Peralatan itu membantunya untuk bernapas lebih lama lagi, ia mengalami kejang sehingga hampir membuat para dokter kelabakan. Suhu tubuhnya begitu tinggi, ia bahkan sampai mimisan. Kini Sinb terlelap, setelah melalui beberapa jam yang cukup mengerikan.
"Sinb, di mana?"
Tiffany meraih lengan Jessica, mencengkramnya sehingga membuat keadaan berubah menegang. Seohyun menelan salivanya dengan susah payah, dia tidak pernah menginginkan situasi semenegangkan ini. Hal paling menakutkan baginya ialah, kompetisi yang hadir di antara para anggota.
"Kau akan menemuinya dengan aroma seperti ini?"
Jessica tertunduk, menatap pakaian yang masih melekat di tubuhnya sekarang. Maka Tiffany menyeret Jessica keluar dari ruangan, meninggalkan Seohyun yang harus menunggu bocah itu. Jangan sampai ditinggalkan, karena itu akan membuat bangunnya sepi.
"Lepaskan!"
"Ikut denganku, Jessica!"
"Aku bilang lepaskan!"
Tiffany memberhentikan langkahnya. "Aroma ini tidak bersahabat dengan putrimu, dia masih kecil dan belum pantas menghirup aroma alkohol!"
"Aku harus menemuinya, Tiffany!"
"Lantas mengapa kau pergi dan membiarkannya selalu sendirian, Jessica?!"
Napas keduanya memburu, sorot mereka pun saling berperang. Tiffany menyadari di mana posisi mereka saat ini, ia memaksa Jessica agar pergi ke suatu tempat yang lebih aman lagi.
"Kenapa kau meninggalkannya sendirian? Kenapa kau membuatnya tidur sendirian?"
"Dia sudah besar!"
"Tidak, dia masih anak-anak. Dia membutuhkan perhatianmu, dia membutuhkan pelukanmu, dia—"
"Dengar aku baik-baik, Tiffany!" potong Jessica sambil menunjuk kening itu dengan penuh peringatan. "Dia putriku, aku yang tahu segalanya tentang dia."
"Sungguh?"
Jessica menurunkan jari telunjuknya.
"Sungguhan kau tahu segalanya tentang dia? Sungguh?"
Sorotnya meneduh seketika.
"Apakah kau tahu apa yang dia sukai? Apakah kau tahu apa yang tidak dia sukai?"
Jessica menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.
"Tidak, selama ini kau selalu mengabaikannya. Dia masih kecil, dia membutuhkan perhatian seorang Ibu!" tegas Tiffany sambil meraih kedua bahu Jessica. "Hadirnya bukan sebuah kesalahan, jangan menyalahkannya."
"Aku akan mengganti pakaianku," kata Jessica. "Temani Sinb sementara aku berganti pakaian."
"Ya."
Mereka berpisah di sana, Jessica benar-benar pergi untuk mengganti pakaiannya terlebih dahulu. Bagaimana pun, Sinb tidak harus mencium aroma seperti itu, terlalu dewasa untuknya yang masih kecil.
"Kau akan pergi ke mana?"
Jessica dikejutkan oleh kehadiran pria Ok, dia mundur selangkah memberi jarak di antara keduanya.
"Siapa yang sedang sakit?"
"Bukan urusanmu!"
"Jessica!"
"Putri angkatku!"
Mengatakannya tanpa rasa ragu, membuatnya berada dalam kebohongan besar. Jessica pergi setelahnya, tanpa tahu Taeyeon berada di dekat sana dan mendengar perkataan yang ditegaskan oleh Jessica. Anak angkat katanya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Happier
Fanfiction[COMPLETED] - I wish I could be happier - [21-02-22] #2 in Jessica [25-03-22] #1 in Umji [30-02-22] #1 in Seohyun #3 in Siwon [07-04-22] #1 in Sowon [04-08-22] #1 Taeyeon