08. Happier : Sekarang

1.3K 175 8
                                    

"Pulang."

"Mom, aku ingin bermain."

"Pulang!"

"Mom, aku ingin bermain dengan teman-temanku."

Jessica mencengkram lengan Sinb erat, sorotnya menajam penuh dengan peringatan. Sinb menghembuskan napas berat, sudah beranjak menjadi gadis remaja, tetapi ia selalu dikekang oleh peraturan ketat ibunya.

"Mommy, aku juga ingin pergi ke tempat yang ramai bersama mereka," kata Sinb memelas. "Aku bosan jika harus tinggal di rumah, aku bosan, Mom!"

"Sinb, Mommy tidak menyukai pergaulan zaman sekarang, mereka semua tidak membawa pengaruh baik untukmu!"

"Baiklah," kata Sinb mengalah.

Mengalah agar tak memperpanjang perdebatan, kini Sinb masuk ke dalam mobil yang datang menjemputnya. Ia duduk di samping kemudi, melirik Sang ibu yang baru masuk serta memasang sabuk pengaman.

Jessica melirik Sinb yang masih diam dengan tanpa sedikit pun bicara, lalu tanpa memberi pertanda Jessica mendekat untuk memasangkan sabuk pengaman di tubuh putrinya. Sinb memalingkan pandangan ke arah jendela, enggan untuk bertatapan dengan ibunya.

"Mom," panggil Sinb. "Sampai kapan seperti ini? Sinb ingin melakukan aktivitas seperti teman-teman."

"Tidak akan!" Jessica memberi penegasan.

"Aish, kenapa?"

Tidak menjawab pertanyaan yang diajukan oleh putrinya, maka Jessica segera menyalakan mesin mobil yang kemudian melajukannya. Sinb menghembuskan napas kasar, dia sampai tak memiliki teman karena dikekang oleh ibunya.

"Mau makan di mana?"

"Terserah."

Jessica merogoh ponselnya yang menerima notifikasi pesan, ia menarik kedua sudut bibirnya membentuk senyuman walau sekilas. Setelah memastikan isi pesan itu, Jessica mulai fokus dengan laju mobilnya sehingga ia sampai di sebuah resto yang cukup sepi. Tidak bisa dipungkiri, Jessica menghindari keramaian karena dia takut kedatangan orang misterius yang bertemu dengannya beberapa tahun silam. Menakutkan.

"Kenapa diam saja?" tanya Jessica.

"Tidak."

Sinb keluar dari mobil lebih awal, menyisakan Jessica yang mengambil sebuah botol berwarna putih. Ia melihat keberadaan Sinb yang tengah memperhatikan keadaan sekitar, lalu mengambil satu butir pil yang kemudian ditelan tanpa air untuk meleburkannya.

"Sinb yya!!!"

Suara itu membuat Sinb kontan teralihkan, ia berbinar begitu melihat siapa yang memanggilnya. Krystal, bibinya itu ternyata berada di resto ini.

"Auntie!!!"

Berlari menghampiri Sang bibi, memeluknya erat sebagai cara melepas rindu karena sudah lama tak berjumpa.

"Auntie, kapan pulang ke sini?" tanya Sinb setelah pelukan merenggeng.

"Kejutan~" jawab Krystal sambil menangkup wajah Sinb. "Omona, kau terlihat semakin mirip saja dengan Ibumu, ya."

"Begitukah?" Sinb menaikan sebelah alisnya.

"Tentu!" pekik Krystal dengan sangat yakin. "Omong-omong, di mana Ibumu?"

Sinb menoleh ke belakang, Jessica keluar dari mobil hitamnya dan berjalan menghampiri. Pelukan melepas rindu juga hadir di antara kakak beradik tersebut.

"Aku akan mentraktir kalian," ucap Krystal dengan penuh percaya diri.

"Baiklah, aku akan memesan semua makanan di resto ini, ya!" kata Sinb bersemangat.

HappierTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang