6. Seleksi Rikmin

4.5K 108 11
                                    

#Braham Irfan POV

Hari ini bangun kesiangan, ku lihat di jam hpku pukul 6.12 pagi.

"Aduhh.. mampus aku"

Aku panik dan langsung masuk ke kamar mandi untuk membersihkan badan. Setelah itu, aku kenakan pakaian hitam putihku dan langsung menggendong tas yang berisikan berkas persyaratan.

"Ayah ibu.. aku langsung berangkat" saat menyalami dan mencium tangan mereka berdua.

"Hati hati nakk..." Teriak ibu dari dalam rumah.

Pukul 6.30 ku lajukan motorku dengan sangat cepat tanpa sarapan terlebih dahulu, aku sangat gugup takut nanti telat. Ditambah kantor polres yang jaraknya lumayan jauh.

________

7.12 aku sampai dan langsung berlari masuk ke barisan para peserta yang sudah rapih berjejer di depan kantor gedung pertama.

"Hei itu yang terlambat maju !!!" Teriak polisi yang ada di depan, mungkin dia adalah panitia.

Aku langsung berjalan menuju ke depan barisan dan menghadap lawanan arah dengan peserta lainnya.

"Kenapa kamu telat !!" Bentaknya.

"Siap kesiangan" Ujarku lantang dengan mata masih lurus ke depan.

"Push up 3 set !!" perintahnya tegas, aku pun segera mengambil posisi push up dan langsung melakukannya sebanyak 30 kali.

Baru saja aku menyelesaikan 2 set tapi rasa pegal sudah aku rasakan dibagian lenganku, rasanya aku sudah tidak kuat lagi untuk melanjutkannya, tetapi ku tahan hingga hukumanku selesai.

Setelah selesai, aku disuruh masuk ke barisan. Saat berjalan mataku sedikit meremang pandangan pun semakin tidak jelas. Ku rasakan tubuhku ambruk dan tak sadarkan diri.

__________

Aku membuka mata dan sadar sedang berbaring di sebuah ruangan klinik. Kepalaku sedikit pusing, perutku juga terasa sangat sakit. Ingin rasa aku muntah sekarang.

"Aduhh... Sial sekali aku hari ini" gerutuku sambil memegang kepalaku.

Tiba tiba pintu klinik terbuka, masuk lah seorang anggota polisi yang sangat gagah. Tak asing bagiku, dia lah Bang Fahrul masuk sambil membawa bungkusan makanan.

Hatiku seketika langsung berdetak kencang saat melihatnya, karena sang lelaki pujaan datang dengan sangatlah gagah perkasa.

"Sudah sadar kamu ?" Ku langsung alihkan pandanganku untuk tidak menatapnya "Hahaha.. sudah tidak usah menatap saya sampai segitunya" imbuhnya.

"Kenapa saya bisa sampai ada di sini ?" Tanyaku padanya.

"Tadi kamu pingsan makannya dibawa kesini " jawabnya sambil sibuk menata makanan.

"Sekarang makan lah, pasti kamu tadi belum sarapan karena gugup takut telat "

"Tahu dari mana kalau saya telat ?"

"Sudahh... Tak perlu saya jelaskan, rekan rekanmu sedang menyelesaikan rikmin disana, mending kamu sekarang langsung makan dan menyelesaikan seleksi pertamamu"

Ku dengar perkataan dari Bang Fahrul benernya juga, aku pun memakan makanan pemberian darinya.

Setelah selesai makan, ku rasakan kepalaku sudah enakkan perutku pun sudah tidak sakit lagi.

"Makasih ya Bang berkat makanan dari Abang, saya sudah agak mendingan" aku tersenyum padanya, dia pun membalas senyumanku.

"Sudah tidak usah berlebihan... jika sekarang kamu sudah kuat, alangkah baiknya cepat selesaikan seleksimu" jelas Bang Fahrul sambil mengacak rambutku.

#Fahrul Fazarul POV

Aku mengantarkan Irfan ke tempat seleksi dan memantaunya dari jauh, apakah dia akan baik baik saja.

Dari kemarin malam ntah kenapa, aku tidak bisa tidur karena memikirkannya soal rikmin yang akan dia hadapi.

"Apakah dia akan lolos ?" kata kata itu selalu ada dibenak ku.

"Aku yakin dia pasti lolos" Ujarku yakin disela sela memperhatikannya.

Aku kembali ke pekerjaan ku yang belum selesai sejak kemaren soal kasus pembunuhan yang menurutku sangat sulit untuk diburu siapa pelakunya Sudah 2 kali aku di tegur oleh pak indra soal pekerjaanku ini.

"Bang apa sebaiknya kita lempar saja ke Tim Cheata yang notabenenya mereka sudah banyak pengalaman" ujar Riyan anak buahku.

"Tidak usah, kita mesti berusaha untuk menyelesaikannya dan jangan ada pemikiran menggantung pada Tim lain, aku sangat tidak suka sekali itu" jelasku tegas pada mereka.

"Biy tolong dong berkas yang kemaren dikasih pak Indra kamu cek lagi, nanti siang kita menuju ke TKP" Ujarku pada Rubiy.
.
.
.
.

#Braham Irfan POV

3 Hari berlalu...

Sekarang aku kembali ke polres untuk mengungkapkan hasil tes rikmin di hari yang lalu. Rasanya aku sedikit gugup takut tidak lolos. Beda dengan yang lalu, kini aku berangkat lebih pagi karena takut telat.

Aku duduk dimasjid yang ada di polres sambil memainkan HP, terlihat notif pesan WA masuk. Ku buka alangkah bahagianya aku, pesan tersebut dari Bang Fahrul sang lelaki gagah perkasaku

Dari : Abang Fahrul

"Abang denger, hari ini pemberitahuan kelulusan rikmin kemaren ya"

To : Abang Fahrul

"Iya Bang.. do'ain yaa... Semoga lolos dan masuk seleksi berikutnya"

Dari : Abang Fahrul

"Abang selalu do'ain kamu, semoga kamu lulus disemua tahap seleksi sampai mengikuti pendidikan"

To : Abang Fahrul

"Aminn... Makasih Bang ☺️"

Dari : Abang Fahrul

"Sama sama... Semangat 💪"

Aku sangat senang sekali karena dia sudah tidak lagi menggunakan kata SAYA melainkan dengan sebutan ABANG.

Sekarang kami semua para casis dikumpulkan di ruangan aula untuk memberitahu siapa yang akan lanjut lolos ke tes selanjutnya.

Panitia sudah mulai membaca nama satu persatu, sudah 25 orang dinyatakan lolos namun namaku belum saja disebut olehnya. Aku sedikit panik dan jantungku berdetak kencang.

"Braham Irfan Malik" ku dengar panitia menyebut namaku di akhir ujung.

Aku sangat senang dan tersenyum gembira karena bisa melanjutkan tes selanjutnya.

"Selamat ya.." terdengar suara yang tak asing bagiku, yaa... Dia lah Bang Fahrul.

Ku berikan senyum padanya dengan reflek, aku langsung berdiri dari tempat duduk dan langsung memeluk tubuhnya yang sangat besar berotot.

Bang Fahrul pun membalas pelukanku dan tangannya menggesek gesek punggungku, ku rasakan dia juga menyium kepalaku di bagian samping.

"Makasih Bang"

"Buat apa terima kasih ?, Itu kan sudah rezekimu dan berkat do'a kedua orang tuamu"

"Ingat !! Kamu belum menyelesaikan semua seleksi, masih banyak seleksi yang akan kamu hadapi dan tentunya itu tidak sangat mudah. Pesaingmu ratusan bahkan ribuan bukan ratusan, jadi harus banyak-banyak berdoa dan siapkan fisik" jelas Bang Fahrul sambil memegang kedua bahuku.

"Siap" dengan suara lantang dan aku pun memeluk kembali tubuh pria gagah perkasa ini.
.
.
.
.
Bersambung...

Maaf kali ini kurang dari 1.000 kata harap dimaklumin yaa... Kerjaan masih numpuk 😁

Jangan lupa follow vote and comentnya ☺️

Sang PerwirakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang