Pagi yang cerah ini, aku mengendarai motorku menuju ke polsek resor tempatku tinggal untuk melakukan daftar ulang dan verifikasi data, setelah kemarin aku mendaftar polri melalui website resmi penerimaan anggota polri.Aku mempersiapkan semua berkas ini selama 1 bulan lebih dan capeknya bukan main, aku harus bolak balik ke sekolah SD - SMA untuk meminta legalisir rapor dan ijazah, tak lupa sertifikat pengalaman organisasi aku pun lampirkan sebagai bahan tambahan.
Selain itu, aku mengurus surat dari RT, lurah, camat, dan capil yang jarak kantor itu cukup jauh dari rumahku. Namun aku tetap semangat demi impianku ini.
Setelah sampai, ku parkirkan motorku didepan kantor polsek dan menuju ke ruangan yang ada di sini. Aku bingung harus ke ruangan mana karena ini pertama kali aku mendaftar polri.
Ku lihat ada seorang anggota polisi yang perkiraan umurnya 35 tahunan sedang duduk dikursi panjang, ku hampiri dia dan berniat untuk bertanya dimana bagian verivikasi data.
"Permisi... selamat pagi pak" ujarku sopan padanya.
"Yaa selamat pagi, ada yang bisa saya bantu mas" sahutnya dan dengan sigap dia langsung berdiri.
"Pak mau tanya, untuk daftar ulang penerima polri dimana ?" Ku berikan senyum padanya dia pun membalas senyumanku.
"Kemaren sudah daftar online" ku jawab dengan mengiyakan sambil menganggukkan kepalaku "kebetulan saya yang urus, mari saya proses" aku pun mengikuti bapak polisinya dari belakang.
Aku masuk diruangan yang tak banyak polisi yang sedang bekerja didepan layar monitornya, mereka sangat serius apa yang dia kerjakan.
Disini, aku ditanyai tentang pendidikan dan di arahkan berkas apa saja yang nanti untuk dibawa ke polres. Cukup lama aku daftar ulang, hampir 1 jam lebih aku diruangan dan mengelompokkan berkas yang masing-masing ku siapkan 15 rangkap ini dan dimasukan kedalam map.
"Datanya sudah masuk, nanti masnya ke polres untuk mengambil nomor peserta dan melakukan validasi, serta nanti ada jadwal rikmin yang di tentukan oleh pihak panitia polres"
"Siap pak"
"Semangat dek, semoga lolos hingga pendidikan" ku dengar suara polwan cantik menyemangatiku dan dia tersenyum padaku.
"Siap Bu"
"Ambil jalur apa dek?" Tanya polwan itu
"Bintara brimob Bu"
"Lulusan dari mana ?"
"SMA negeri 1 Ma****ri jurusan IPA"
"Loh kenapa tidak masuk Akpol saja, kan lebih mantap tuh" ujar polwan yang sangat muda sekali.
"Mmmm... Sebenernya ingin sekali masuk di situ tapi yaa casis catarnya gak sembarangan, belum lagi prestasi meraka pasti sangat baik" ujarku pesimis sambil tersenyum.
"Dari segi organisasi yang pernah kamu ikuti itu, semuanya sangat lah baik mas, apalagi kamu ini masuk paralel kedua kabupaten, itu bisa dibuat sombong sedikit lahh dengan teman temanmu hahaha" jelas polisi sambil tertawa yang tadi memproses dataku.
"Hahaha ihh gak boleh gitu lah pak" ujarku sambil ikut tertawa.
Keesokan harinya...
Hari ini aku segera menuju ke polres untuk mengambil nomor peserta yang kemaren bapak polisi itu arahkan, ku gendong tasku yang sangat mengembung besar, yang dipenuhi oleh berkas pendaftaran.
Selesai memarkirkan motorku, aku menuju ke pos penjagaan berniat untuk bertanya tempat pengambilan nomor peserta.
"Ada yang bisa saya bantu ?" Tiba tiba ada seorang polisi muda menanyaiku dengan tutur kata yang sangat lembut.
"Tempat buat pengambilan nomor peserta seleksi polri dimana yah ?" Tanyaku lalu dia tersenyum tipis.
"Adek lurus aja, nanti di gedung pertama belok kanan, nah ntar ada petugas yang jaga disitu" jelasnya dengan ramah.
"Terima kasih mass.. ehh pak hihihi" ujarku jadi salting dengannya.
"Hahaha, ya sudah kalo gitu saya permisi dulu" ujarnya lalu dia pun berjalan pergi dariku.
Setelah mendapat informasi dari polisi tadi, aku pun berjalan menuju kearah yang dia maksud. Tampak sepi hanya ada beberapa orang dan penjaga yang sedang bertugas.
Aku pun bertanya kepada petugas yang ada disini dan aku diantar ke ruangan di mana tempat untuk mengambil nomor peserta.
45 menit lebih.. aku pun sudah mendapatkan nomor peserta dan sudah di beri tahu kapan seleksi rikim dimulai.
Setelah selesai aku berniat langsung pulang ke rumah, saat menuju ke parkiran, ku papasan lagi dengan polisi muda yang tadi. Dia sangat cool ganteng dan mempunyai badan tak jauh samanya denganku.
"Ehh papasan lagi, gimana udah dapat nomornya?" Tanyanya
"Sudah pak, tinggal nanti seleksi rikmin" jawabku.
"Semangat masa depan sudah menanti" dia menyemangati dan sempat kami berdua berbincang dengan duduk di kursi panjang.
Sempatkan kenalan juga namanya Rian, dia bertugas di korps Sabhara di tempat ini. Cukup lama aku ngobrol dengannya, topik yang kita bahas pun mengenai seleksi polri yang nanti akan aku hadapi.
Waktu sudah mulai sore, aku pun pamit dengannya dan berniat untuk pulang. Sebelum sampai di rumah, aku mampir ke warung bakso yang ada dipinggir jalan. Sejak siang perutku belum disini makanan hanya meminum air putih saja.
Selesai makan, aku pun bergegas untuk pulang, saat dijalan sial sekali kabel tarikan koplingnya terputus, ku lihat pada jam tanganku sudah pukul 17.45 sore, aku kesal dan terpaksa harus menuntun motorku sembari mencari bengkel yang masih buka.
"Duh.. sudah jam segini apakah masih ada bengkel yang buka"
Jalanan sangat sepi, tidak ada satu pun kendaraan bermotor maupun mobil yang berlalu lalang disini, sebab jalan ini adalah jalur alternatif menuju kota.
Ku nyalakan mesin motor sambil ku dorong, supaya lampu ini menerangi jalan, sebab hari sudah petang.
Terlihat dari arah depan, sebuah cahaya lampu mobil berwarna putih yang sangat terang menyilaukan mataku. Mobil itu pun berhenti tepat di seberang sampingku.
Turun lahh...
Bersambung...
.
.
.Jangan lupa follow like & vote
Tunggu next episode selanjutnya...
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Perwiraku
RomanceSebuah cerita cinta tentang seorang ketua Tim dan anak buahnya Penasaran dengan cerita ini, tunggu yaa... Jangan lupa follow like & komen ⚠️⚠️⚠️ Peringatan 🔞Cerita ini mengandung unsur 18+