5. Jalan Bareng

4.1K 95 3
                                    


Setelah perdebatan sengit antara Ayah dan anak, aku pun memisah perdebatan mereka berdua. Ku ajak Devon jalan dan tangan dia menggandeng tangan kananku, sementara Bang Fahrul mengekorinya dari belakang kami berdua.

Devon anaknya langsung akrab dengan orang yang baru kenal. aku pun heran, tidak semua anak kecil di usianya itu jarang sekali langsung akrab dengan orang yang baru saja kenal.

30 menit sudah kami bertiga menyusuri ramainya bazar, sekarang aku berniat mengajak kepada mereka untuk makan ditempat lesahan.

"Devon udah makan belum ?" Tanyaku padanya yang masih menggandeng tanganku.

"Belum kak, soalnya Dady dari pagi belum beli makanan" jawabnya membuatku menatap Bang Fahrul.

"Salah siapa gak minta" ujar Bang Fahrul dengan entengnya.

"Harusnya Abang tuh lebih peka sama dia, Devon kan masih kecil" jelasku padanya "ya sudah mari cari tempat makan" imbuhku.

Aku pun memilih nasi ponggol yang masih hangat untuk kita santap di sini, karena menurutku makanan ini sangat lah lezat untuk disantap diwaktu pagi menjelang siang.

"Oh ya fan, nanti besok udah mulai rikmin kan ?" Tanya Bang Fahrul disela sela makan.

"Iya Bang, 3 hari lamanya, do'ain ya" jawabku sambil tersenyum.

"Siap, pasti lolos kok kalo kamu niatannya besar" ujarnya.

"Ngomong ngomong, Abang jadi panitia gak ?" Tanyaku padanya.

"Mmm... Enggak, saya masih sibuk sama kerjaan yang belum kelar" aku sedikit kecewa akan jawabnya itu.

_______

Setelah makan, Bang Fahrul pergi menyewa mobil remote untuk dimainkan oleh Devon. Dia pun bermain sendiri diarena yang sudah di sediakan, sementara aku dan Bang Fahrul mengawasi dari dekat.

"Anak siapa sih dia, bikin ngerepotin hidup orang aja" gerutu Bang Fahrul, sontak membuatku menampol keras pahanya yang keras itu.

"Aahh... Sakit" rengeknya sedikit teriak.

"Bukannya itu anak Abang" Ujarku sedikit membentak.

"Bukan" Dengan santai dia berkata seperti itu.

"Parah bener.. anak sendiri gak mau ngakuin" aku menggeleng gelengkan kepala.

"Dia bukan anak saya fan, asal usulnya pun gak jelas dari mana" jelasnya menatap kedepan "tiba tiba saja, ayah datang ke rumah dan langsung memberikan anak kecil itu kepada saya" imbuhnya.

Aku masih mendengarkan penjelasannya dari Bang Fahrul.

"Awalnya saya menolak keras anak itu, namun ayah tidak mau kalah akan tolakan saya. Hingga sampai, mamah tiriku memisahkan perdebatan yang menurut saya sangat parah itu" jelasnya.

"Mamah tiri ?" Ku lihat muka Bang Fahrul dengan tanda tanya.

"Iyaa, mamah tiri" ujarnya tersenyum lebar padaku.

Bang Fahrul pun cerita soal mamah kandungnya dan kenapa sampai ayahnya memutuskan untuk menikah lagi.

"Nasibmu sama sepertiku bang, ayah aku juga selingkuh dari ibu" kataku dalam hati sambil menatapnya.

Mendengar penjelasan dari Bang Fahrul tentang anak kecil itu, membuatku masih ada harapan untuk terus mendekati pria gagah perkasa ini.

Terlihat Devon dengan muka cemberut berjalan menghampiriku dan Bang Fahrul yang sedang duduk tak jauh darinya bermain.

"Kenapa ?" Tanyaku saat dia duduk didepanku.

"Baterainya habis kak" jawab Devon kesal.

"Sudahh... Gitu aja ngambek" Bang Fahrul mendorong kecil bahunya Devon.

Sang PerwirakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang