Isakan yang menjadi labuh perpisahan membuat air mata itu deras membasahi pipi Khana yang tersedu-sedu sewaktu perpisahannya dengan Ustadz Mew semakin dekat.
"Umi?" ucap Kana, ia terkejut melihat seorang yang begitu di hormatinya membawa sesuatu di tangannya.
Meski takut semakin di pisahkan dengan orang yang begitu erat menggenggam tangannya, Khana tak berani menatap Uminya, entah bagaimana bisa mengikuti Khana sampai tempat ini.
"Khana bisa jelaskan Umi, khana hanya bertemu Ustadz untuk yang terakhir kalinya, maaf soal Khana berbohong tadi, Khana hanya-"
Ucapan Khana terpotong. Ia melihat sang Umi menitikkan air mata.
"Maafkan Khana, Umi..."
Perasaan bersalah yang terus menghantui ke-duanya. Mereka bersujud meminta pengampunan.Setelah umi merasa tenang, ia memulai kata-katanya begitu mengejutkan.
"MEW, KALIAN BOLEH MENIKAH "
VOTE DAN KOMEN
SAMAPAI JUMPA
NEXT CHAPTER