Prolog

13.8K 129 4
                                    

Ini adalah kisah cintaku, kisah cinta dengan seorang pira yang sangat gagah. Kisah yang sangat rumit dan tidak mungkin direstui oleh kedua orang tua, agama dan negara.

Terkadang aku sadar, aku telah melanggar norma agama dan sering berbuat dosa yang sangat besar yang tak mungkin aku lupakan. Tetapi aku tak pernah menyesali perbuatan yang selama ini aku perbuat.

Setiap malam aku selalu berdo'a kepada Tuhan, kenapa bisa aku  ditakdirkan dengan perasaan suka terhadap sesama jenis bukannya lawan jenis. Aku selalu meminta kepada tuhan, untuk mengampuni segala dosa yang sering sekali ku perbuat.

Setiap hari aku selalu berusaha untuk mengagumi seorang wanita namun selalu gagal, aku pun mencoba menonton video sex, bukannya memperhatikan seorang wanita, namun aku tetap selalu memperhatikan seorang pria dengan bendanya yang sangat besar.

Ya Tuhan... sungguh berat yang kau beri cobaanmu ini kepadaku, aku sangat tidak sanggup menjalankan ini semua.

Mungkin jika kedua orang tuaku dan kakak mengerti akan orientasi sexku, pasti mereka sangat lah kecewa dan marah sekali padaku. Aku tidak ingin mereka semua sedih serta membenciku karena ulahku sendiri.

Ya Tuhan... Tolong lah aku, tolong sadarkan lah aku, tolong berilah jalan kemudahan untuk mengagumi seorang wanita bukan melainkan seorang pria.
.
.
.
Sekarang aku adalah anak satu-satunya dari ayah dan ibu, kakakku sudah menikah dan sudah dikaruniai seorang anak berjenis kelamin perempuan, dia sudah tidak lagi tinggal bersama ayah, ibu, dan aku, dia sudah mempunyai rumah sendiri yang tak jauh dari rumahku tinggal.

Dulu kata ibu, saat dia sedang mengandung anak kedua yaitu aku setelah kakakku, dia ingin sekali mempunyai seorang anak perempuan. Tetapi tuhan belum memberikan ibu kesempatan untuk mempunyai seorang anak perempuan.

Katanya saat itu waktu subuh, perut dia sangat amat sakit dan usia kandungannya pun sudah tua. Ibuku menyuruh kakakku untuk dipanggilkan omah.

Setelah omah sampai dirumahku, omah membantu ibu yang ingin melahirkan sedangkan ayahku sedang berada di perantauan. Omah membantu ibu hingga keluar lah aku dari perut ibu.

Saat ibu melihatku lahir seorang anak laki-laki, dia menendangku sebab waktu itu aku hanya diam tak menangis tidak seperti bayi pada biasanya. Ibu menendangku hingga aku terbentur di sebuah pintu dan di situ lah aku mulai menangis.

Ibu tetap bersyukur apa yang Tuhan berikan padanya dan dia sangat sayang padaku.

Ibu selalu mengajariku layaknya seperti seorang anak perempuan, dia juga mengajari tutur sopan santun terhadap orang yang lebih tua dariku.

Tetapi, sopan santun itu kadang sedikit hilang ketika aku dengan ayah. Waktu aku kecil, didikan ayah sangat lah keras, dia selalu memarahi bila aku membantah perintahnya, pasti dia memukuliku menggunakan benda yang ada disekitarnya.

Hingga saat ini, aku jarang sekali ngobrol dengan ayah, menyapa tiap hari pun tidak. Hatiku sangat sakit bila mengingat waktu kecil.

Saat itu aku tak sengaja membuka HP milik ayah, ku lihat dia percakapan dengan seorang wanita dan percakapannya itu sangat tidak wajar. Ayah selingkuh dari ibu, terlihat mereka berdua saling mengirimkan foto bugil mereka.

Aku tidak berani memberi tahu kepada kakak atau pun kepada ibu langsung, ku pendam rahasia ini kepada diriku sendiri. Aku tidak mau ibu masuk ke rumah sakit lagi hanya gara gara aku membongkar kebusukan ayah.

Ibuku mempunyai penyakit darah tinggi, sebab itu aku tak membocorkan kebusukan ayah.
.
.
.
Namaku Braham Irfan Malik, umur 19 tahun dengan tinggi 170cm, aku mempunyai bentuk tubuh yang tidak kurus maupun gemuk, aku lulusan tahun kemaren dari sekolah SMA negeri di kabupaten ***** dengan mendapatkan pararel ke - 1 di sekolah, sementara aku berada di paralel ke - 2 di kabupaten.

Aku tak menyangka, kenapa bisa aku bisa masuk paralel kabupaten sedangkan aku orangnya biasa biasa saja dalam semua mata pelajaran disekolah.

Teman temanku sering iri dengan prestasi yang sering ku capai, mereka semua selalu berlomba lomba untuk mengejar nilaiku, namun belum ada satupun yang berhasil.

Selama satu tahun ini, aku hanya menghabiskan waktu dengan membantu kedua orang tua di usahanya yang terbilang sudah maju. Selain itu, aku mengikuti belajar bimbel kedinasan dengan hasil uang membantu kedua orang tua.

Aku anak kedua dari dua bersaudara, kakak pertamaku laki laki, dia sudah menjadi kepala keluarganya sendiri dan sudah pisah dari rumahku tinggal.

Kakak bekerja disebuah pabrik perusahaan terkenal di Indonesia, dia sudah menjadi karyawan tetap dan pastinya penghasilan perbulan cukup tinggi.

Sekarang statusku adalah seorang pengangguran, waktu itu aku di tawarin sama kakak untuk bekerja di tempat ia bekerja namun aku menolaknya, sebab syarat paling utama untuk masuk di situ adalah menggunakan adm atau lewat calo.

Uang yang ditawar pun cukup tinggi, tetapi itu yang membayar kakak namun aku tetap menolaknya. Aku ingin sukses dengan kerja kerasku sendiri.

Sejak sekolah dasar aku ingin sekali menjadi seorang polisi, aku suka jika dijalan melihat polisi yang sedang mengatur jalannya lalu lintas. Hingga kini pun, aku masih ingin menjadi seorang polisi, namun aku tak mungkin bisa mewujudkan impianku.

Kedua orang tuaku serta kerabat ayah dan ibu tidak mengizinkanku untuk menjadi seorang abdi negara, dari mereka semua tidak ada satu pun yang mendukungku untuk menjadi seorang polisi.

Aku tetap ingin mewujudkan impianku dan membuktikan kepada semua, bahwa aku bisa menjadi seorang abdi negara.

Sang PerwirakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang