TS 2

713 103 122
                                    


Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh, apa kabar anak2 raikan semua. Semoga baik ya🤭🤭

Balik lagi nih di story kita The santri
Masih pada nungguin kan😍😍😍

Mumpung ini puasa pertama nana mau nyemangatin phi2 readers nih semoga puasanya bisa lancar sampai buka nanti.

Yuk gak pake lama

Happy Reading 🥰🥰
Vote dan komen jangan lupa.

Suasana di pesantren Al-hafiz di desa Jastamir provinsi Jasarasa (nama dan tempat ngarang alias fiktif belaka) lumayan teduh dengan hamparan alam yang memukau, menambah rasa syukur setiap yang menikmatinya kepada Allah SWT. Lokasinya di dekat pegunungan menjadi tempat ini begitu sejuk dengan bangunan masih bernuansa alam.

Pesantren ini didirikan oleh Ustadz Veevat Al Bakhri permada seorang ustadzah sekaligus pendakwah.

Ustadz Veevat sendiri bukan lah keturunan lokal, dirinya berasal dari bangsa kulit putih, namun karena beberapa hal membuatnya hidup dan tinggal di Indonesia sehingga mempunyai keluarga di sini, istri ustadz Veevat masih keturunan lokal tapi seorang mualaf , setelah menikahi ustadz Veevat istrinya begitu sangat ingin mencintai Agama Islam dengan pengajaran tinggi berbuah hasil membuatnya juga menjadi ustadzah di sebuah pesantren.

Mereka berdua sudah memiliki anak dengan harapan kelak akan menjadi seperti mereka namun tetap dengan keinginan hati anaknya sendiri.

Khana Mahmud Gupi Pemada, walau besar dengan ajaran yang begitu baik dari ke-dua orang tuanya, tak menutup kemungkinan jika bocah laki-laki menjelang remaja ini kerap melakukan kenakalan masih dalam seputaran wajar untuk anak seusianya.

Walau mereka mengikuti keinginan Khana untuk bersekolah di sekolah biasa membuatnya semakin menjadi, menambah kekhawatiran orang tuanya dengan sangat terpaksa memaksa Khana untuk masuk pesantren.

"Kita pekan ini gak di bolehin pulang ya karena mau bulan puasa?" tanya Up pada Mild saat mereka masih santai di kamar santri.

"Ya aku dengar si kayak gitu," jawab Mild, "Tapi katanya saptu kita boleh hubungin keluarga kita.  Iwin gak papa ya, masih tertunda bertemu Bunda, tapi kan masih bisa nelpon!"

"Gak jumpa juga gak papa, win sekarang udah gak rindu Bunda lagi, lagian kan di sini udah ada Bunda," ucap Win lagi-lagi masih menempel pada Khana yang semakin membuatnya sesak.

Sontak saja mereka ber-dua langsung tertawa, Up dan Mild benar-benar tak habis pikir, bagaimana bisa Khana adalah Bundanya.

"Astaghfirullah lu benar-benar bosan hidup an-" ucap Khana seketika di sekap Mild langsung.

"Eh gak boleh bicara kotor, awak mau masuk neraka."

"Makanya minggirin dulu bocah ini, gua sesak seperti di tempelin jin!" ucap Khana, lagi-lagi membuat tawa mereka pecah.

"Udah lah Khana biarin aja, Win jadi anak lu, lucu tau Win gemasin gitu," ucap aup tak berhenti tertawa.

"Sarep lu semua!"

Keesokan harinya, di mana seharusnya santri bisa kembali pulang ke rumah masing-masing, namun kali ini tidak di perbolehkan mengingat memasuki ramadhan, santri harus sepenuhnya tinggal di pondok.

Khana dan yang lainnya di perbolehkan untuk menghubungi orang tua mereka Masing-masi dengan waktu 1 jam di setiap santri.

"Waang alah den kecekan lalok tu pakai salimuik, calik tua badan ang merah-merah sadonyo di gigik nyamuk. " ucap Amak Mild lewat panggilan vidio.

"Kamu ini udah aku bilang tidur itu pakai selimut, lihat tubuh mu merah-merah karena di gigit nyamuk."

"Alah mak jan berangan Imild, " potong Bapak Mild mengambil alih, "Baa Ilmild di sinan Nak, lai sehat kan? Rajin-tajin baraja lai taranga, jan bacak-cakak samo kawan ndak!"(Udah bu marahnya sama Mild, gimana kabarnya Nak, sehat kan? Rajin-rajim belajar ya jangan bertengkar di sana."

THE SANTRI (Di Terbitkan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang