Bab 10 || Receive with open arms

5.3K 625 35
                                    

Jangan lupa Vote and Comment, prenn.

Dan malam pun tiba.

"Eughh.. ". Lenguhan Lio terdengar dan terbukalah mata Lio.

Lio yang masih belum menyadari dia ada dimana hanya melakukan peregangan pada ototnya yang terasa kebas.

" Huahh capeknya, padahal cuma tidur bentar doang udah kayak tidur seharian penuh ". Namun saat akan bangun Lio baru menyadari bahwa dia berada di sebuah kamar asing.

" Lah lahh ini dimana? perasaan kamar Lio nggak kaya gini deh, kamar bang Raka sama bang Abi pun nggak kaya gini". Monolog Lio yang mana membuat otaknya seketika blank.

"Apa jangan-jangan Lio diculik tante-tante gir--". Namun saat akan melanjutkan omongannya seketika telinganya teralihkan oleh suara orang melenguh tepat berada di sampingnya. " Eughh.. "

Lio yang mengalihkan pandangannya pada suara tersebut langsung saja membulatkan matanya, "wehh Lio diculik om-om girang kah? ".

Arion yang saat itu tidur bersama Lio merasa tidurnya terganggu karena mendengar seseorang yang terus saja mengoceh.

" Eughh.. ". Saat membuka matanya Arion seketika terpana akan tatapan anaknya yang sedari tadi menatapnya, mata yang sangat mirip dengan mata wanita yang dicintainya. Avellyn Angelina.

" Wehh Lio diculik om-om girang kah? ". Arion yang mendengar kalimat itu pun terkekeh pelan.

" Sudah puas tidurnya baby? ". Ucap Arion dengan serak basah khas bangun tidur, sedangkan Lio yang mendengar sontak saja kembali membulatkan mata.

" Heh om, Lio itu sudah besar ya, apaan baby baby?! ". Arion yang mendengar itupun tergelak.

" Kau adalah baby' Lio, baby milik Papa dan selamanya akan tetap seperti itu". Ucap Arion dengan bangkit dan mengelus pipi tembem Lio.

"Papa?.. " Beo Lio.

"Ya saya adalah Papa kamu baby, Papa kandung kamu. Dan kamu adalah anak kandung saya". Ujar Arion dengan tersenyum lembut.

" Nggak mungkin, Lio nggak punya Papa... Kata ibu panti bilang orang yang memasukkan Lio kepanti asuhan berkata bahwa Lio sudah tak memiliki keluarga". Ujar Lio sedikit gusar.

"Kamu salah Lio, saya memang benar-benar Papa kandung kamu... Saat dulu mama Lio sedang hamil besar Papa terpaksa harus ninggalin mama Lio karena pekerjaan Papa mengalami masalah besar selama 2 minggu, namun saat Papa kembali kata tetangga mama Lio sudah melahirkan namun nyawanya tak tertolong dan Lio dimasukkan ke panti asuhan oleh pihak tak bertanggungjawab". Jelas Arion panjang lebar dengan sedikit kebohongan karena Arion tak ingin Lio sedih saat tau ia hanya anak diluar nikah.

"Maaf tapi Lio ngga bisa langsung percaya akan hal ini sebelum ada bukti kuat yang dapat menyakinkan Lio". Ucap Lio dengan sorot sok tegas yang jatuhnya malah menggemaskan Dimata Arion.

"Tenang saja baby, kita bisa melakukan tes DNA agar Lio percaya kepada Papa". Ucap Arion seraya tersenyum hangat dan Lio pun hanya mengangguk tanda menyetujui.

"Baiklah kalau begitu ayo mandi bersama Papa Lio!". Mendengar penuturan Arion sontak saja membuat Lio kaget.

"Ehh ngga mau yaa!, Lio itu sudah besar malu kalau mandi sama orang lain".

"Apakah Lio masih belum bisa menerima papa nak? Hingga masih menganggap papa adalah orang lain". Ucap Arion dengan berakting sok sedih.

Dan benar saja Lio yang mendengar ucapan Arion pun dibuat gelagapan, "Ehh eh ngga gitu maksud Lio P-pa, AKHH YASUDAH LAH AYO MANDI!". Ucap Lio dengan frustasi namun beda lagi dengan Arion yang mengulum senyumnya saat mendengar Lio memanggilnya Pa.

Cevian LionardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang