Assalamu'alaikum balik lagi
Happy Reading 🥰🥰🥰
Ketika semua sudah berada di tempat dan setelah selesai melaksanakan tarawih, Khana, Win, Up, Bri dan Mild di suruh menghadap Ustadz Mew.
"Aku mau setor 10 ayat langsung, biar cepat balik kamar ngantuk benar soalnya," bisik Up pada Bri sibuk komat kamit menghafal Al-khahfi, begitu pun Khana dan yang lain sambil makan bahkan sholat menghafalnya.
"Hah nyuci piring bekas berbuka Ustadz, dan semuanya?" ucap Khana setelah mendengar hukuman mereka.
"Ustadz, gak hafalan kah hukuman kami?" keluh Up dan yang lain.
"Cepat cuci, sebelum malam semakin larut," titah Ustadz Mew meninggalkan mereka.
"Gila tu ustadz, sampe pagi gak bakal selesai nih!" keluh Khana melihat betap tinggi piring jika di jejer sama dengan mereka.
"Jika di liatin aja gak bakal selesai Bunda.." ucap awin mengerjakan lebih awal di susul Up, Bri dan Mild melas.
"Awak sampe kapan berdiri di sana?" kesal Mild, Khana hanya merengut. "Kita bagi tugas, Bri yang pisahkan sisa-sisa makanan di piring, Win yang nyuci pake sabun, Up yang bilas, dan awak Khana yang susun. "
"Trus lu ngapain?" ucap mereka serentak.
"Ya jadi mandor lah heheheh..." kekehnya masih sempat bercanda, "Becanda doang kok! Awak ikut ngangkat sama Khana, soalnya ini pekerjaan berat!"
"Ya udah gerak lah!" tutur Khana, ia ingin cepat selesai.
Semuanya menempati posisi masing-masing, seperti yang di tugaskan Mild, awal mulanya terlihat normal hingga sesuatu membuat Khana protes.
"Ya elah Win, lu lambat amat sih, si Up sampe bengong tu nungguin lu nyuci, sini lah gantian lu yang ngakat. "
"Kan biar bersih loh Bunda."
"Udah lah sana lu, biar gua!"
Kletek...
Piring yang Khana sabuni tiba-tiba menjadi pecah.
"Eh pecah woi!" Bri kaget di samping Khana, "Gila tangan lu Khana, baru nyentuh udah pecah aja. Hayooo..." ucapnya menakut-nakuti.
"Tinggal buang lah bego!" Khana melemparkan di semak-semak karena tempat mencuci piringnya di luar agar lebih leluasa. "Gitu aja repot, kan berkurang satu," ucap Khana melanjutkan agar ini semua cepat selesai.
Pyar!
Win melemparkan piring baru dan mengejutkan semuanya.
"Woi ngapain lu!" Khana kaget, ia hampir sekali lagi memecahkan piring.
"Membuangnya, kata Bunda biar kerjaan kita cepat selesai," ucap Win polos melempar lagi sebuah piring kotor di semak-semak.
"O iya ya? Tumben lu pintar Win," ucap Khana, mereka ikut melempar juga hingga bunyinya lumayan bising.
"Woi pelan-pelan, ssst..." ucap Mild agar orang-orang pondok tidak mendengar keributan ini.
"Dari tadi kek..." Khana mengusap sayang rambut Win gemas,"Gini kan kerjaan kita cepat selesai," lega Khana.
"Yuk lah lapor tu Ustadz kucing," ajak Khana, "Panggil dia woi, gue pegal ni mau rebahan," suruhnya mendorong pada Up.
"Ih kamu aja Khana," tolak Up.
"Iya Bun, Bunda aja yang manggil Abi," ucap Win polosnya memecah tawa yang lain sedang Khana langsung menekuk alisnya dengan keceplosan seorang Win.
"Lu ya, janji apa sama gua dan Ustadz kucing itu hah?" cubit Khana.