14 Malam Minggu

338 35 6
                                    

Tak terasa sudah hampir 2 minggu aku dikampung, itu artinya aku harus kembali lagi ke semarang untuk seleksi pantukhir, rasanya sangat berat sekali aku meninggalkan pacarku disini. aku sudah sedikit mengerti tentang sifatnya dia setelah bang fahrul mengungkapkan isi hatinya.

Bang fahrul yang sering membuatku tertawa bahagia, semakin hari dia makin perhatian sekali denganku, kadang kami berdua suka bercanda disaat waktu bertemu, kadang juga dia selalu memanjakanku membuatku semakin sayang dengannya.

Selama ini aku tidak memikirkan soal sex dengannya, begitu juga dengan bang fahrul dia tidak pernah memaksa jika aku tidak ingin melakukan hal itu. Tetapi aku kadang kasihan dengannya ketika aku menolak melakukan hubungan sex dengannya.

Seperti biasa saat malam minggu tiba aku selalu keluar menikmati malam itu, mungkin ini adalah malam minggu terakhir dengannya karena aku harus pergi lagi kesemarang.

Aku dan bang fahrul selalu menjaga sikap agar tidak dicurigai orang bahwa kami berdua adalah sepasang kekasih.

Rasanya memang sangat sulit dan sedih, karena kami berdua tidak bisa memberi tahu mereka bahwa kami berdua adalah sepasang kekasih serta tidak bisa melakukan kemesraan di tempat umum, tetapi jika sedang berada di tempat yang sepi, aku antara bang fahrul selalu saja memanjakan satu sama lain.

Aku bahagia dengan hubungan yang sekarang sedang aku jalani, karena memang ini lahh pilihanku.

Kini sore hari menjelang petang, aku dan bang fahrul sedang duduk ke arah laut yang luas sembari menikmati terbenamnya matahari, ditemani oleh suara ombak dan angin yang tak begitu kencang, aku menyenderkan kepalaku dipundak bang fahrul.

Aku berani melakukan ini karena suasana laut yang sedang sepi, hanya ada beberapa orang tetapi jaraknya jauh dari kami berdua.

"Aku mau ngomong sesuatu sama abang" Kataku membuka pembicaraan.

"Apa itu sayangg ?" Ujar bang fahrul.

"Sebenarnya dari awal pertama aku bertemu abang, aku langsung jatuh cinta dengan abang. Abang pria yang sangat berkharisma dan gagah, mungkin sangat banyak orang yang mencari pasangan seperti abang"

"Hahaha pacar abang ini pintar aja cari pembicaraan" Ketawa bang fahrul sambil mencubit hidungku.

"Ntah kenapa aku selalu merasakan nyaman saat dekat dengan abang" Ku lingkarkan tanganku ke lengan bang fahrul.

"Hufftt... Sebenarnya abang juga mempunyai perasaan seperti kamu, perasaan ini datang setelah kamu dengan devon terlihat sangat akrab sekali, padahal abang tau devon itu anaknya gimana"

"Gimana maksudnya apa bang ?" Tanyaku.

"Devon itu sangat sulit sekali bisa akrab dengan orang yang baru dia kenal, tetapi semua berubah ketika dia kenal denganmu, abang juga heran kenapa devon sedekat itu dengan orang yang baru dia kenal" Jelas bang fahrul sambil ku mainkan jari jemari dia.

"Asal kamu tau, abang juga merasakan nyaman saat berada di dekat pacar abang yang satu ini"

"Hahahaha gombal" Aku malu ketika bang fahrul berkata seperti itu.

"Waktu itu abang selalu memikirkanmu saat kamu pergi ke semarang untuk seleksi ini, hati abang terasa hampa dan sedih saat kereta itu perlahan menjauh dari abang, air mata abang menetes begitu saja sampai orang tua kamu menyadari bahwa abang menangis melihat kepergianmu" Jelas bang fahrul sambil menatap ke depan.

Aku kaget dan tidak percaya bahwa aku pernah membuatnya menangis, apakah segitunya bang fahrul perhatian padaku.

"Sejujurnya abang tidak rela kamu mengikuti perekrutan ini, pasti abang akan sangat merindukanmu saat melaju kependidikan pembentukan, abang takut kamu kenapa-kenapa disan" Bang fahrul mencium sekilas kepalaku.

Sang PerwirakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang