ts 15

551 92 101
                                    

Gak pake lama cus....

Happy Reading 😍
Vote dan komen👍

Mobil Alphard itu memasuki sebuah pekarangan yang teduh di mana tempat tinggalnya Kiyai Veevat, walau tidak terlalu besar lumayan menenangkan untuk siapapun yang tinggal di sana.

"Ustadz Mew kita sampai," ucap Umi Khana.

"Khana masih tidur Nak Mew? Tolong di bantu membangunkannya," pesan Kiyai Veevat turun lebih dulu bersama menyiapkan kamar untuk tamu mereka.

Khana yang pulas masih setia menopang di bahu Ustadz Mew, ia semakin merapatkan diri ketika tidurnya di usik seseorang.

"Khana bangun, anta sudah sampai di rumah," panggil Ustadz Mew terus sembari mengelus muka bulat Khana.

Ustadz Mew benar-benar tidak tega melihat Khana yang begitu sangat pulas, dengan muka damai meski diguncang beberapa kali, tapi bocah ini harus segera dibangunkan.

"Khana..." agak kuat panggilnya membuat khana tersentak .

"Sahur iya-iya sahur!" ucap Khana kaget.

"Ustadz?" Lagi-lagi Khana terkejut melihat orang di sebelahnya, duduk seorang Ustadz Mew. Khana bingung bagaimana ceritanya kenapa bisa di mobil orang tuanya.

"Kok bisa di sini?"

"Jangan kaget gitu dong, makanya jangan tidur mulu, sampe gak tau Ustadz ikut Khana kan?"

**"

" Ada apa Umi?" tanya Kiyai Veevat melihat istrinya mengurut kening bicara dengan Mbak mereka (Mbak adalah asisten rumah tangga).

"Ini Abi, kamar untuk Ustadz Mew ternyata atapnya tiba-tiba runtuh karena hujan tadi," keluh Umi Khana.

"Udah jangan di persulit, Nak Mew kan bisa tidur bersama Khana?"

"Tapi Abi?"

"Um, sudah siapkan sekarang, mereka pasti mengantuk, liat Khana sejak tadi menguap terus, padahal selama di perjalanan ia selalu tidur."

Khana berdesir, diam-diam anak laki-laki itu menaruh rasa dengan gurunya, walau Khana belum menyadari apa yang terjadi padanya.

"Apa tidak apa-apa Ustadz Mew tidur bersama Khana?" sungkan Umi Khana tidak seperti ini menyambut tamu dengan baik apalagi Ustadz Mew anak dari sahabat suaminya sendiri.

"Tidak apa-apa kok Umi, hanya saja Mew khawatir Khana yang tidak ingin berbagi kamar."

"Anta harus mau, dan bersikap baik
lah pada Ustadz Mew, o iya Abi lupa bilang, Ustadz Mew ini anak sahabat Abi di Kairo, berhubung orang tua Ustadz Mew di sana, jadi Ustadz Mew merayakan lebaran ikut kita," ucap Kiyai Veevat, Khana masih terlihat kaget.

"Hmm jadi begini kamar seorang Khana." Ketika mereka sudah berada di kamar Khana, seperti hal biasanya kamar anak laki-laki seusia Khana dengan dinding bertempelkan poster bola di mana-mana.

"Ustadz juga suka main bola?" tanya Khana melihat Ustadz Mew fokus memperhatikan poster bola di kamarnya.

"Hmm lumayan. Dulu, sekarang sih jarang, o iya Khana, Ustadz mau mandi sebelum tidur, boleh memakai kamar mandi Khana kan?" tanya Ustadz Mew.

THE SANTRI (Di Terbitkan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang