16. Happier : Sekarang

843 149 12
                                    

"Mom?"

"Mommy!"

"Mommy,  kenapa?"

"MOMMY!"

Tak adanya respon dari Jessica membuat Sinb jelas panik, dia menangkup wajah ibunya dan menepuk-nepuk pipi itu meminta kesadaran. Sinb berpamitan pergi membeli minum karena ibunya terlihat pucat, begitu kembali ia disuguhkan pemandangan pilu Sang ibu yang tak sadarkan diri.

Mereka belum pulang dari perjalanan malam-malam, sebab terhambat lagi oleh Jessica yang mengeluh kesakitan. Puncaknya adalah sekarang, ketika matanya terpejam seolah ia bersiap untuk pergi.

"MOM!"

"MOMMY, HENTIKAN!"

Dengan gemetaran Sinb merogoh ponselnya, dia benar-benar cemas ketika Sang ibu tak kunjung membuka mata. Hal ini belum pernah ia lihat sebelumnya, kali pertama Sinb menyaksikan ibunya dalam keadaan semengenaskan ini.

"Auntie!!!"

"Kalian di mana? Mengapa rumah sepi?"

"Auntie!!! Mommy pingsan!"

"APA?"

"Cepat datang ke depan sedikit, aku berada di depan sebuah kafe yang masih buka!"

Panggilan itu terputus, Krystal dipastikan dalam perjalanan menuju ke tempat Jessica dan Sinb menetap. Sinb tak pernah secemas ini sebelumnya, dia juga tak pernah sampai merasa setakut ini.

"Mom~" lirihnya. "Sinb mohon, jangan seperti ini."

Namun, ibunya tak kunjung membuka mata juga. Sinb duduk di samping ibunya, tangannya menggenggam tangan Sang ibu seolah tak mau ditinggalkan. Tidak beberapa lama sebuah mobil terparkir, Krystal keluar dari sana dan langsung berlari.

"Auntie!!!"

"AISH, KENAPA KAU MEMBUAT IBUMU PINGSAN, KENAPA?"

"Auntie," panggil Sinb pelan dan sedikit kalut.

Krystal mengapai tubuh Jessica, ia menggendong tubuh kaku milik kakaknya itu untuk segera dibawa ke rumah sakit. Sinb masih menegang di tempatnya, dia bahkan tidak bisa berdiri karena lututnya terasa lemas.

"Sinb, cepat masuk!" perintah Krystal.

Mengabaikan rasa terkejutnya yang dibentak oleh Sang bibi, Sinb berlari cepat dan masuk ke dalam mobil itu. Dia memposisikan dirinya dengan baik, menaruh kepala Sang ibu pada pahanya.

"Mom~"

Sinb mengusap-usap kening itu dengan penuh kasih sayang, sorotnya meneduh seolah ia takut kehilangan. Kini Sinb mengerti, betapa seharusnya ia mensyukuri daripada bersikap egois dengan terus menyalahkan ibunya.

"Mom~"

"S-sinb."

"Mommy!!!"

Jessica terbangun, ia bersusah payah menarik kedua sudut bibirnya membentuk senyuman. Sinb menggeleng pelan, lalu ia memeluk kepala ibunya tak mau kehilangan.

"Mom, jangan sakit~" pinta Sinb melirih. "Sinb takut, Sinb minta maaf, Mom~"

Jessica terbatuk, ia beranjak duduk dan memuntahkan cairan kental berwarna merah khas. Sinb terkejut, ia bergerak cepat mengambil beberapa helai tisu yang kemudian digunakan untuk menyeka cairan itu.

"Mommy, kenapa?" tanya Sinb gemetar. "Kenapa Mommy seperti ini?"

"Tidak, Mommy baik-baik saja," dusta Jessica.

Sinb menyeka air matanya kasar. "Mom, jangan sakit."

"Tidak apa-apa, Mommy baik-baik saja," dustanya lagi.

HappierTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang