TS 17

549 92 78
                                    

Happy Reading
Vote dan komen
Harus!!!!!

Sekawanan santri al-hafiz sedang berkeliling menikmati hari bebas mereka yang mana esok mereka semua sudah kembali ke pondok.

Setelah puas berjalan-jalan, mereka kembali, langsung tertuju rumah Khana untuk beristirahat menghilangkan penat.

"Khana kok rumah awak ramai begini?"
ucap mild. Terlihat beberapa mobil terparkir di halaman rumahnya yang tidak terlalu besar.

"Kayaknya ada tamu deh, yuk lah!" ajak Khana memasuki rumah. Benar di sana sedang kedatangan tamu. Khana yang masuk bersama teman-temannya sedikit bingung melihat seseorang terlihat tertutup duduk di antara orang-orang lainnya.

"Waalaikumsalam," sambut Abi Khana, setelah mereka satu persatu bersalaman, "Khana bawa masuk dulu teman-teman anta, jamulah dengan minuman dan hidangan, minta tolong Mbak, kita sedang kedatangan tamu juga, maaf ya Abi tidak menyambut kalian dengan baik."

"Gak papa kok Kiyai, maaf kami merepotkan," sungkan Bri.

"Siapa mereka Abi?" tanya Khana penasaran, semua orang terlihat asing.

"O ini, sini," ajak Abi Khana menuju tengah, ia duduk di antara Ustadz Mew juga.

"Ini teman lama Abi, dan yang ini, l" tunjuknya pada seorang wanita yang senantiasa menunduk sangat sopan. Ia
Menggunakan cadar sangat tertutup.

"Ukti Fatim, yang nakan bertaarufan dengan Ustadz Mew."

Khana terkejut dengan mata membesar. Ia menatap Ustadz Mew yang juga melihatnya, apakah benar wanita anggun ini akan dijodohkan dengan Ustadz Mew.

Rasa sakit yang tiba-tiba menyeliputi Khana, benar sesak seakan kesulitan untuk menghirup udara.

Khana gematar sangat ingin pergi dari sini membuatnya seketika bangkit berhamburan ke luar rumahnya.

Teman-teman Khana merasa paham, sedangkan Abi dan Uminya sedikit malu dengan sikap Khana yang kurang sopan itu.

"Maaf anak saya seperti itu, maaf sekali?" Sungkan Kiyai Veevat pada Kiyai Makmur ayahnya Fatim.

"Biasa anak-anak. Hmm begini Kiyai, karena sebentar lagi magrib kami berniat undur diri." Setelah memutuskan sebuah keputusan tentang perjodohan ini.

Ustadz Mew mencari Khana setelah tamunya pergi ke setiap sisi. Khana ternyata duduk lagi-lahi di bawah pohon tapi tidak di tepi danau. Ia duduk dengan menekuk lututnya menyembunyikan diri.

Flasback

"Astaghfirullah Khana, saudara yakin menyukai Ustadz Mew?" kaget Up apakah ini benar.

"Sebenarnya gua juga gak tau? Tapi tiap kali gua di dekat Ustadz Mew rasanya begitu nyaman, ketika gua beradu mata, jantung gua berdebar gak karuan, setelah gua searching di google katanya gua lagi jatuh cunta!" jelasnya polos, Khana benar-benar jujur pada mereka.

"Tapi awak tau kan Ustadz Mew laki-laki dan itu haram di agama kita."

"Gua tau Mild, karena itu gua harus pastiin apakah gua menykai Ustadz mew atau tidak, tapi apa mungkin, apa hanya karena gua sayang aja ah gak tau lah, gua pun bingung."

THE SANTRI (Di Terbitkan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang