Assalamu'alaikum anak-anak raikan tercinta, yuk bisa yuk yang muslim, kita jalankan ibadah puasanya dengan hati yang lapang dan semoga mendapat ridhonya Allah SWT.Tidak jauh-jaug dari dunia raikan Nana mencoba membuat cerita ini dengan merevisinya ulang agar phi phi bisa terhibur.
Alurnya akan sedikit Nana rubah sedikt.
Jadi jangan lupa vote dan komennya
HAPPY READING 🙏
Khana Mahmud Gupi Permada anak seorang Kiyai Mansur Veevat Al Bakhri Permada, seorang Ayah yang taat agama dan menjadi panutan. Is sangat dihormati sebagai Ustadz dan pendakwah bahkan lumayan terkenal. Pengajiannya yang terbilang baik untuk mengajak umat muslim kembali ke jalan seharusnya ditetapkan oleh Allah SWT dengan meluruskan ajaran-ajaran islam.Ibunya juga seorang Ustadzah, tidak jauh berbeda dengan suaminya, pendakwah sekaligus seorang guru besar di sebuah pesantren, sama hal seperti suaminya Ustadz Veevat, dia juga seorang guru di sebuah pesantren bahkan memiliki pondok pesantren sendiri.
Walau dikelilingi latar Ayah dan Ibu taat agama, namun berbanding terbalik dengan bocah laki yang nakal. Ia sama sekali tak mencerminkan tabiat orang tuanya yang berbudi pekerti yang baik.
Khana Mahmud Gupi Permada
Anak dari Ustadz Vevat dan Ustadzah Ameina. Sekarang ia harus memasuki pesantren milik Ayahnya sendiri, ketika laki-laki yang disebut Khana lulus kelas 9.
Khana dari awal menentang melanjutkan pendidikan ke pesantren di mana sejak kelas 1, ia hanya dibiarkan bersekolah biasa, membuatnya sangat tidak terkendali, sering membuat onar dan begitu banyak masalah yang Khana dapatkan. Hal tersebut menjadi pikiran untuk ke-dua orang tua Khana.
Awalnya Ustadz Veevat tidak ingin memaksa anaknya, mereka lebih memutuskan pilihan Khana yang menurut mereka sudah dibekali pelajaran islami, namun itu semua sangat tidak cukup ternyata, Khana terpengaruh lingkungan, menjadikan dia semakin tak terkendali.
"Abi, Khana tidak mau belajar di pesantren," mohon Khana, ketika mereka mengantarkan Khana ke pesantren.
Tapi permohonan Khana tidak berguna, mereka sudah tiba dan masuk di lingkungan pesantren Ayahnya sendiri.
Pesantren ini sendiri terletak di kaki pegunungan yang masih asri, begitu tenang untuk dijadikan tempat pengajaran.
Kehidupan baru tentunya membuat Khana harus beradaptasi ulang dengan pilihan ke-dua orang tuanya yang sedikit memaksa.
***
"Assalamu'alaikum, kamar Ya-Latif?
Perkenalkan saya Azamat Brigh Bahat, salah satu penghuni kamar ini."