainnya."
"Dia menangis seharian, aku tidak tahu bagaimana cara menenangkannya. Lalu, aku pikir Ibunya adalah tempat terbaik untuknya menenangkan diri," jelas Krystal. "Peluk dia seperti Eonie memelukku ketika masih kecil, dia putrimu."
Sinb tertawa ketika bersama dengan delapan perempuan itu, dia kegelian karena sesekali digelitiki oleh mereka. Bocah itu juga diberi makanan oleh Taeyeon, sehingga ia langsung terdiam untuk menikmati makanan tersebut.
"Kedatangan Sinb membuat energiku kembali," ujar Sunny. "Ah, aku pikir aku akan membuat anak juga."
"Benar, suasana menjadi lebih hidup ketika bocah ini datang untuk pertama kalinya," sahut Hyoyeon setuju.
"Jessica eonie, bawa saja Sinb kemari setiap kita selesai pertunjukan," saran Yoona.
"Kita bisa memesan satu ruangan khusus untuknya," timpal Seohyun.
"Auntie," panggil Sinb. "Sinb tidak bisa datang lagi, ini bukan tempat Sinb."
Sooyoung yang kebetulan duduk di sampingnya menoleh, tangannya reflek terangkat dan mengusap pucuk kepala itu.
"Kenapa? Siapa yang mengatakan itu kepadamu?" tanya Sooyoung.
"Auntie, tempat ramai terlalu berbahaya untukku," kata Sinb sambil menelan sisa makanan di mulutnya. "Auntie Yul, Sinb mau minumannya, dong!"
"Oh? Sebentar, Auntie ambilkan," kata Yuri tanpa keberatan.
"Auntie Fanny, kaki Sinb pegal tadi, bisakah Auntie memijatnya?" pinta Sinb.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happier
Fanfiction[COMPLETED] - I wish I could be happier - [21-02-22] #2 in Jessica [25-03-22] #1 in Umji [30-02-22] #1 in Seohyun #3 in Siwon [07-04-22] #1 in Sowon [04-08-22] #1 Taeyeon