11. Pulang

475 28 3
                                    

Singkat cerita...

.
.

Sudah hampir 2 bulan seleksi ini berjalan, banyak sekali rekan-rekanku yang sudah pulang duluan karena gugur di beberapa tes.

Kini aku menjelang seleksi pantukhir atau seleksi tahap akhir untuk menentukan apakah aku layak melaju kependidikan pembentukan polri atau akan pulang saat seleksi akhir ini selesai.

Semua para casis dibolehkan untuk pulang ke kotanya masing-masing karena tes akhir ini masih menunggu 2 minggu kedepan.

Risma yang sekarang ini menjadi teman dekatku pun dia ikut lolos seleksi pantukhir, sekarang dia sedang berada di kampung halamannya. 

Sekarang malam ini aku sedang menuju ke stasiun untuk pulang ke kampung halamanku, hujan turun dengan sangat lebat setelah aku sampai di stasiun. Rasa yang teramat sangat dingin ini menembus lapisan jaketku.

Sambil menunggu keretaku datang, aku sedang mengisi perutku dengan makanan yang berkuah hangat.

Kepulanganku ini sengaja tidak ku beritahukan kepada orang tuaku dan sang lelaki yang telah membuatku jatuh cinta padanya, aku ingin memberinya dia sebuah kejutan walaupun aku bukan siapa-siapanya dia.

Hatiku sangat berharap sekali untuk menjadi seorang kekasihnya, namun apa mungkin seorang lelaki yang sangat jantan dan berwibawa itu penyuka sesama jenis, itu adalah hal yang paling konyol.

Pukul 21.00 terdengar suara informasi bahwa kereta yang akan aku tumpangi sebentar lagi sampai, aku pun membayar apa yang telah aku santap dan bergegas berjalan menuju tempat akan datangnya kereta.

10 menit berlalu aku pun kini telah memasuki gerbong kereta dan mungkin sebentar lagi kereta akan berangkat. Rasanya sangat tak sabar aku bertemu dengan bang fahrul, ingin sekali aku peluk tubuhnya itu.

.
.

Pukul 02.00 pagi aku sampai di stasiun T****, lalu aku membuka aplikasi grab untuk memesan perjalanan lanjut kembali, berharap masih di jam segini masih ada grab yang masih aktif.

Akhirnya aku pun menemukan grab yang masih aktif dan aku pun langsung memesannya.

20 menit aku menunggu dan sidriver grab menelponku bahwa dia sudah berada di posisi yang aku berikan.

"Dengan pak ikhwan ya ?" Tanyaku saat ku hampiri mobil berwarna hitam.

"Iya betul, mas Irfan bukan" Tanya balik si driver.

"Iya pak betul"

Tak pikir lama aku pun langsung masuk dan berjalan ke arah rumahku.

Aku ketiduran dan dibangunkan olih pak ikhwan si driver grab "mas sudah sampai posisi" Pak ikhwan menepuk pundakku sambil membangunkanku.

"Oh iya pak maaf banget saya ketiduran capek soalnya hehehe" Tawaku sedikit.

"Iya gk pp mas, saya lihat masnya sangat kecapean" Ujar pak ikhwan.

"lohhh... Kelewatan pak rumah saya" Kataku saat ku lihat mobil berhenti berjarak lebih  6 rumah dari rumahku.

"Oh gitu toh mas, ya sudah saya tak mundurin mobil sebentar" Kata pak ikhwan

"Oh tidak usah pak gk pp terima kasih" Tolakku saat pak ikhwan akan memundurkan mobilnya,lalu aku pun membayar jasa tumpanganya itu.

"Waduh mas ini kebanyakan" Kata pak ikhwan saat kuberikan uang lebih untuknya.

"Udah gk pp pak saya makasih banget loh sama bapak, Jarang-jarang jam segini masih ada yang narik seperti bapak" Lalu aku pun turun dari mobil dan mobil pak ikhwan semakin menjauh.

Sang PerwirakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang