Pagi-pagi sekali, Sahmura disibukkan menyusun proposal yang ia kerjakan semalam. Selepas pulang dari pesta pada pukul satu pagi, Sahmura langsung bergelung dengan tugas-tugasnya.
Padahal sebelum pergi, Sahmura sempat mengatakan alasan dirinya tidak bisa ikut menghadiri pesta. Namun papanya adalah orang yang tegas, sehingga tidak menerima alasan Sahmura.
Apalagi Sahmura adalah anak pertama. Harapan Nuraga kelak, harapan untuk memimpin perusahaan di masa yang akan datang. Tentu saja, Nuraga tak peduli jika putranya tidak bisa menghadiri acara. Karena satu-satunya alasan Nuraga membawa Sahmura adala, agar semua rekan bisnisnya mulai mengenal Sahmura sebagai putra sulungnya.
Sebenarnya tidak ada alasan pasti. Akan tetapi, Nuraga memang selalu keras dalam mendidik Sahmura. Berbeda jika Nuraga berhadapan dengan Daksa. Walau sikap tegas masih Nuraga bawa, namun lelaki itu masih bisa melunak oleh rayuan sang putra.
Berdecak kesal, Sahmura melihat salah satu kertas proposalnya terlipat karena tertindih sesuatu. Dengan tergesa-gesa, Sahmura berusaha merapihkan kembali lipatan kertas tersebut.
Setelah merasa semuanya beres, Sahmura hendak keluar sebelum suara notifikasi dari ponselnya berbunyi. Akhirnya Sahmura lebih dulu membuka notifikasi itu.
David|XI IPA 2
Kak, proposal jangan lupa di bawa
Oiya, gue lupa bilang, kalau team nya Vrada belum dapat ACC dari kepala sekolah, jadi minta tolong bantuan loMe
OkeTak lama, David kembali mengirim balasan. Sederet kalimat yang berhasil membuat Sahmura membeku di tempat.
David|XI IPA 2
Kemarin gue ketemu Jenggala, ternyata dia nungguin lo, KakBenar. Jadi ini yang membuatnya gelisah semalaman. Kemarin, kemarin ia melupakan janjinya pada Jenggala. Tanpa membalas pesan terakhir dari David, Sahmura berfikir sebentar.
Haruskah ia meminta maaf pada Jenggala? Tapi mengapa harus? Ia lupa, dan itu bukan hal yang disengaja.
Bergelut dengan dirinya sendiri, akhirnya Sahmura memutuskan untuk tidak meminta maaf pada sang adik. Lagian itu hanya kecelakaan dan ketidaksengajaan. Bukan sepenuhnya salahnya. Dan ia yakin, Jenggala tidak mempersalahkan itu semua.
Begitu sampai di ruang makan, Sahmura bisa melihat mama, papa, dan Daksa duduk di sana. Mereka belum memulai sarapan dan sibuk dengan ponsel masing-masing.
Merasakan kehadiran seseorang, Dayita adalah orang pertama yang mengalihkan pandangan. Menatap si sulung dengan senyum teduh.
"Pagi, Bang. Semalam nggak lembur, 'kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
|✔| Kedua
Teen FictionKetika anak pertama merasa memiliki beban karena selalu di tuntut untuk menjadi yang terbaik, anak bungsu mengeluh karena merasa harus menuruti setiap perintah kakak-kakaknya. Namun di sisi lain, ada anak kedua yang kehadirannya sering kali dilupaka...