15. Happier : Sekarang

895 148 7
                                    

Bagaimana mengatakan kebenaran ini?

Jessica tidak bisa berpikir jernih sekarang, dia benar-benar takut jika Sinb mendengar dari orang lain tentang statusnya sebagai putri Ok Taecyeon. Apalagi Tn. Ok mengetahui tentang hadirnya, Beliau-lah yang menjadi alasan utama mengapa Jessica mau mempertahankan Sinb.

Ketika sedang berpikir tentang harus bagaimana ia mengatakan kebenaran itu, ia meraih surainya perlahan. Menurunkan jemari itu secara perlahan, beberapa helai menyelinap di celah jemari lentik milik Jessica. Kedua sudut bibirnya terangkat, ia tersenyum getir menanggapi kenyataan hidupnya.

"Sinb yya, Mommy minta maaf."

Tangannya gemetaran, perlahan ia menggapai sebuah botol dan mengeluarkan satu butir obat berwarna putih. Memasukan obat itu ke dalam mulutnya, lalu meleburkan dengan air yang ia simpan tepat di hadapannya.

"Jessica yya."

Jessica menoleh dan menurunkan beberapa helai rambut yang tersimpan di atas meja itu, ia merapikan beberapa helai rambutnya agar tak kelihatan sedang terluka.

"Ya?"

"Bagaimana cara memberitahu Sinb bahwa dia adalah putri dari Taecyeon?"

"Entahlah," jawab Jessica belum tahu. "Aku sedang tidak sehat akhir-akhir ini, Taeyeon ah."

Taeyeon yang datang, ia lantas duduk di sofa yang ada di kamar Jessica. Jessica membalikan tubuhnya di kursi meja rias itu, kepalanya berputar memikirkan akan seperti apa reaksi Sinb jika tahu kenyataan sesungguhnya itu.

"Bagaimana jika menyembunyikan semua itu selamanya?" tanya Jessica.

Taeyeon menggeleng. "Tidak mungkin, suatu waktu dia pasti akan mengetahuinya. Alangkah lebih baik kau sendiri yang memberitahukannya."

"Tapi, Taeyeon ah." Jessica menggigit bibir bawahnya cemas. "Aku harus bagaimana? Ini sulit, dia pasti akan marah kepadaku dan mungkin ... itu akan membuat hubungan kami lebih buruk."

Taeyeon beranjak dari sofa, ia berjalan ke arah jendela dengan kedua tangan yang melipat di bawah dada. Sambil menunggu suaminya menjemput, Taeyeon masih bertahan di rumah Jessica malam ini.

"Segera beritahu Sinb, Jessica," saran Taeyeon. "Aku hanya tidak ingin dia lebih marah jika kau terus merahasiakannya."

Jessica memijat pangkal hidungnya guna mereda pening, dia pun tak tahu harus bagaimana menanggapi keadaan saat ini. Putrinya benar-benar keras kepala, dan apabila ia mengetahui kenyataan itu, dia bisa lebih keras lagi.

"Taengo," panggil Jessica.

"Ya?"

"Jika aku ... tidak bisa menjaga Sinb sepenuhnya, maukah kau membawa Sinb?"

Taeyeon mengernyit. "Apa?"

"Tidak, ini adalah pengandaian saja."

"Tentu, aku akan membawa Sinb jika dia tidak keberatan," kata Taeyeon dengan enteng. "Dan ... aku pikir Sinb juga mau ikut denganku."

"Aku lega mendengarnya," kata Jessica dengan senyuman hangat. "Terima kasih, Taeng ah."

"Aish, kenapa?" Taeyeon bertanya dengan tawa kecilnya. "Ada apa denganmu, Jessica?"

Jessica menggelengkan kepalanya, dia menjadi lebih baik setelah mendengar sahabatnya mengatakan hal sebaik itu. Sungguhan, Jessica tersentuh dengan ucapan Taeyeon yang tak keberatan apabila Sinb ikut bersamanya.

"Suamiku!" pekik Taeyeon begitu mendengar sentuhan kuat pada tanah di pekarangan depan.

Jessica meringis. "Aku bahkan tidak mendengar apapun."

HappierTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang